"Akil Balig bang," kata Buyung kepadaku kemarin sore pada acara buka puasa bersama KTM (Komunitas Teater Mahasiswa) 'Rongsokan' UIN Ar-Raniry di Gampong Gayo Kopi Jalan Lingkar Kampus Unsyiah Darussalam Banda Aceh. Buyung, salah seorang anggota KTM 'Rongsokan' itu menunjukkan tulisan kecil dengan jenis font arabic di baju kaus hasil desain Benny dengan yang katanya masih jomblo di Unit Kegiatan Mahasiswa tersebut. Desainnya menarik, dia memang dikenal menguasai adobe ilustrator sehingga menghasilkan sebuah karya yang luar biasa.
Hadir pada acara itu beberapa tamu undangan yang terlibat di bidang teater, musik dan seni lainnya.
Buka puasa itu juga kami jadikan meetup ala 'Rongsokan' yang dihadiri @teukumukhlis @donirosayandi @irwansyah270889 @riadhi2037 dan @iamgepe. @teukumukhlis selaku senior di @steemit berbagi cerita dan pengalaman bagaimana seharusnya mengelola akun @steemit kepada kami tadi malam.
Kembali ke akil balig. Jika kita melihat makna akil balig di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V, maka penjelasan yang muncul adalah tahu membedakan baik dan buruk (laki-laki berumur 15 tahun ke atas); cukup umur; cukup akalnya; dewasa. Sedangkan menurut Ensiklopedia Hukum Islam, akil balig adalah seseorang yang sudah sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif) dan mampu mengetahui hukum tersebut.
Setelah aku perhatikan benar-benar desain tersebut, lalu aku sadar bahwa umur KTM 'Rongsokan' ini sudah 17 tahun. Artinya, jika seseorang sudah memasuki umur tersebut maka dia sudah akil balig. Itu mungkin maksudnya. Ya, PLOK (Pekan Lahirnya Organisasi Keteateran) KTM 'Rongsokan' sudah yang ke-17 dan sudah dewasa.
PLOK yang dirayakan kemarin, Senin (28/05/2018) membuat pikiranku kembali ke masa lalu. Dimana perjuangan kami bersama beberapa senior di IAIN yang sekarang menjadi UIN membuahkan hasil. Buktinya, kemarin umurnya sudah 17 tahun.
Aku ingin sedikit bercerita tentang awal munculnya KTM 'Rongsokan' dulu, sesuai memori yang masih tertanam dalam otak ini. Ceritanya begini. Sebagai mahasiswa baru tentu rasa ingin tahu bagaimana seluk beluk organisasi yang ada di kampus. Setelah mengikuti taaruf (perkenalan) atau lebih dikenal dengan ospek pada beberapa perguruan tinggi saya mengenal lebih dalam beberapa kegiatan mahasiswa disana. Ada beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), UKK (Unit Kegiatan Khusus) yang semuanya dikelola oleh mahasiswa disana.
Dari beberapa UKM dan UKK disana, saya sangat tertarik dengan Sanggar Seni Seulaweut. Mungkin karena saya memiliki hobi di bidang itu. Nah, karena ingin bergabung dengan sanggar tersebut, saya bersama seorang teman, Da'iyul namanya, langsung menghubungi UKM itu, lalu menanyakan beberapa pertanyaan kepada pengurus disana.
Ada dua pertanyaan inti yang kami ajukan. Apakah di sini ada band dan apakah di sini ada teater? "Tidak ada dek," kata mereka saat itu. Mendengar pertanyaan tersebut kami lalu balik kanan, dan menikmati kekecewaan sambil menguk segelas kopi di sebuah kantin di belakang PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) itu. Kantin itu selalu ramai dan dipenuhi aktifis-aktifis kampus saat itu. Alasan lain, mungkin karena kantin yang dikelola oleh mahasiswa itu melayani hutang, maklum mahasiswa.
Seiring waktu berjalan, aku dan Da'iyul menemukan kawan-kawan yang memiliki hobi dan pola pikir yang sama, ya, musik dan teater. Reza Idria, Khairul Anwar, Ivan Vanova dan beberapa teman lain berniat untuk mendirikan sebuah UKM seni yang tidak di fasilitasi S3 (Sanggar Seni Seulaweut) saat itu. Kami coba berbincang-bincang kecil dengan beberapa orang penghuni UKM disana yang juga memiliki ide yang sama. Abdillah dari UKK Pramuka, Azis Muslim Solin dari UKM GAINPALA dan Jam'an Safar sang peracik kopi di kantin BEM itu.
Singkat cerita, cita-cita kami tercapai. Melalui beberapa proses UKM KTM 'Rongsokan' berdiri. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa nama rongsokan kami jadikan nama di tengah besarnya kampus Institute Agama Islam Negeri di Serambi Mekkah ini.
Saat itu, kami menganggap diri kami adalah orang-orang yang tidak memiliki tempat untuk berkreatif dalam bidang seni sesuai hobi kami, umpama rongsokan yang terbuang. Lalu kata rongsokan kami bubuh tanda petik tunggal untuk ungkapan konotatif atau makna tidak sebenarnya. Alasan lain dari pemberian nama itu karena rongsokan seharusnya tidak dibuang, tapi dimanfaatkan agar menjadi hasil yang lebih baik.
Dengan berdirinya UKM KTM 'Rongsokan' mahasiswa dan mahasiswi mulai berduyun-duyun untuk mendaftar sebagai anggota UKM baru ini, termasuk beberapa anggota Sanggar Seni Seulaweut. Pada launching perdananya juga sangat ramai, dihadiri seniman-seniman yang ada di kota Banda Aceh ini. Mulai dari Sesepuh teater almarhum Maskirbi, Rahmad Sanjaya, Sarjev dan puluhan seniman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Sekali lagi ingin aku katakan KTM 'Rongsokan' terus berkembang sampai saat ini sudah berumur 17 tahun. Aku pribadi harus mengakui, selain usaha dan doa dari orangtuaku, segala keberhasilan yang aku raih berkat organisasi ini. 'Rongsokan' mendidik dan membesarkan aku, pun demikian dengan kawan-kawanku yang lain.
Selamat hari jadi ke-17 UKM KTM 'Rongsokan' "Dibuang Bukan Berarti Terbuang"
Luar biasa bg @wenaxan, inilah sejarah lahirnya ktm 'Rongsokan'selamat ulang tahun.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mudah2an 'Rongsokan' benar-benar akil balig.. hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haru biru..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
biru langit atau laut?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kenangan sangat indah. Terima kasih senior @wenaxan yang telah membimbing kami dulu. Hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hehehe... sekarang dirimu bimbing kami.. hahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
The Krak, para penghuni samping toilet (dan belakangan menggunakan toilet sebagai markas) kwkwkw
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
karena hana laen... hahahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit