Seni Bertahan di Steemit

in steempress •  6 years ago  (edited)


Source: Psychologistworld

Tuan dan Puan Steemians...

Sampai saat ini, kondisi SBD masih "kritis" dan "memprihatinkan." Naik turun hanya pada angka-angka itu saja. Kalau saya tidak salah hitung, kondisi ini telah berlangsung selama hampir lebih dua bulan terakhir.

Nilai SBD yang kurang menggembirakan ini telah berdampak pada naik turunnya semangat Steemian. Hal ini dapat dilihat dari maju mundurnya produksi konten yang dihasilkan Steemian dalam dua bulan terakhir.

Sebagian Steemian terlihat masih bertahan dengan tetap produktif menghasilkan konten setiap hari. Sebagian yang lain malah ada yang sudah "angkat" tangan dan menyatakan "pensiun" dari pentas Steem Blockchain. Ada juga sebagian Steemian yang melakukan cooling down sembari menunggu harga SBD kembali normal.

Bertahan, pensiun dan cooling down di pentas Steemit adalah pilihan-pilihan yang dapat kita tentukan sendiri tanpa bisa diintervensi oleh siapa pun. Pilihan-pilihan ini adalah manifestasi desentralisasi Steem Blockchain.

Di sebalik itu, pensiunnya beberapa Steemian memang tidak hanya dipicu oleh harga SBD belaka, tapi juga dipengaruhi oleh faktor upvote yang jarang berlabuh. Ini adalah persoalan klasik yang dialami oleh hampir seluruh Steemian, termasuk saya.

Namun demikian, tidak sedikit pula Steemian yang mencoba melewati kondisi ini dengan santai. Pola santai ini sangat membantu kita untuk dapat bertahan, meskipun sekarat.

Dua bulan pertama sejak bergabung dengan Steemit, saya juga mengalami sendiri kondisi postingan yang kering tanpa upvote. Saya harus puas dengan angka 0,00 atau 0,02. Bahkan sampai sekarang, kondisi minus upvote juga masih terjadi, meskipun sudah agak jarang.


Namun demikian, saya mencoba untuk terus bertahan. Sejak bergabung dengan Steemit, saya terus menulis setiap hari minimal satu postingan, tanpa jeda. Pengakuan ini bukan omong-kosong dan masih tercatat rapi di platform berbasis blockchain. Untuk mengetahuinya, kita bisa melakukan pengecekan kapan saja melalui steemd.com.

Bagi saya pribadi, hal ini tidak luar biasa, bahkan terlalu biasa. Sebelum mengenal Steemit saya sudah berlatih menulis setiap hari. Tidak semua tulisan yang saya tulis itu dibayar. Tapi saya terus saja menulis tanpa harus peduli apakah mendapat bayaran atau tidak.

Selain menulis di beberapa koran dan media online, saya juga menulis di blog, kompasiana, qureta dll. Sebagian koran cetak menyediakan bayaran ala kadar, sementara media online dan blog tidak menyediakan bayaran. Tapi saya terus saja menulis.

Kebiasaan ini akhirnya terbawa ke Steemit. Karena sudah "terlatih" menulis tanpa bayaran membuat saya tidak terlalu peduli apakah postingan saya mendapat upvote atau tidak. Namun sebagai manusia yang dititipkan rasa, kesedihan-kesedihan kecil tentu ada. Tapi hal tersebut tidak menjadi alasan untuk berhenti.

Saya terus saja memainkan seni bertahan. Menulis dan terus menulis "segila-gilanya." Bagi saya, menulis adalah kenikmatan. Saya mencoba mempertahankan keyakinan bahwa tidak ada kerja yang sia-sia. Setiap usaha akan tetap dihargai pada waktunya. Tidak hari ini, besok. Tidak besok, lusa. Tidak lusa, lusa lagi, lagi, lagi dan lagi.

Untuk kondisi minus upvote dan nilai SBD yang "sakit," kita harus tetap bertahan dan bertahan.


Source: NST

Ada beberapa seni bertahan di Steemit yang dapat kita mainkan guna menepis kesedihan yang tidak perlu:

Pertama, menanamkan keyakinan bahwa setiap usaha akan dihargai pada waktunya. Soal waktu adalah "misteri," sebab kita tidak pernah tahu kapan kejutan itu datang.

Kedua, jangan menjadikan Steemit sebagai satu-satunya harapan, tapi anggap saja ia sebagai hiburan kreatif untuk meraih kebahagian-kebahagiaan kecil. Jangan berhenti bekerja gara-gara Steemit, kecuali jika harga Steem sudah berada pada angka minimal satu juta per-Steem. Haha.

Ketiga, bagi yang hobi menulis, jadikan Steemit sebagai "buku catatan" untuk menulis hal-hal bermanfaat. Jika pun tidak mendapat upvote masih bisa dibukukan pada suatu waktu.

Keempat, tetap berselancar di media sosial lain seperti facebook guna mendapatkan hiburan pada saat postingan di Steemit dilanda "kekeringan."

Kelima, segera bergabung dengan beberapa platform medsos lain yang berbasis reward sebagai penghibur untuk menenangkan hati ketika nilai postingan Steemit terlihat "menyesakkan" dada.

Keenam, dalam kondisi SBD yang "lemah daya," setelah membuat postingan, segera ceburkan diri dalam aktivitas trading coin. Atau lakukan investasi pada saat harga Steem murah, seperti saat ini.

Ketujuh, jangan pernah menangis karena Steemit, sebab ini memalukan. Hahaha

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...




Posted from my blog with SteemPress : http://khairilmiswar.com/seni-bertahan-di-steemit/

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Bereh..
Yang namanya pekerja, pasti tak pernah berhenti. Sangat berbeda sekali dengan "sang penunggu."

Mantap, reputasi karap 50👍

Lagee banlheuh ta jeb ekstra Joss lheuh tabaca tulesan dron bang, segar menan

Omen, lon like kupi weng bang, haha

Tetap bersenang-senang di media sosial lainnya, karena medsos lain lebih banyak teman yang "beneran nyata" ehehe. Dan, jangan berharap seratus persen sama Steemit. Enjoy aja tapi pasti

Benar dan betul😀

Bagi saya yg basicnya bukan penulis, kendala ridak menulis setiap hari mungkin bkn karena SBD turun bg, tp kendala teknis yg betul2 meredam nge-post, seperti jaringan internet. Maklum, kmrn lg di Kampung.

Selain 3 kategori yg abg jelaskan di atas, saya amati banyak jg steemian yg beralih ke platform baru yg msh menawarkan uang virtual yg lumayan, meskipun mata uang ini blm eksis di dunia maya.

Mantap, pokoknya bertahan😀

Menulis bagi bg @tinmiswary ibarat ngopi pagi...

Mantap @abughaisan83, reputasi ka 50,😀👍

Alhamdulillah bg @tinmiswary

untuk media online yang sudah mapan seperti Kompas dan lainnya, sepertinya menyediakan bayaran alakadar. Tapi tak tahulah saya secara detailnya. Kalau media saya tentu belum mampu menyediakan award dalam bentuk rupiah, paling traktir kopi. Hehehehe.

Lon banyak tulis di Republika Online, tapi tdk ada bayar. Dan saya juga tdk berharap. Bagi saya, media adalah saluran menerbangkan pikiran. Untuk AceHTrend saya memang mengabdi sepenuh hati😀

saran yg saaangt bagus itu, trimaksh @tinmiswary.

ku rasa rame tmn2 steemian yg terkena imbas dr efek problema SBD skrg, tp klo tmn2 ada mbca dr post sdr yg satu ini, pasti mnjadi penawar rasa galau
bg yg mngalaminya...dan bs mbgkitkan enrgi baru
untuk trus brpacu dlm steemit ini.

bermanfaat luaaaarrr biasa...
slm hangat sllu

Mantap, terus berpacu😯

Berarti ke depan harus dibalik ini, posting dulu di sini, baru ke media online, biar steempress segar, hahaha

Hahaha, tapi jangan bilang2😂😂😂

Sangat mencerahkan dan memberi semangat bagi kami pemula, thanks, ciao...

Haha, tengkiyu

Membangkitkan semangaat saya sebagai pemula
Terima Kasih @tinmiswary

Oh, bagus, mantap. Harus bangkit

Hehehe iyaa pak @tinmiswary