Hubungan aceh dan gayo seperti bunga renggali dan seulanga, begitu lah di istilah kan oleh DR Yusra Habib Abdul Ghani intelektual Aceh Gayo yang sekarang bermastauti di Denmark di media serambi indonesia febuari 2008 lalu.
Menurut ahli Russel dan AH Hil mengatakan Suku bangsa Gayo adalah penduduk asli Samudra Pasai yang lari ke hulu sungai Peusangan karena tidak mau masuk islam ( Russel Jones 1999 dan Hill 1960 )
Bermula Syeh Ismail dari Mekkah datang ke Samudera Pasai dan mengislamkan Meurak Silu ( Nama Raja Malikussaleh sebelum di Islamkan) , Sang Syeh memintak Meutak Silu agar mengumpulkan mengumpulkan ule balang dan rakyat samudra pasai untuk memeluk agama islam, maka memeluk islam pula Tu seri kaya ali ghiyahuddin dan Tu baba kaya syeih semayamuddin, sedangakan sebahagian rakyat yang tidak ingin memeluk islam mengungsi ke hulu peusangan dan yang sekarang di kenal dengan nama gayo .
Itu lah catatan sejarah yang claksik, namun kesahihan cerita ini pun harus di kaji secara komperhatif.
dalam sejarah puak melayu disebutkan Suku gayo berasal dari Melayu Tua yaitu suku bangsa yang pertama mendiami negeri Aceh. ini di buktikan dengan articolog di kampung Mandale yang di yakini sejak 3000 tahun lalu sudah ada peradabannya di tanah gayo.
Peran Suku Gayo dalam membangun Kerjaan Aceh dan mengembang agama islam sangat besar, tak heran dalam cacatan sejarah aceh sering di jumpai gelar-gelar meurah yang berarti raja, dalam bahasa Gayo seperti meurah silu meurah sinabung dll, mereka adalah anak-anak raja linge yang menjadi raja di pesisir aceh timur dan barat.
Bahkan Meurah Johan Putra Adi Geunali Tengku Kawe Tupat dari kerjaan Linge adalah pendiri kota Banda Aceh ( Sejarah Kota Banda Aceh 1988 )
Meurah Johan adalah sultan Aceh yang pertama setelah mengalahkan kerjaan hindu indra purba, bersama gurunya tuan syeih Abddullah kanan dan menjadi raja Aceh / Ramadhan tahun 601-631 H atau 1205-1234 masehi dengan gelar Sultan Alaidin Johansyah ( A Hasyimi 1976)