Sebagai Putra Rejang saya patut berbangga hati dan raga. Setidaknya masih punya rasa peduli akan akar budaya, bahasa, serta adat-istiadat.
Akhir pekan ini, saya dikunjungi orangtua dari dusun (Lebong), membawa rindu untuk anak-anaknya di kota. Selain rindu, ada satu dus mie instan, satu pack kopi Lebong, dan setoples Lemea. Yang unik dari kunjungan orangtua pekan ini bagi saya adalah satu buah buku.
Buku ini ditulis Putra Rejang Zulman Hasan, hasil perenungan beberapa tahun serta niat baik untuk menambah kazhanah pengetahuan sejarah dan budaya masyarakat Rejang. Saya ucapkan terimakasih. Buku ini akan saya baca dan tuntaskan.
Buku ini dihadiahi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebong. Karena satu bulan yang lalu saya titip manuskrip sehimpun puisi untuk Rejang melalui orangtua saya, agar dibaca oleh para pemangku jabatan instansi terkait di Kabupaten Lebong. Untuk memberikan dukungan moril dalam bentuk apapun, serta besar harapan saya juga dukungan materil (jika berkenan). Hihi
Setelah ini, Insyaallah saya akan segera menerbitkan antologi puisi "Stabik" (Sehimpun Puisi untuk Rejang). Prolog oleh Dr. Sarwit Sarwono M.Hum dan Epilog oleh Emong Soewandi.
Mudah-mudahan proses penerbitan antologi ini nanti mendapat doa serta dukungan dari masyarakat Rejang khususnya dan masyarakat Bengkulu pada umumnya.
Bahwasanya masih ada anak muda yang peduli akan kebudayaannya sendiri. Ia tulis dalam bentuk puisi. Aamiin.
Oh ya, saya sebenarnya bukan lahir dari dua orang Rejang. Ayah saya berasal dari suku Pekal di Bengkulu Utara, namun lahir dan besar di Lebong (komunitas masyarakat Rejang terbesar di Bengkulu). Bahasa Rejangnya juga sangat pasih.
Sementara Ibu saya adalah Rejang asli (Jang Kaet) haha. Keturunan marga Suku VIII pecahan dari Marga Tubei. Semasa pemerintahan Rajo-Rajo, Pemimpin marga kami yang terakhir adalah Pasirah Saharudin yang bermukim di Talang Leak.
Jadi saya adalah seorang Pangeran jika masa pemerintahan Pasirah dilanjutkan. Hahaha
Salam.
Untuk Bapak Kabid Kebudayaan Lebong saya hadiahi balik
Di rak buku Bengkulu tentang Rejang
Yang tengah adalah Tembo dari keluarga marga suku VIII. Sedang di rak buku rumah Lebong tak saya bawa ada skema dan bentuk tarian Kejai, Ireak Ca'o Jang, dan beberapa kopian Serambeak serta adat Kedurai Agung.
Inilah penampakan Pangeran Marga Suku VII
uku tun Jang
Stabik
Bengkulu, April 2018
@gandasucipta02
All photo: private collections
Terus semangat mencintai dan menggali Rejang. Masih banyak misteri yang belum terungkap dari suku Rejang.
Melengkapi buku @gandasucipta02... tapi dak boleh dipinjam, apolagi diminta. Ini buka langka
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Yo sudah kak, aku pandang be 😑
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
ini yang wajib dimiliki, dokumen paling lengkap tentang Rejang. Tambo Rejang yang disusun M. Hosein dan Abdullah Sidik ditulis berdasarkan dokumen ini. Fotokopilah kapan2...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tengkiu kak Emong. Aku nak kopikan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit