Hiruk pikuk tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 terus saja membaha. Setelah urusan administrasi selesai, orang-orang memasuki pada tahap tes. Di tahap ke II ini, para CPNS mengikuti seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Ada tiga bidang, yaitu Tes Karakteristik Pribadi (TKP), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Saya melihat ada banyak sekali mereka yang gugur di tahap ini. Mereka rata-rata tidak mencukupi passing grade yang ditetapkan. Hingga tulisan ini lahir, setidak-tidaknya baru ada yang lulus (di Aceh) kurang-lebih satu persen. Itu pun kalau sampai.
Lantas keluhan ini dan itu pun muncul. Suatu ketika, ada seorang teman yang memposting status di sosial media. Intinya ia menyuarakan keresahan, di kabupatennya yang lulus (kalau saya tak silap) baru 2-4 orang saja. Ia pun bertanya dengan narasi yang agak gimana gitu; passing grade terlalu tinggi untuk ukuran anak daerahnya.
Saya langsung mendehem sendiri. Saya komen lah; menurutmu yang salah siapa dan apa. Ia pun tidak membalas pertanyaan saya, hanya mencoba mengalihkan pembicaraan. Komen saya sejujurnya berangkat dari kekesalan betapa buruknya mentalitas kita-kita ini.
Bagi saya, resah itu wajar, manusiawi. Tetapi agak gak enak rasanya bila ketidakberdayaan itu digugat dengan cara mencari-cari selah kesalahan. Persoalan passing grade itu sudah distandarisasi. Yang bermasalah, dalam hemat saya, bukan passing gradenya, tetapi kesiapan CPNS.
Ini di situ mau tes, di situ belajar. Ada juga yang tidak melakukan persiapan sama sekali, giliran tidak lulus, sudah salahkan passing grade. Man kan henk gitu?
Dari situ lagi-lagi saya tergugah, betapa inferiornya mentalitas kita-kita ini. Jujur, saya belum mengikuti tes, sama sekali tidak belajar. Tetapi lulus atau tidak, saya tidak akan salahkan passing grade. Bahkan saya sudah siap dengan segala kemungkinan.
Kenapa susah sekali bagi banyak orang untuk berjiwa besar? Mengapa sulit sekali memiliki mentalitas yang bagus? Saya termasuk yang meyakini bahwa tidak ada yang benar-benar ideal. Tapi, kalau ada orang-orang yang mudah sekali menggugat dengan hal-hal demikian, sungguh menyedihkan masa depan kita-kita ini.
Lain dari itu, masih terlalu banyak pula yang selalu saja berpikir begini: "Sekarang mana ada lewat, kalau gak ada orang dalam gak mungkin". Jujur, saya agak muak mendengar kalimat semacam itu. Bagi saya sederhana, saya melihat proses komputerisasi perekrutan yang dilakukan adalah upaya untuk meminimalisir kecurangan.
Ingat, kata yang dipakai "meminimalisir" bukan menghilangkan! Saya sepakat bahwa itu barang tidak sempurna, masih bisa direkayasa ini dan itu. Teknologi yang canggih, selalu memiliki ruang yang canggih pula untuk dikotak-katik. Tapi sederhanakan saja, setidaknya you lulus dulu itu SKD.
Ini SKD gak lulus, udah sebut ada orang dalam! Kan agak gimana gitu. Lain ceritanya wawancara. Nilaimu sama dengan orang yang anggaplah pernah bakti di instansi tersebut, kedua kalian lulus. Yang diterima satu orang, yang lulus yang pernah bakti di sana. Wajar gak? Wajar lah. Kita siapa? Dia pernah bakti di sana loh, curangnya dimana? Nilai sama, sesi wawancara aja yang lain.
Lagi pula, persoalan nepotisme ada ruang yang bisa diterima dengan catatan memenuhi kriteria dan kapasitas. Kemudian, coba lah untuk paham realitas tapi tetap keren. Misal, kita tahu ini zaman edan! Yang diterima 10 orang, anggaplah 6 orang udah ada jatah, you tinggal berjuang di jatah 4 itu. Kalau doamu maqbul, persiapannya bagus, dan lo punya otak plus pikiran jalan, InsyaAllah rezeki mu gak ketukar. Percayalah!
Dari segala Cang Panah di atas, yang terpenting itu dua; berjiwa besar dan bermentalitas paten. Tanpa itu semua, sungguh kita hanya akan terus menjadi pecundang. Segala alasan dengan bumbu retorika mungkin terdengar logis, tapi membela ketidakbecusan diri, akan mental di hadapan hati nurani. Nurani tahu, bahwa seorang pribadi itu, entah saya atau anda belum ada apa-apanya.
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @lontuanisme! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard:
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit