Langsa, Aceh -
Dibalik salah satu ruang lantai dua Gedung Rumah Produksi Terasi, tampak sosok wajah dipenuhi peluh dalam balutan hijab alakadarnya. Tangan cekatannya sangat lihai mencetak ratusan bahkan ribuan kilogram terasi dalam bentuk bundar.
Wanita paruh baya itu adalah Kak Nong (50) salah seorang warga Gampong Lhok Bani. Janda anak enam ini sudah sangat berpengalaman. Mencetak terasi sudah dilakoninya selama tujuh tahun.
Diruang itu, bukan hanya Kak Nong. Beberapa wanita seusianya juga melakukan hal yang sama. Sementara puluhan ancak terasi sedang dijemur di teras luar lantai yang sama untuk dikeringkan sebelum dikemas.
Kak Nong bertutur, sehari dapat mencetak terasi sebanyak empat sampai lima ancak untuk di jemur. Selama tujuh tahun ekonomi keluarga ditopang dari pekerjaan ini. Sayangnya, masa pandemi pendapatan menurun drastis.
Di samping bahan baku yang sulit didapat, penjualan hasil produksi pun anjlok. Alih alih untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan dapur merasa sekarat.
Namun, sekarang ini dirinya menaruh harapan pada kelompok usaha SINAR BAHARI. Saat memutuskan bergabung berharap dapat membawa perubahan.
Menurutnya, dibawah naungan kelompok usaha, nantinya akan ada pihak yang mau memberikan modal, mempromosikan juga membantu dalam bidang penjualan.
"Siapa yang tak tahu tentang terasi hasil produksi warga Lhok Bani, terasi ini sering dijadikan buah tangan (oleh oleh) bagi para pendatang. Semoga suatu hari nanti, usaha terasi SINAR BAHARI dapat mensejahterakan para anggota kelompoknya," harap Kak Nong lirih, Jumat (03/09/2021).
Duduk bersila disudut ruang. Kak Nong Lebih banyak diam membisu seraya tangannya terus menerus mencetak terasi. Ironisnya tak banyak informasi yang dapat digali tentang si pencetak terasi.
#Diharapkan Menjadi Produk Andalan dari Kota Langsa#
Seperti diketahui, guna memberdayakan industri rumahan yang memproduksi terasi di Gampong Lhok Bani, Kecamatan Langsa Barat. Dibangun satu unit Gedung berlantai dua dengan nama "Rumah Produksi Terasi" melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dari dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) berdasarkan Keputusan Menteri PUPR.
Gedung yang di bangun kurang lebih panjang 28 meter, lebar 8 meter, ketinggian 10 meter dan luas areal 1200 meter tersebut, sudah memperhatikan faktor lingkungan termasuk amdal atau pengendalian limbah produksi.
Langkah ini salah satu upaya strategis untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan juga merupakan sarana peningkatan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat.
Diharapkan adanya Rumah Produksi Terasi bisa berdampak positif bagi perekonomian masyarakat guna mengurangi angka pengangguran.
Secara simbolis pengunaan gedung ini juga telah diresmikan oleh Wakil Walikota Langsa, DR. Marzuki Hamid MM pada 25 Maret 2021.
Peresmiannya menandakan gedung ini sudah dapat digunakan sebagai tempat produksi terasi. Pembangunan gedung terasi ini sudah melalui prosedurnya, ungkap Geuchik Yusri.
"Terasi produksi masyarakat disini sudah sangat dikenal secara luas, Kelompok Usaha terasi SINAR BAHARI layak mendapatkan perhatian oemerintah, tinggal lagi bagaimana memenej agar usaha ini bisa lebih berkembang pesat," ungkap Yusri.
Dirinya mengharapkan dengan sumber daya yang sangat terbatas ini, dibutuhkan kerja keras tanpa pamrih. Kelompok usaha ini tetap eksis meski dimasa pandemi.
Menurutnya, bukan hanya pihak aparatur Gampong Lhok Bani dan Pemerintah Kota Langsa saja yang mendorong agar usaha terasi bisa berkembang.
"Secara umum masyarakat kota Langsa dapat berpartisipasi memberikan dukungan moral agar terasi di Gampong Lhok Bani ini menjadi produk andalan Kota Langsa," tutup Geuchik. | syafrul |