Teater Mata Banda Aceh pernah menampilkan Naskah POMA (Luka Ibu Kita) di beberapa pusat seni budaya di nusantara. Naskah yang dibuat Maskirbi ini menjadi munumen tersendiri bagi Teater Mata karena berhasil dipentaskan sesuai naskah aslinya di Banda Aceh 1993, Jakarta 1994, Solo 1995, Yogyakarta 1995 dan di Bandung 1996.
Naskah lanjutan POMA adalah JEHH (Jalan Pintas). Naskah yang menceritakan kehancuran Aceh yang berlatar konflik Aceh ini sudah digambarkan oleh Maskirbi sebelum tsunami melanda Aceh 2004 dan sayangnya penulis Naskah dan juga sutradara Teater mata ini menjadi salah satu korban ganasnya gelombang tsunami.
Kini kedua naskah ini abadi di setiap para actor Teater Mata yang terlibat dalam pementasan teater tersebut diantaranya: Zal Sufran, Muamar Maruf, Zulfikar, Rahmad Sanjaya, My. Bombang, Iwan Setiawan, Mutia Erawati, Rita Risma, Halim, Bambang, Ramli, Fidril, Ruslan, dan lainnya.
berikut nyanyian koor yang dilantunkan para aktor saat mengusung tokoh ibu pertiwi naskah Poma (luka Ibu Kita)
“ telah mati perasaan
Oleh dendam dan benci
Telah lepas kemanusiaan
Oleh iri dan dengki
Tiada lagi matahari
Tiada lagi hati nurani”
Penulis: Rahmad Sanjaya
merawat kenangan yang monumental
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
merawat agar tak berjerawat... sehingga menjadi ingat.... karena jika tidak bisa kualat....dan kumat tiap malam jumat, maka kubuat apa yang ada tersirat, meski barangnya sudah semakin berkarat, saya serahkan semua pada penikmat, semoga berkah dan ada manfaat
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit