Analisa Buku Harun Nasution “Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan”

in terimakasih •  7 years ago 

Bab V: Kaum Mu’tazilah
Kaum Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal sehingga mereka mendapat nama “ kaum rasionalis Islam.”
Ada salah satu keterangan bahwa asal usul kaum aum Mu’tazilah berawal dari peristiwa yang terjadi diantara Wasil Ibn ’Ata’ serta temannya ’Amr Ibn ’Ubaid dan Hasan al-Basri di Masjid Basrah. Pada suatu hari datang seorang bertanya mengenai pendapatnya tentang orang yang berdosa besar. Sebagaimana yang diketahui orang Khawarij memandang mereka kafir sedangkan kaum Murji’ah memandang mereka mukmin. Ketika Hasan al-Basir masih berpikir, Wasil mengeluarkan pendapatnya sendiri dengan mengatakan: ”Saya berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah mukmin dan bukanlah kafir, tetapi mengambil posisi diantara keduanya; tidak mukmin dan tidak kafir.” kemudian ia berdiri dan menjauhkan diri dari Hasan al-Basri pergi ke tempat lain di masjid; di sana ia mengulangai pendapatnya kembali. Atas peristiwa ini Hasan al-Basri mengatakan: ” Wasil menjuh diri dari kita (i’tazala’ ana).” Dengan demikian ia berserta teman-temannya,kata al-Sayahrastani, disebut kaum Mu’tazilah.
Kata Mu’tazilah berasal dari ”i’tazala” dan ”al-Mu’tazilah”telah dipakai kira-kira seratus tahun sebelum peristiwa Wasil dengan Hasan al-Basri, dalam arti golongan yang tidak mau turut campur dalam pertikain politik yang ada di zaman mereka.
Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa orang pertama membina aliran Mu’tazilah adalah Wasil Ibn ’Ata’. Sebagai dikatakan al-Mas’udi, ia adalah, syeikh al-Mu’tazilah wa qadil muha,yaitu kepala dan Mu’tazilah yang tertua. Ia lahir tahun 81 H di Madinah dan meninggal tahun 131 H. Di sana ia belajar pada Abu Hasyim ’Abdullah Ibn Muhammad Ibn al-Hanafiah, kemudian pindah ke Basrah dan belajar kepada Hasan al-Basri.
Dua ajaran yang ditinggal oleh Wasil yaitu posisi menengah dan peniadaan sifat-sifat Tuhan, kemudian merupakan bagian integral dari al-Ushul al-Khamasah atau pancasila Mu’tazilah. Ketiga sila lainnya adalah al-’adl; keadialn tuhan, al-wa’ad wa al wa’id,janji baik dan ancaman dan al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ’an al-munkar, memrintahkan orang berbuat baik dan melarang orang berbuat jahat wajib dijalankan kalau perlu dengan kekerasan. Adapun tokoh-tokoh lain dari Mu’tazilah yaitu Bisyr Ibn Sa’id, Abu ’Usman al-Za’farani, Abu al-Huzail al-’Allaf dan Bisyr Ibn Mu’tamar.
Menurut al-Khayyat, orang yang diakui menjadi pengikut atau penganut Mu’tazilah, hanyalah orang yang mengakui dan menerima kelima dasar yang telah disebut di atas. Orang yang menerima hanya sebagian dari dasar-dasar tersebut tidak dapat dipandang sebagai orang Mu’tazilah. Al-Ushul al-Khamasah, sebai dikemukakan oleh pemuka-pemuka Mu’tazilah sendiri, diberi urutan menurut pentingnya kedudukan tiap dasar : Al-Tawhid, al-’Adl, al-Wa’adwa al-Wa’id, al-Manzilahbain al-Manzilatain dan al-’Amrbi al-Ma’rufwaalNahy ’an al-Munkar.
Berikut tabel tentang paham aliran Mu’tazilah yang dibawa oleh Wasil ibn Ata’ yang dikatakan Al-Mas’udi sebagai Syaikh al-Mu’tazilah wa qadilmuha :
NO PAHAM
1 Al-manzilah bain al-manzilatain,yaitu posisi diantara dua posisi dalam artian sebagai posisi penengah. Maksudnya ajaran ini menganggap orang yang berdosa besar bukan kafir sebagaimana yang dikatakan Khawarij, dan bukan pula mukmin sebagaimana anggapan orang Murji’ah. Akan tetapi orang seperti ini adalah fasiq yang menduduki posisi diantara mukmin dan kafir.
2 Al-qadariah, karena kata Wasil Tuhan bersifat bijaksana dan adil, Tuhan tidak mugkin bersifat jahat dan zalim. Sehingga tidak mungkin Tuhan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan perintahNya sendiri. Dengan demikian manusia sendirilah yang mewujutkan perbuatan baik dan perbuatan jahatnya. Dan atas perbuatannya itu manusia akan mendapatkan balasan. Untuk mewujutkan perbuatan itu Tuhan memberi kekuatan dan daya kepadanya (manusia).
3 Peniadaan sifat-sifat Tuhan (nafy al-sifat). Dalam artian bahwa apa-apa yang disebut sifat Tuhan sebenarnya bukanlah sifat yang mempunyai wujut tersendiri di luar zat Tuhan, tetapi sifat yang merupakan esensi Tuhan. Paham ini kemudian dikembangkan oleh pengikut-pengikut Wasil setelah mempelajari filsafat Yunani. Salah satu pengikutnya yang berhasil mengokohkan paham ini adalah Abu al-Huzail.
4 Al-salah wa al-aslah, dalam artian Tuhan wajib mewujutkan yang baik bahkan yang terbaik untuk kemaslahatan manusia. Karena menurut Abu al-Huzail Tuhan sebenarnya dapat bertindak zalim dan berdusta kepada Manusia, tetapi mustahil Tuhan bertindak demikian karena perbuatan demikian mengandung arti tidak baik, dan Tuhan sebadai Zat yang Maha sempurna tidak bisa berbuat yang tidak baik. Perbuatan-Nya semua wajib bersifat baik.
5 Mereka beranggapan bahwa Al-Quran dalam gaya dan bahasanya tidak mempunyai mukjizat, Al-Quraan merupakan mukjizat hanya dari dalam isinya. Menurut Al-Nazzam salah seorang murid dari Abu al-Huzail jika sekiranya Tuhan tidak mengatakan (di dalam al-Quran) bahwa tidak ada manusia yang akan sanggup membuat karangan seperti al-Quran, mungkin saja nanti akan ada manusia yang dapat membuat karang yang lebih bagus dari al-Quran dalam gaya dan susunan bahasanya. Dengan demikian kebenaran Nabi Muhammad dibuktikan oleh isi al-Quran, demikian juga mengenai kabar serta cerita umat yang lampau dan mengenai kabar-kabar tentang yang gaib dan yang tidak dapat dilihat, semuanya mukjizat al-Quran karena isinya bukan karena susunan dan bahasa al-Quran.
6 Mereka berpendapat bahwa al-Quran bukanlah qadim atau kekal, tetapi hadis dalam arti baru dan diciptakan Tuhan.
7 Menurut Abu Musa al-Murdar, salah seorang pemuka Mu’tazilah Bagdad mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat dilihat manusia dengan mata kepalanya.
8 Hisyam Ibn ‘Amar al-Fuwati, seorang pemimpin lain dari cabang Bagdad, mengatakan bahwa surga dan neraka belum mempunyai wujud sekarang, karena masa untuk masuk surga atau neraka saat ini belum tiba. Dengan demikian adanya surga dan neraka saat ini belum ada faedahnya.
9 Al-Usul al-Khamsah, atau lima dasar yang menjadi pegangan kaum Mu’tazilah, orang yang menerima hanya sebagian dari dasar-dasar tersebut tidak dapat dipandang sebagai orang Mu’tazilah. Berikut urutan Al-Usul al-Khamsah menurut urutan pentingnya kedudukan di tiap dasar; al-Tawhid, al ‘Adl, al-Wa’d wa al-Wa’id, al-Manzilah bain al-Manzilatain, dan al-Amr bi al-Ama’ruf wa al-Nahy ‘an al-Munkar (mengesakan Tuhan, adil, janji dan ancaman, posisi diantara dua posisi, serta perintah terhadap yang baik dan melarang dari yang buruk).

Saat ini kaum Mu’tazilah tidak mempunyai wujud, kecuali dalam sejarah. Pandangan yang menganggap bahwa ajaran Mu’tazilah menyimpang dari islam masih banyak ditemui sekarang. Pandangan demikian timbul karena kaum Mu’tazilah dianggap tidak percaya terhadap wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh dengan perantaraan rasio. Padahal sebagai mana diketahui kaum Mu’tazilah tidak hanya memakai argumen rasional akan tetapi juga menggunakan ayat-ayat al-Quran dan Hadits Nabi untuk mempertahankan pendirian.
Kesalah pahaman terhadap kaum Mu’tazilah timbul karena buku-buku mereka tidak dibaca dan dipelajari lagi diperguruan-perguruan islam. Baru pada permulaan abad ke-20 ini mulai dibaca dan dipelajari kembali buku-buku karangan mereka. Sedang buku yang selama ini sering dibaca tentang Mu’tazilah adalah bku-buku karangan pengikut-pengikut al-Asy’ari dan al-Maturidi. Dan sebagai lawan dari Mu’tazilah buku-buku itu terkadang tidak objektif.
Saat ini ketika para pelajar-pelajar muslim diperguruan tinggi mulai mempelajari buku-buku karangan Mu’tazilah, banyak dari mereka yang bersimpati terhadap golongan ini dan mengakui kebenaran tokoh-tokoh serta ajarannya di Mu’tazilah. Selain itu banyak dari mereka menganggap bahwa sebenarnya kaum muslim saat ini seharusnya banyak berterimakasih atas jasa-jasa kaum Mu’tazilah yang telah menyumbangkan ilmu-ilmu mereka dalam melawan kaum musyrik pada masa itu.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!