"Pelebelan lebih kurang ajar daripada pengkhianatan"
Pagi nan syahdu,,,
Menyapu dan merapikan bilik kakek adalah rutinitas pagiku, di sebelah timur bilik terdapat sebuah ranjang besi bertuliskan "made in london" tegak berdiri. Orang terdahulu mengenalnya dengan sebutan ranjang inggris, sebuah tilam usang yang berbahan dasar kapas dilapisi kain berwana putih bersih tertata dengan rapi. Tak ketinggalan kelambu putih juga ikut menemani kakek saat beristirahat malam.
Kakek lelaki tangguh, ulet dan bersahaja. Rambut putihnya bukan alasan bagi kakek untuk berdiam diri.
"Meulu!, tahukah engkau apa yang membuat manusia cepat mati? "
Suatu hari kakek bertanya padaku saat aku terlelap tanpa sengaja di atas sajadah usai mengerjakan shalat shubuh
Tanpa menunggu jawabku kakek menjawab sendiri pertanyaannya
"Mereka yang bermalas-malasan ketika shubuh adalah mereka yang akan mati sebelum waktunya. Bagi para pemberontak, fajar adalah moment emas, saat paling tepat menggapai kemenangan"
Kakek berbicara sambil berlalu pergi.
Setiap pagi, setelah melaksanakan shalat subuh, mengaji dan membaca kitab serta buku-buku tuanya, kakek akan turun dari rumah panggungnya dengan membawa sebilah parang dan arit demi membersihkan kebun dan bercocok tanam.
Kebun kakek berada di halaman belakang rumah kami, seratus batang lada tumbuh rimbun menghijau, di sudut utara kebun, beberapa bonggol pisang tumbuh sangat subur.
Aku hanya datang ke kebun lada kakek saat kakek akan memanen pisang-pisangnya. Kakek mengurus sendiri kebun ladanya
"Sebelum ayah kau dijemput paksa oleh tentara Republik pada malam kelima bulan Muharam dua puluh tahun silam, aku berharap dialah yang akan mengurus semua kebun-kebunku, tapi semua itu tidak terjadi, ayah kau anakku satu-satunya, akupun anak lelaki tunggal dari ayahku, emak engkau meninggal saat melahirkan engkau, aku yang sebatang kara mendapatkan amanah besar dari Tuhan untuk menjaga dan merawat engkau". Suatu hari kakek berkisah tentang rencananya.
Setelah dua puluh tiga tahun, aku meyakini bahwa akulah yang sebatang kara, bukan kakek. Kakek masih memiliki aku, usiaku masih belia, tapi usia kakek sudah menginjak angka delapan puluh lebih.
Menurut Republik, ayahku anak seorang PKI, tumbuh besar dalam didikan Gerakan Aceh Merdeka pimpinan Tgk Hasan Tiro. Ayahnya sempat dikurung dalam tahanan PKI di Taperta Sumatra Utara selama Dua Puluh Tujuh tahun, keturunan bangsawan, leluhurnya penguasa tangguh pada masanya, memiliki daerah kekuasaan sampai ke perbatasan tanoh gayo, setingkat Kodim di masa ini, bersahabat dekat dengan raja Kucak penguasa tanah gayo.
Dengan pedang dan kuda putihnya sendiri menjemput paksa permaisuri Sultan Alaidin Syah saat ditawan oleh belanda di Kuta Cunda, mereka berdiam dalam benteng Lam Kuta. Kini kami menyebutnya " Kuta Batee". Kekayaannya melimpah, menghisap candu dari negara china kegemarannya, bermain judi hobinya, pedagang dari daratan cina kerap menjadi tamu istimewanya.
"Meulu, Republik ini sangat murka dengan leluhurmu, mereka murka karena leluhurmu para pengintai dikala fajar, dikala Republik mati terlelap". Kakek selalu mengulang kata-kata tersebut saat mendapatiku terkulai di atas sajadah usai shalat shubuh.
Pagi ini kakek memanen pisang-pisangnya, seperti biasa, aku akan ikut ke kebun jika pisang sudah bisa dipanen, membantu kakek mengangkat pisang ke rumah kami sebelum si Rasyidin si pedagang pisang datang mengambil untuk dijual ke pasar.
Disela kesibukanku mengangkat dan membersihkan tandan pisang, tiba-tiba kakek bertanya
"Kau lihat apa yang terjadi semalam?, adakah kau menghitung berapa jumlah rakyat yang datang untuk menyaksikan pemutaran film G/30 S PKI? "
"Mungkin sekitar tigaratus kepala", jawabku mengira-ngira.
"Republik ini selalu takut dengan bayang-bayang, bayang PKI, dan bayang-bayang Gerakan Aceh Merdeka. Bayangan mereka kerap diperjual belikan demi kekuasaan, dijual saat musim pemilu tiba.
Meulu, dulu ketika partai PKI menghabisi Tujuh Jenderal, Republik membalasnya dengan menyiksa dan membunuh Ratusan Ribu rakyat sipil, PKI memancung kepala Jenderal di Madiun, Republik membalasnya untuk seluruh Indonesia". Saat itulah aku ikut diarak dan dilempar layaknya binatang ke dalam sebuah truk, di dalam truk itu beberapa perempuan yang menggendong anak-anak mereka menjerit dan meronta, berdesakan layaknya ikan teri yang baru dikeluarkan dari jala para nelayan, tertindih bersusun, Tujuh Puluh Lima Persen dari kami menghembuskan nafas terakhir mereka di perjalanan menuju Sumatra Utara, tidak ada satu perempuan dan anak-anakpun yang tersisa. Aku, kakekmu ini beruntung bisa bertahan".
Seraya menghembuskan asap rokok daunnya ke udara kakek berhenti sejenak untuk kemudian melanjutkan kisahnya, terlihat gurat ketabahan terukir jelas di wajah tuanya.
"Tidak perlu aku menceritakan kepiluan saat berada di ruang 2x2 meter di bawah tanah tanpa lobang cahaya dan udara, ruangan khusus bagi kami yang diyakini sebagai PKI, ruangan gelap yang berpenghunikan enam tahanan. Tak perlu kau tahu sejauh itu, yang mesti kau fahami bahwa , aku,kakekmu ini menjadi PKI karna paksaan, bukan dipaksa oleh PKI tapi dipaksa oleh Republik dengan beragam siksaan dan penganiayaan, siksaan itulah yang membuat aku dan beberapa sahabatku memilih menjadi PKI, hal serupa juga terjadi dengan ayah engkau, menjadi GAM karna siksaan dan ancaman Republik. Ketika GAM menembak satu kepala prajurit berpangkat Bintara, mereka membalasnya dengan membumi hanguskan satu kecamatan kita". Dengan suara parau dan pelan khas lelaki tua yang sudah berusia Delapan Puluh tahun lebih kakek runut bertutur.
"Kau lihat tanah yang di atasnya telah kutanami pepohonan pisang?", kakek bertanya seraya menunjuk ke arah pohon pisang yang berjajar rapi.
"Di bawah bonggol pisang itulah ratusan mayat warga sipil tak berdosa yang telah dipisahkan kepala dengan badannya ditenggelamkan. Tanah subur itu bekas sumur yang dikenal dengan lubang buaya, aku menimbunnya demi menutupi luka. Beberapa teman dekatku ikut serta, bahkan mereka sama sekali tidak faham apa itu PKI.
Kau tak perlu bingung saat melihat aku begitu telaten dan setia membersihkan dan merawat pisang-pisangku. Semua itu adalah bentuk pengabdianku kepada warga sipil yang tak berdosa, kepada sahabat dan saudara maraku yang telah pergi mendahuluiku, setiap saat aku selalu mendoakan mereka".
Kakek berkisah di antara hijau dan rimbunnya kebun lada.
"Leluhurmu para penguasa yang mati di tangan budak-budaknya, kau harus menyimpan cerita PKI dan GAM dalam satu kesatuan jasadmu. Republik telah memaksa engkau menjadi titisan keduanya. Engkau cantik dan menawan, setahun atau dua tahun kemudian, seorang lelaki akan datang meminang, dan dia seorang perwira tinggi, jika aku sudah kembali kepangkuan Tuhan, jangan sekali-kali kau sembunyikan darahmu. Kita para penggapai kemenangan di saat fajar, saat Republik sedang terlena dalam kelembutan selimut awan". Kakek berpesan seraya mengakhiri sejarahnya.
Aku bungkam tak bergeming
"Mungkin ini pesan terakhir kakek" pikirku dalam senyap.
Benar kata kakek, apapun yang akan terjadi dalam perjalan hidupku, aku harus jujur atas darahku
"Aku titisan PKI, juga titisan GAM, Hantu bagi Republik"
Thanks For You Vote
FOLLOW ME @FARAHTJUT
Kop yoe loen bak di paksa jeut keu PKI...hahahahaha salam kak @farahtjut yang meutuah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam juga @ taministy meutuah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hehehe loen bacut meutuah kak... Brat bang @rismanra
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
🐶
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
🐶
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
kalau barang memaksa memang bahaya. pue lom di paksa PKI
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hhh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Dipaksa menjadi PKI. Hemmmm. Parah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
meunyoe na boinah lon powersteem 1 juta.. man 1000 persen lon vote... tapi kaleuh lon vote beh, izin resteem juga cut kak @farahtjut meutuah mubahgia donya akhirat.. postingan ini, luar biasa..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih banyak @abunagaya, semoga bisa beanfaat untuk semua
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
GAM.PKI..etc.mungkin itu adalah produk dari ambisi sebuah kekuasaan..cerita yg bagus..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tergantung dari sudut mana kita melihat dan membaca sejarah @ coinfarmer
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya begitulah..akan lbh baik jika semua berdamai..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Very interesting and informative post shared followed and upvoted. @farahtjut Wish you the best with all your future endeavors.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thanks for coment @orhun
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @farahtjut! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
cok sineuk...hana penting isi tulisan..yg penting cok sineuk
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hhhhh, i will very happy for you vote, but more happy if you want read the artcle. Tq @siagamz
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hemmmmm
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit