Pada tanggal 15 Desember tahun lalu saya tercatat sebagai peserta Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X di kota Serang, Provinsi Banten. PPN x di Banten merupakan perhelatan penyair yang diikuti penyair-penyair dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Saya, @imansembada, berangkat ke Banten guna mengikuti PPN X dengan menumpang kendaraan pak Ahmadun Yosi Herfanda. Selain saya, ada juga kawan penyair yang turut menumpang antara lain Ketua Dewan Kesenian Tangerang Selatan (DKTS) Shobier Poer, Mahan Jamil Hudani, serta tiga penyair dari Brunei Darussalam (satu di antaranya pak Zefri Ariff).
Berfoto bersama di teras rumah pak Ahmadun Yosi Herfanda
Ketiga penyair dari Brunei Darussalam tiba lebih awal dan menginap terlebih dahulu di kediaman pak Ahmadun Yosi Herfanda. Sekitar jam 10.45 kami berangkat ke Banten. Sepanjang perjalanan, kami berbincang santai mengenai kesusastraan.
Saya pun sedikit bertanya tentang perkembangan perpuisian di Brunei Darussalam kepada pak Zefri. Lalu lelaki separuh baya itu pun bercerita mengenai perpuisian dan kepenyairan di negaranya.
Pak Ahmadun Yosi Herfanda yang sedang menyetir pun sesekali ikut menyambung obrolan. Karena sambil mengobrol, tak terasa perjalanan kami sudah sampai di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD). Karena hari Jumat, maka kami sepakat untuk mencari masjid guna melaksanakan salat Jumat. Laju kendaraan diperlambat, tak lama kemudian, kami mendapati masjid yang terletak di sisi Jalan Raya Serpong.
Kendaraan menepi dan parkir sesuai arahan juru parkir. Kami keluar kendaraan satu per satu. Cuaca sangat cerah, meski tak sampai menyengat. Saya berjalan di trotoar, lalu berbelok ke kiri memasuki halaman masjid. Masjid sudah dipenuhi jamaah yang akan melaksanakan salat Jumat. Saya terus berjalan di sisi kiri masjid akan menuju ke tempat berwudhu. Sebelum berwudhu, saya terlebih dahulu masuk ke kamar kecil untuk buang air kecil.
Untuk berwudhu pun harus mengantre, sebab Jamaah yang membludak. Setelah berwudhu, saya berjalan mencari shaf yang masih kosong. Saya mengedarkan pandangan ke dalam masjid. Di dalam masjid sudah penuh dipadati jaamah. Saya kemudian berjalan ke arah halaman masjid yang telah dipasangi karpet, saya melihat masih banyak shaf yang kosong.
Saya segera melaksanakan salat sunah dua rakaat. Selesai salat sunah saya bersiam khusyuk mendengar khatib berkhotbah.
Sudah menjadi pemandangan yang biasa jika khatib sedang berkhotbah banyak jamaah yang terkantuk-kantuk. Saya sendiri pun dilanda kantuk. Mulut saya beberapa kali menguap. Saat menguap saya menutup mulut saya dengan punggung telapak tangan saya.
Beberapa kali terdengar bunyi klakson karena letak masjid yang dekat dengan jalan raya. Wajar saja hal itu terjadi.
Tak lama kemudian, terdengar lantunan iqomat, tanda bahwa salat Jumat akan segera dilaksanakan. Semua jamaah berdiri. Mengisi shaf-shaf yang kosong dan merapikan barisan.
Usai salat Jumat, saya segera kembali ke posisi kendaraan diparkir. Saya menanti kawan-kawan yang masih berada di dalam masjid. Beberapa butir keringat mulai tumbuh di kening saya. Mas Shobier Poer muncul dengan membawa beberapa botol air mineral. Saya langsung membuka dan meminum air meneral yang diberi mas Shobier Poer.
Setelah semuanya berkumpul, kami masuk kendaraan satu per satu. Kendaraan melaju perlahan. Siang itu lalu lintas cukup ramai. Kendaraan melaju dengan kecepatan sedang. “Sebelum masuk jalan tol, sebaiknya kita makan dulu ya,” ujar pak Ahmadun.
“Iya pak,” dengan cepat saya menyahut. Mahan Jamil Hudani senyum-senyum ke arahku tanda setuju. “Sip. Saya memang sudah lapar,” katanya lirih setengah berbisik.
“Makan di mana nih yang enak?” ucap pak Ahmadun dalam nada tanya. Saya dan mas Mahan Jamil Hudani yang duduk bangku deretan belakang saling bertukar pandang. “Kita makan di restoran Padang aja ya,” sambung pak Ahmadun. Kami yang mendengar langsung mengiyakan.
Kendaraan kemudian menepi, lalu parkir di pelataran restoran Padang. Kami masuk restoran Padang. Tak lama kemudian, nasi dan bermacam lauk-pauk dihidangkan di atas meja. Saya yang juga sudah lapar, segera menyantap hidangan. Ada rendang, ada ayam bakar, ada paru, ada udang goreng dan masih ada beberapa yang lain.
Seusai makan siang, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kendaraan melaju menyusiri jalan raya yang lumayan padat. Beberapa menit kemudian, kendaraan sudah mengarah masuk ke jalan tol. Kendaraan melewati gerbang tol. Di jalan tol kendaraan-kemdaraan melaju kencang. Inilah namanya jalan yang bebas hambatan.
Di jalan tol, beberapa kawan sudah ada yang tidur. Maklum perut yang kenyang ridak jarang bikin mata cepat mengantuk. Heheheee.....
Sekitar 80 menit kami melaju di jalan tol, kendaraan segera mengarah keluar, gerbang tol kini sudah mengalami kemajuan dengan sistem otomatis. Jika ingin masuk atau keluar jalan tol, cukup dengan menempelkan kartu uang elektronik maka palang pintu akan membuka, setelah kendaraan melewati palang pintu akan segera menutup kembali secara otomatis. Serba dikerjakan oleh mesin-mesin yang telah diprogram terlebih dahulu.
Hari sudah sore, jam 16.15 kami tiba di hotel. Beberapa kawan segera melakukan registrasi untuk mendapatkan kunci kamar.
~ bersambung ke side B........
Depok, 14 Maret 2018
Iman Sembada | @imansembada
Pertemuan sastra yang asyik. Semoga setiap acara seperti ini bisa menghasilkan kreativitas yang semakin bagus bagi para pesertanya. Dan semakin berkembag dalam karya- karyanya.
Salam sastra penuh cinta.
#willyana
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Good
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Baca BSD aku jadi ingat SBD. Qiqiiqiqiqiqiq
PPN X memang Yahuuddd....👍👍
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sukses deh. Salam untuk semua peserta 😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Perjalanan yang berseni 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pertemuan ini yang menjaga generasi penyair secara berkelanjutan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
dari dulu pengen syair2 Indonesia dibuatkan video clipnya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
indahnya kebersamaan dalam lingkungan yang sama2 dihobikan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ngeri juga ya pake side A dan B. Berasa kayak lagi muter kaset TIPE ahahahahhahha.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
belom pernah ke pertemuan penyair mungkin next pengen coba ikutan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih, Iman. Enaknya para penyair Nusantara kita ajak gabung steemit saja ya....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit