senyuman ini selalu keluar ketika aku melihat adit, teman kampusku. dari kejauhan, aku melihat adit melambaikan tangannya padaku. aku membalasnya dengan melambaikan tanganku juga. dia menghampiriku.
"felly, aku mau nanti kamu anterin aku ke tokobuku." katanya
aku mengiyakan ajakannya.
sepulang kuliah aku pergi dengannya ke sebuah toko buku pusat di tengah ibu kota ini.
hatiku berdebar kencang setiap kali berdekatan dengannya. kami memang sudah lama berteman. dan aku sudah lama juga menaruh hati padanya. aku sebenarnya ingin tahu apa perasaannya padaku, tapi aku takut untuk bertanya seperti itu padanya. di jejeran buku novel dia memilih-milih novel tang dia cari. aku penasaran apa yang ia cari.
"kamu nyari novel apa dit," tanyaku
namun adit tidak menjawab. entahlah kenapa ia tidak menjawab pertanyaanku. karena dia terlalu fokus mencari novel yg ia mau atau dia tidak mendengarkanku. ya sudahlah.
"yess! ketemu," serunya yang membuat aku memandanginya.
tertanya dia mencari novel yang berjudul -Love-.
"aku penasaran sama isi ceritanya. sinta bilang, kalau aku tau isi maksud novel ini. dia akan menerimaku sebagai pacar." kata adit sambil tersenyum padaku.
hatiku bagai dibom, hancur semua. nafaspun seperti sesak. ingin rasanya aku menangis di depannya. mendengar perkataan adit yang membuat aku shock. aku berusaha tenang dan berusaha tersenyum.
jadi itu sebabnya ia mengajakku ke toko buku ini, hanya untuk membeli novel yang bertujuan agar cinta adit diterima oleh sinta.
airmataku tak dapat terbendung ketika aku sampai di rumah. hatiku hancur berkeping-keping. aku merasa sendiri. aku menangis terus-menerus tanpa diketahui oleh orang lain.
terlebih lagi saat adit menemuiku dan bilang kalau dia sudah pacaran dengan sinta. hancur sudah hati ini. aku merasa tuhan tidak adil. aku sangat terpukul.
sebenarnya aku masih belum bisa melepaskan adit.
melihat kemesraan adit dan sinta setiap hari, itu sangat menyakitiku. aku berusaha sabar dan tabah.
setiap adit mengajakku main atau mengerjakan tugas bersama seperti dahulu, aku selalu menolak. sebisa mungkin aku menghindarinya, dan setiap adit menghubungiku tidak pernah menjawabnya. inilah caraku untuk melupakannya. tapi nihil, aku malah semakin tidak bisa melupakannya.
minggu demi minggu, bulan demi bulan telah berlalu. aku mendengar kabar tentang hubungan adit dan sinta, mereka putus.
sebenarnya aku sangat senang mendengar kabar itu. tapi adit pasti sangat sedih sekarang, pikirku.
adit menghadangku di lobby kampusku. adit tertunduk sejenak.
"aku sadar, kalau hati ini telah salah memilih orang." katanya sambil memegang erat kedua tanganku. "seharusnya dari awal aku memilihmu, bukan dia. maafkan aku felly. yang telah meninggalkanmu karena cinta yang salah. aku baru sadar kalau aku mencintaimu. berada di sisinya sangat berbeda ketika berada disisimu. maafkan aku."
air matanya menetas, tangannya mengendur, dan melepaskan tanganku. tubuhnya perlahan menjauhiku. air mataku ikut menetes, aku mengejarnya dan memeluknya dari belakang.
"aku juga sangat sangat mencintaimu dit," kataku.
adit membalikkan badannya
"benarkah..??",
aku mengangguk padanya. adit menghapus air mataku. dia tersenyum padaku. dan memelukku.
inilah buah sabarku, menunggunya bersama dengan yang lain. semua luka sekarang telah sembuh. aku dan adit kini bersama. semoga sampai selamanya.
-the end-