Perjalanan dimulai pada saat hari dimana pada hari itu ditugaskan sebagai guru bakti kepada disiplin ilmunya, yang ditugaskan kenegeri orang yang jauh dari kampung halaman sendiri, pada permulaan akan mulai mengajar esok hari, hari ini perkenalan dengan para orang kampung yang ditugaskan ditempat itu, sebelum saya memperkenalkan diri saya. maka orang yang sangat minim dengan ilmu pengetahuan dan kurang mengetahui penampilan lalu mereka berkata, bapak, bapak dari mana kok ganteng kali, oh tuhan dari mana engkau kirimkan hambamu bagaikan bintang yang bersinar,,,,,
Sebelumnya kita gambarkan sedikit kampung yang ditugaskan guru bakti itu, nama kampung itu kita bilang aja kampung leubok kliet, yang terletak kampung itu sangat terpolosok jauh dari jangkauan pemerintah jangankan pemerintah propinsi pemerintah kecamatan atau pemerintah kabupaten saja tidak memungkinkan untuk datang karena kondisi kampong yang sangat jauh dari pemukiman warga, apalagi kampung yang sangat tertinggal, jangankan untuk menggunakan listrik, lampu penerang seperti senter,atau penerang lain aja kurang, mereka hanya menggunakan obor untuk cahaya penerangnya, mata pencarian hari-hari hanya berburu, dan anak-anak dibawa untuk berburu tanpa memberi ilmu pengetahuan. itu jalan satu-satunya untuk mempertahankan hidup mereka, kalo dibilang sangatlah ketinggalan, bagaimana cara untuk menyekolahnya sedangkan untuk tempat tinggalnya hanya disebuah gubuk yang dibuat dari ranting pohon, sepeti rumah-rumah yang dibuat di sebuah film yang sangat buruk, apalagi untuk memberi ilmu-ilmu pengetahuan, jangankan untuk memberi ilmu pengetahuan, air minum saja mereka dapatkan hanya di bawah kaki gunung di kubang-kubang yang sudah digunakan oleh binatang-binatang yanga sangat berbahaya bagi kesehatan, sangat sulit untuk mendapat air yang bersih seperti kita biasanya,
Namun, dengan datangnya seorang guru bakti ini agak membawa pencerahan, pertama kali saya sampai ditempat itu, disambut sangat baik oleh orang-orang di kampung itu dengan adatnya kampung itu, pas hari pertama masuk untuk mengajar, hanya biasa-biasa saja, kemudian beberapa hari sudah baik, datanglah hari ketujuh pada saat itu datanglah seorang bocah yang sangat galak, melempari tempat saya mengar itu, sebut saja balai, pas dilempar tepat kena di didnding balai, semua tersontak terkejut mendengar suara yang sangat keras karena suasana di dalam balai itu sedang hening dan sunyi karena sedang belajar. Buru-buru saya turun dari balai mau lihat apa yang terjadi, pas sampai saya di bawah sudah tidak ada lagi orang yang melempari balai tadi, yang ada hanya seorang bocah yang berlari ingin bersembunyi, namun sudah terlambat karena sudah ketahuan oleh saya, kemuadian saya panggil dia, naakk,, kesini naak. Karena ketakutan melihat saya, bukannya mendekat dia langsung mengambil jurus seribu langkah, entah kemana dia lari, ya sudah saya biarkan saja dia pergi, sayapun masuk lagi untuk mengajar untuk mengakhiri jam mengajar,,
Karena saya juga tinggal di kampung itu, hari-hari saya berbaur dengan warga tentunya sesudah mengajar anak-anak, namun satu hal yang sangat saya bangga dan kagum dengan anak-anak dan orang-orang di kampung tersebut, yaitu mereka mau dan tidak malas yakin dalam menuntut ilmu yang saya berikan, mereka sangat tekun dalam belajar, bukan hanya anak-anak tapi orang tuapun ikut serta dalam menuntut ilmu tanpa ada kata malas belajar, mereka terus menggali ilmu, bukan dari itu saja, namun mereka juga pinter dalam berolahraga seperti, main bola, main volly, dan main karet,dan main catur entah dari mana mereka lihat olah raga seperti itu, karena ketukunan mereka dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu, kembali datang satu masalah yang menimpa murid saya, bocah tadi datang lagi, memukul murid saya waktu pas pulang dari balai, pada saat itu murid saya itu mau ambil air untuk dibawa pulang kerumahnya, dan pada saat dia usai isi air dalam potnya datang bocah nakal tadi dan langsung menyerangnya, karena bocah itu lebih besar dari murid saya jadi, dia takut untuk ngelaawannya akibat itu muka murid saya benjol karena kena pukulan bocah nakal itu. Nama bocah itu Noval yang tinggal di kampung itu juga, tapi rumah dia jauh dari pemukiman warga kampung tersebut, dia merupakan yatim piatu dia tinggal di rumah pamannya karena tidak ada lagi orang tuanya mulai dia berumur 2 tahun, dia sangat membenci saya, waktu dia melihat saya dia lari seakan-akan dia ingin membunuh saya, tapi saya saebagai seorang guru, ya saya bersikap ramah saja sama dia dan lagi pula saya juga tidak bisa marah-marah sama anak-anak.
Karena si murid saya sudah kena pukulan sama noval, jadi keesokan harinya dia tidak datang belajar ke balai, karena saya lihat si murid saya tidak datang, saya tanya ada yang tau haris kenapa gak datang kebalai hari ini, nama murid saya yang kena pukulan tadi namanya adalah haris, dia merupakan murid yang minat belajar bagian alam atau sering kita sebut geografi, karena dia tak kunjung datang juga setelah saya menunggu dia, semua murid saya menjawab, kami tidak melihat dia pak, mulai sesudah ambil air dikubang sampai saat tidak jumpa lagi, entah kemana dia pergi pak, di jawab oleh seorang murid saya lagi, pak saya melihat dia kemaren berantem sama sinoval, tapi sesudah itu saya tidak jumpa lagi,
Keesokan harinya barulah haris datang lagi kebalai, waktu saya lihat dia agak ketakutan entah mengapa, waktu saya lihat ke dia enggak seperti biasanya dia begitu, saya dekati dia dan menanyakan apa masalahnya namun dia enggan memberitahunya karena takut ancaman noval, karena saya bujuk terus-terusan akhirnya diapun menceritakan semuanya. Ketika saya bertanya kenapa harus begitu dia, Kenapa dia larang kamu pergi kebalai,? Dia jawab karena bapak akan menghacurkan semua yang kita punya, ketika itu ternyata bukanlah haris saja yang kena ancaman namun semua murid yang pergi kebalai diancam sama sinoval, pada hari itupun dari sunyi menjadi tegang dan terjadilah perdebatan yang serius saya dengan murid-murid saya, bapak datang kesini bukan untuk lainkan, bapak datang kesini hanya ingin menghacurkan kampung dan ingin mengusir kami dari kampung kami sendirikan,? Sontak terkejut saya waktu mendengar kata-kata yang dikeluarkannya, langsung saya jawab, siapa yang bilang begitu, kan saya datang kesini untuk mengajar anak-anak (kalian) disini, buktinya udah 1 bulan saya disini tidak apa-apa kan? Saya tidak merusak dan mengusir kalian kan,? Siharis menjawab iya sih pak, tapi kami takut,, bila semua itu terjadi, apalagi sinoval bilang kalo bapak mau membakar kampung dan mengusir kami dari kampung kami, karena suasana yang tegang gara-gara perdebatan tadi sudah aman, jadi saya dekati siharis lagi, kenapa di muka kamu benjol nak, dan langsung dia bilang kalo itu perbuatan noval, karena saya dengar itu perbuatan noval, langsung saya tanya dimana rumah noval, anak-anak takut memberitahunya, ya sudah saya tanya lagi dengan nada agak tegas, kalo kalian tidak mau memberitahu saya akan mencari tahu sendiri dari orang-orang kampung ini, dan tidak mau mengajar hari ini, dengan sendirinya mereka menjawab, haris tau pak, maka hari itu juga saya pergi kerumah sinoval, pas kami sampai kerumah dia langsung kami beri sapaan kerena tidak ada orang di luar dan tidak ada jawaban, sesudah 2 kali saya beri sapaan akhirnya keluarlah seorang lelaki dan dia berkata, kalian siapa, ada perlu apa,? saya jawab, saya guru anak-anak ini, lansung dia marah-marah mendengar saya bilang guru anak-anak, hei dengar ya,,, kau itu jangan pernah datang lagi kesini dan jangan pernah ganggu lagi sinoval ngerti, dengan gaya marah dia pergi ninggalin kami entah pergi kemana dia, terus tidak lama kemudian kami lihat noval keluar rumah dan lari kebelakang rumah, karena dia ketakutan lari tidak dia liat bahwa didepannya itu ada pohon pinang yang berdiri tegak yang ditanam untuk jemuran baju oleh pamannya dan dia langsung nambrak pohon pinang itu, terpental sudah ketanah, ya sudah kamipun lari menolongnya bersama-sama. Saya menanyakan kepada noval kenapa kamu lari nak, takot sama siapa,?
Sesudah hal itu terjadi hari berganti hari saya ngajar di desa itu tidak ada gangguan lagi dan sangat tentram, dan tidak terasa saya hanya tinggal beberapa hari lagi membaktikan diri di kampung itu, namun anak-anak meminta saya tidak pulang kampung dan tinggal bersama mereka untuk belajar sama-sama. Dan entah mengapa hari itu saya tidak merasa nyaman dan ingin refreshing karena selama tiga bulan di kampung itu diutuskan tidak pernah merefreshingkan diri, ya sudah saya ambil satu keputusan hari itu tidak belajar satu hari untuk refreshing, karena anak-anakpun gak pernah keluar dari kampung itu, sayapun ajak anak-anak untuk ikut bersama saya, dan pada saat itu anak-anak menanyai pada saya, pak kalo kita pergi jalan ketempat wisata terlalu jauh, memakan waktu satu hari baru sampai kejalan,, jauh sekali pak ee,, ya sudah saya berpikir juga ya, kalo kita pergi sekarang nanti sore belum tentu sampe ketempat, apalagi kita untuk pulang, pas kebetulan, di kawasan desa kira-kira 20km lebeih kurang jauhnya di satu kecematan ada sahabat saya waktu SD ya sudah saya telpon dia kebetulan juga dia punya mobil, saya suruh untuk datang ketempat saya ngajar tadi, karena dia tipe orang setia kawan maka dia datang ketempat saya ngajar, pas dia sampe kekampung tempat saya mengajar itu pas jam 15,40 lebih kurang kami yang menunggu dia dari jam 11 pagi tadi, ya sudah terpaksa saya cancel untuk ke hari esok aja, dan saya suruh anak-anak untuk minta izin duluan sama orang tuanya masing-masing, karena sahabat saya ini tidak memungkinkan untuk pulang lagi saya ajaklah dia bermalam di tempat saya.
Keesok harinya anak-anak sudah terkumpul dan sayapun dalam tiba-tiba datang gaji kebetulan tanggalnya pas dikirim dari kepala yang utuskan saya kesana, dan kamipun langsung berangkat, sampailah pada suatu tempat ditempat wisata, yang lumayan melelahkan waktu kami pergi tadi, belum lagi pulang nanti dan saya melihat anak-anak begitu bahagia dan saya juga ikut bahgia melihatnya, sambil saya melihat mereka main saya kepikiran sama kampung itu, terutama dibagian air bersih, saya carilah satu botol plastik yang bisa nampung air, dan saya panggil anak-anak, saya tanya nak kalian ingin minum air brsih gak,, di jawablah oleh anak-anak, mauuuu serentak, nah kalo mau lihat cara membuat air bersih, saya ambil pisau saya potong botol tadi, terus saya lubangin dibagian tutupnya terus saya masukin pipet kedalam lubang dan saya lem pake lapban, kedalam botol saya masukkan pasir, lalu saya tuang air yang warna agak keruh kedalam botol itu, dan keluarlah air dalam pipet yang warnanya tadi keruh sekarang putih jernih, karena sudah memahaminya saya cukupkan aja, saya ajaklah pulang anak-anak, sambil pulang saya teringat lagi bagaimana jika saya beli ember besar untuk bisa menampung air bersih di kampung itu, yaaa akhirnya sayapun memutuskan untuk membelinya, kalo di jumlah-jumlah adalah menghabis dana lebih kurang ratusan ribu rupiah, akhirnya tibalah di kampung asal anak-anak ini,
Keesokan harinya anak-anak sudah pada pergi belajar kebalai, karena masih juga rasa bosan saya dan agak kecapean abis jalan-jalan sama anak-anak kemaren saya putuskan lagi, kalo hari ini kita tidak belajar di balai tapi kita belajar praktek gimana mau,,? Mauuu jawab anak-anak. Dan saya arahkan anak-anak ketempat dimana ember besar itu disimpan, kemudian saya tanya kepada anak-anak, masih ingat gak punya bapak kasih kemaren ditempat wisata, di jawab iyaa pak dan sayapun menyuruh anak-anak untuk mempraktekkannya yang saya ajarkan kemaren, dan dengan cepat tanggapun mereka mengerjakan sedikit demi sedikit dalam anak-anak mengerjakan membuat tabungan air bersih terlihatlah para penduduk desa itu ingin berpartisipasi, ada seorang penduduk menanyainya, bapak apa yang mau anda buat bapak,,? Saya menjawab Kan di kampung kita ini kekurangan air bersih, yah saya pikir nanti kalo kita buat tempat tampungan air bersih seperti ini bisalah untuk dapat mencegah penyakit yang mernyerang kita,, nah kalo udah ada tempat ini nanti bapak-bapak dan ibu-ibu dan anak-anak tidak harus ambil air kubang lagi untuk minum, ambil air ini dan langsung bisa bapak ibu minum, ooooo begitu ya bapak, iyaa.. kalo gitu pak terimakasih banyak pak atas semuanya,, tidak apa-apa.
Dan pada akhirnya datang pula hari dimana hari perpisahan dengan para penduduk dan murid-murid saya yang tercinta serta dengan kampung lubok kliet tercinta ini. Pada saat itu kepala sekolah saya datang untuk menjemput saya ketempat asal saya, waktu saya melihat kewajah para penduduk kampung leubok kliet terasa sunyi bagaikan tiada angin dan kicauan burung yang menerpa, muka para penduduk desa ini murung seakan-akan tidak mengikhlaskan saya pergi, apalagi dengan murid-murid tercinta saya, tidak hentinya menangis, dan berkata bapak,, bapak akan kembali ke desa mee lagi ya, kapan bapak bisa datang lagi kesini,? Saya jawab insya Allah jika ada waktu nanti bapak akan datang lagi kesini. Janjikan itu pak,, iya insya Allah janji.
Dan sayapun pergi naik mobil, kira-kira ditengah-tengah perjalanan saya lupa sesuatu, karena saya melupakan buku saya tinggal di kantor balai, ya sudah saya kembali lagi ke kantor untuk mengambilnya, sesampainya disitu para penduduk masih juga belum pulang, dan ketika saya udah kelihatan saya, ada deorang warga yang berteriak, Hooreeeeee Pak Tarzil datang lagi,, horee,, yg lainnya mana mana mana,, itu dia. Loncat-loncat semuanya. Sampai saya di situ ditanya lagi, bapak gak jadi balik kampung ya dengan nada senang,, sayapun menjawab Jadi,,, kembali mereka murung, saya datang kesini hanya mau ambil barang saya yang tinggal di kantor, terus pulang langsung, saya langsung menuju kekantor pas waktu saya lihat hpnya kok gak ada lagi,, siapa yang ambil buku saya,? Ya sudah saya ikhlaskan sajalah niat sedekah saja, pas waktu mau langkah kaki ke mobil ada suara yang datang dari belakang saya, bapak, bapak mencari ini,? Saya melihat kebelakang dan ditangan noval ada buku saya, dari mana kamu dapat ini nak,? Dari atas meja waktu sepi saya lihat semua orang udah pada mau pulang ya sudah saya ambil terus dari pada hilang,,,,,
Oh iya bapak, boleh gak saya bertanya,? Iya boleh nak noval, mau nanya apa? Kalo kita orang nakal gak boleh ya berkawan sama orang baik seperti bapak karena paman saya bilang begitu, saya jawab, kenapa gak boleh siapa yang larang,? Saya sodorkan tangan saya untuk salaman sama noval, gak mau ah, bapak orang baik, noval anak nakal yang selalu ganggu kawan-kawan belajar, saya jawab enggak kok, gak seperti itu kok, kan noval anak baik, buktinya ini, saya angkat buku, berlinanglah air mata dia menangis sangat besar dan memeluk saya, lalu saya menanyakan kepada noval, noval paman kamu dimana kok gak datang kesini,? Dia jawab, dia udah ditangkap polisi gara-gara narkoba mulai bapak datang hari itu sampai hari ini di tidak kembali-kembali lagi, ada orang kampung bilang dia sudah ditangkap polisi dengan suara nangis, lalu dia bertanya lagi, bapak kapan balik kesini lagi,? Insya Allah kapan yang ada waktu, kalo ada umur panjang nanti kita akan jumpa lagi,, jangan nakal lagi ya, iya pak… dan akhirnya saya melangkah kaki meninggalkan desa tersebut,,, selamat tinggal desa leubok kliet untuk sementara waktu dan semua murid-murid tercinta saya,
Dan tepat pada tanggal 20 juni 2017 kemaren bertepatan puasa ramadhan ke 23 saya datang silaturrahmi lagi dan melihat kampung ini ada sedikit kemajuan, dan melihat tempat yang pernah saya singgah di balai beberapa bulan yang lalu sudah berdiri ruangan yang lumayan bagus, dan sangat terawat melihat ketempat saya singgah itu membuat air mata saya turun dengan sendirinya, dan berjumpa dengan seorang guru baru disitu, dia bercerita lebar panjang dengan saya,, saya tidak abis pikir anak-anak disini, sangat bandel sekali mereka, hehehe dengan nada senyum saya menjawab, mungkin mereka kecewa dengan saya, maksudnya bang..? kebingungan guru baru itu,,? Pas mau menjawab datanglah suara dari jauh, pakk Tarziiiiiiiiiilll,,,, whoi kawan-kawan ada pak tarzil itu sama pak iwan, ayo kita jumpa sama pak tarzil, lari mereka menuju saya dan memeluk saya, dan berkata bapak kami sangat sangat sangat kangen sama bapak, iya bapakpun sangat kangen sama kalian, apakabar kalian baik-baik saja kan,,? Ooooo ini pak tarzil yang kalian maksud itu kata pak iwan,,, oiya kenalkan nama saya Mustarzil Jalil, nama panggilan tarzil. Pantesan anak-anak tidak mau sama saya karena bapak memanjakan mereka begitu,, ooch gak juga,, oiya,, kata bapak ini kalian bandel ya sama bapak, iya pak, abisnya bapak iwan ini kejam sekali sedikit-sedikit marah, sedikit dikit marah,,, ooo gak boleh macam itu, nanti kalo bandel bapak gak akan pergi kesini loh,, anggap aja bapak iwan yang mengajar ini seperti bapak tarzil juga, gak ah, bapak itu jahat. Hahahaha masak jahat gak kelihatan kok jahatnya sama bapak, sambil mengobrol kita menuju kebalai dan anak-anak terus mengikuti saya, dan akhirnya saya bilang, kalia mau buka sama pak tarzil ya,,, iyaaaa pakk sambil tersenyum gembira, dan pada malam itu sesudah shalat tarawih kami saling curhat tentang anak-anak, dan yang mendengarkannya anak-anak pula, sampai tidak terasa sahur menjumpai kita lagi namun yang anehnya anak-anak juga tidak ngantuk malam itu mendengar curhat kami,, sesudah itu kami makan sahur kemudia nunggu subuh, usai shalat subuh saya suruh anak-anak untuk membaca Alqur’an dan usai membaca beberapa surat pendek, saya suruh pulang untuk tidur dulu, dan sayapun pamit sama anak-anak serta pak ridwan untuk kembali kekampung halaman saya, yang jauhnya itu lebih kurang 100km dari kampung tersebut,,,,, Nah Begitulah Lebih Kurang Cerita Pengalaman Saya Selama Beberapa Bulan Di Tempat Yang Sangat Mulia.
Meurah mulia 28 juni 2017
Penulis / Pengarang ttd
Mustarzil Jalil, S.Pd.I
Source ;
https://mustarzilblog.wordpress.com/2017/07/01/sejarah-perjuangan-sang-guru-bakti/
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://mustarzilblog.wordpress.com/2017/07/01/sejarah-perjuangan-sang-guru-bakti/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit