๐ฑ ุจูุณูููููููููููู ู ุงููููฐูู ุงูุฑูุญูู ูฐูู ุงูุฑููุญูููููููููููู ู ๐ฑ
๐ Seri Kajian Tafsir Alquran ๐
๐ QS Al-baqarah [2]: 15 ๐
ALLAH ๏ทป berfirman:
ุงูููููู ููุณูุชูููุฒูุฆู ุจูููู ู ููููู ูุฏููููู ู ููู ุทูุบูููฐููููู ู ููุนูู ูููููู
TERJEMAH:
"Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan."
๐ TERJEMAH PER KATA ๐
ุงูููููู Allah ๏ทป
ููุณูุชูููุฒูุฆู mengolok-ngolok
ุจูููู
ู mereka
ููููู
ูุฏููููู
ู dan membiarkan mereka
ููู di (pada)
ุทูุบูููฐููููู
ู kekafiran mereka
ููุนูู
ูููููู mereka (pun) tersesat
๐ TAFSIR & PENJELASAN ๐
Ayat ini adalah jawaban Allah ๏ทป terhadap olok-olokan kaum munafik terhadap sahabat nabi ๏ทบ pada ayat sebelumnya. Allah ๏ทป berfirman : โAllah memperolok-olokkan mereka dan mereka membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan . Imam Ibnu Jarir berpendapat ungkapan ayat ini semisal jawaban (respon) sebagaimana ucapan seseorang kepada orang yang menipunya jika ia berhasil mengalahkannya, ia berkata โAkulah yang menipumu.
Ibnu katsir menjelaskan makna ayat ini yaitu: Allah mengembalikan olokan itu kepada diri mereka sendiri. Perilaku olok-olok berasal dari orang munafik, bukan dari Allah. Sebab Allah, Tuhan yang Maha suci dari sifat tercela yaitu olok-olok yang dominan bersifat merendahkan orang lain. ู
Ayat seumpama ini seperti firman Allah ๏ทป:
{ููู
ูููุฑููุง ููู
ูููุฑู ุงููููุ ูุงูููู ุฎูููุฑู ุงูู
ูุงููุฑูููู} [QS 3:54]
โMereka berbuat makar, Allah pun berbuat makar, sedangkan Allah sebaik-baik pembuat makarโ. Maksudnya ialah Allah mengembalikan makar orang kafir kepada mereka, sebab Allah Maha Suci dari sifat makar yang dominan adanya kebohongan atau kecurangan/penipuan. Demikian juga semisal firman Allah yang lainnya seperti:
{ููุณูู ุงูููู ููููุณูููููู
} [QS 9: 67],
โMereka melupakan Allah maka Allah pun lupa kepada mereka , yakni Allah tidak memandang mereka dengan rahmat dan menjatuhkan hukuman, karena Allah Mahasuci dari sifat lupa ataupun lalai.
Syaikh Ali As-Shobuni rahimahullah menuliskan, maksud ayat : { ุงูููููู ููุณูุชูููุฒูุฆู ุจูููู ู ...} yaitu Allah membalas olok-olokan kaum munafik kepada sahabat Nabi dengan penangguhan (dibiarkan) yang kemudian di akhirat disempurnakan dengan azab mereka. Allah ๏ทป berfirman:
{ููุฃูู
ููููู ููููู
ู ุฅูููู ููููุฏููู ู
ูุชูููู}
โDan Aku tangguhkan mereka (sementara waktu), sesungguhnya azabKu sangat kuat ู [QS 7: 183]. Hal ini lebih dijelaskan dalam ayat:
โDan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu menyangka, bahwa penagguhan (yang) Kami (berikan) kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi penangguhan kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.โ (QS Ali Imran: 178)
Ayat di atas diwakili dengan ekspresi ayat {...ููููู ูุฏููููู ู ููู ุทูุบูููุงููููู ู ููุนูู ููููููู} โlantas Kami biarkan mereka itu (munafiqun) terombang-ambing dalam ke kesesatan Yaitu Allah ๏ทป membalas olok-olokan kaum munafik yaitu dibiarkan mereka di dalam kesesatan tanpa petunjuk, tenggelam dalam kegelapan tanpa hidayah. Itulah seburuk-buruk azab. Persis seperti orang sakit yang tidak sadar dirinya sakit, sehingga tidak melakukan pengobatan. Berbeda dengan dengan orang yang sakit yang tahu dirinya sakit, tentu ia melakukan usaha untuk sembuh. Wallahu aโlam.
โ FAEDAH & HIKMAH โ
๐ก Ayat ini menjadi dalil bahwa istidraj adalah bentuk azab yang paling berat, karena Allah sudah lagi tidak lagi memandang seorang hamba dengan rahmatNya, dibiarkan tersesat tanpa peringatan, sudah tidak dipedulikan sama sekali. Orang yang terkena istidraj tidak menyadari bahwa ia sedang diazab, bahkan hidupnya berjalan dengan lancar dan baik.
Sebab itu, seorang mukmin jika ditegur oleh Allah ketika berbuat maksiat adalah sebagian dari rahmatNya, karena Allah masih โmenginginkanโ kembali kepada haribaan Rabb-nya. Jika seorang mukmin yang istiqomah, diberikan ujian baik berupa kesenangan atau kesulitan, maka itu pertanda ia sedang diperhatikan oleh Rabbul Alamin. Rasulullah ๏ทบ bersabda:
{ุฅุฐุง ุฃุญุจ ุงููู ุนุจุฏุง ุงุจุชูุงู ููุณู
ุน ุตูุชู}
โJika Allah mencintai seorang hamba, Ia uji hamba tersebut, hingga (Allah) mendengar doa/munajatnya
(HR Baihaqi, dalam Syaโbul Iman 20/266)
๐ก Olok-olok terhadap agama adalah haram, bahkan bisa menyebabkan pelakunya jatuh kepada kekufuran dan bahkan keluar dari agama (murtad). Baik olok-olok kepada ulama, daโi, syariat Islam, atau syiar-syiar Islam lainnya. Sebab itu sebagian ulama mengharamkan profesi pelawak karena sering terjatuh kepada olok-olok, baik kepada mengolok-olok orang lain ataupun agama yang menyebabkan keluar dari millah.
โDemikianlah kajian kita seri kali ini. Semoga bermanfaaat, menambah wawasan keislaman kita, guna meningkatkan iman dan amal salih. Aamiin.
ููุงูุณููููุงู ู ุนููููููู ููุฑูุญูู ูุฉู ุงููููฐูู ููุจูุฑูููุงุชููู ๐๐ป
Jakarta, Jumadil-ula 1439 H/ Febโ 2018
โ Rizki Usmul Azan
www.azansite.wordpress.com/penulis/
#albaqarah15
gabung @kajiantafsirLT via Telegram