Kita ini orang beragama, bagaimana cara beragama yang beragama yang benar? Beragama untuk apa? Beragama untuk siapa? Jelaskan dengan indikator dan kasus dalam hidup kita!
Jawaban:
a. Bagaimana cara beragama yang benar?
Agama adalah Seperangkat aturan dan hukum-hukum normatif yang mengatur dan menata kehidupan manusia dalam rangka mentaati aturan Tuhan. Manusia menyebut dirinya beragama namun banyak menimbulkan kesengsaraan adalah akibat kesalahan dalam menafsirkan makna beragama. Agama dipandang sebagai tujuan akhir, bukan jalan untuk mencapai ridha Allah. Agama telah disalah gunakan sebagai alat untuk membela kepentingan kelompoknya dengan memusuhi mereka yang tidak sejalan dengan keyakinannya. Akibatnya banyak terjadi kekacauan yang menimpa ummat dimana-mana dan orang diluar Islam kemudian salah menilai Islam dengan melihat perilaku buruk sebagian muslim sebagai representasi Islam sebenarnya.
Berbagai masalah timbul disebabkan oleh pemisahkan antara ibadah ubudiyah dan ibadah muamalah, yang mana tekanan ibadah ubudiyah diberikan pada ibadah ritual seperti sholat, puasa, haji, umrah, Sementara ibadah muamalah seperti sedekah, membagi ilmu, menolong orang sakit dan lainnya tidak dianggap sebagai bagian dari ibadah. Padahal kedua bentuk ibadah itu muaranya dan tujuannya satu, yakni menjadikan kita manusia yang lebih utuh dan lebih baik untuk diri dan lingkungan.
Agama tiada lain tujuannya untuk memperbaiki dan meninggikan derajat kemanusiaan kita di bumi, maka agama akan berjaya dan akan menjadi pegangan yang berharga bagi manusia. Agama akan menjadi pembimbing bagi perbaikan kehidupan kemanusiaan. Sebagai umat beragama kita jangan sampai melakukan kesalahan cara berpikir. Banyak orang yang memahami agama dalam pengertian ritual dan fiqih belaka. Dalam konsep mereka, beragama berarti melakukan shalat, puasa, zakat, haji dan membaca Alquran. Padahal esensi beragama bukan hanya disitu. Esensi beragama justru pada budi pekerti yang mulia (jujur, amanah, disiplin, memiliki rasa takut, tawakkal kepada Allah, senang bersedekah, menutup aurat, sopan santun, ramah, giat belajar, sungguh-sungguh dalam beribadah, dan lain sebagainya). Sehingga dapat dirumuskan bahwa tingkat keberagamaan seseorang dapat dilihat dari perilakunya. Seberapa jujur dia dalam bertindak? Seberapa dermawannya dia? Seberapa amanahnya dia? Seberapa disiplin seseorang dalam beraktivitas? Dan lain sebagainya. Tingkat keberagamaan seseorang tidak hanya dilihat dari tingkat ibadahnya kepada Tuhan saja.
Jadi, keberagamaaan seseorang tidak hanya dilihat dari tingkat ibadah seseorang kepada Tuhannya, namun juga dilihat dari cara seseorang berperilaku terhadap lingkungan, manusia serta makhluk lainnya. Sehingga level tertinggi keberagamaan seseorang adalah ketika hubungannya dengan Tuhan, manusia dan lingkungan berjalan setara (seimbang). Sehingga menunjukkan bahwa seseorang tersebut tidak hanya tahu dalil tentang kewajibannya sebagai Hamba, kewajibannya sebagai makhluk sosial serta kewajibannya sebagai khalifah dimuka bumi, namun juga memahami betul kewajibannya sebagai Hamba, kewajibannya sebagai makhluk sosial serta kewajibannya sebagai khalifah dimuka bumi. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah pepatah “Tidaklah sama orang yang hanya hafal ayat dan hadits dengan orang orang-orang yang bisa memahami ayat dan hadits itu meskipun orang yang paham ini tidak hafal ayat dan hadits yang bersangkutan. Sesungguhnya, orang-orang yang paham (faqih) jauh lebih baik dari orang-orang yang hanya hafal dalil.”
b. Beragama untuk apa?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu kita harus mengetahui alasan kita beragama “ mengapa kita beragama?”. Alasan paling mendasar mengapa seseorang beragama adalah karena manusia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam banyak hal, baik mengenai sesuatu yang tampak maupun yang gaib, dan juga keterbatasan dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada diri nya dan orang lain, dan sebagainya. Oleh karena keterbatasan itulah maka manusia perlu memerlukan agama untuk membantu dan memberikan pencerahan spiritual kepada dirinya.
Selanjutnya, Manusia membutuhkan agama tidak sekedar untuk kebaikan diri nya di hadapan Tuhan saja, melainkan juga untuk membantu dirinya dalam menghadapi bermacam-macam problema yang kadang-kadang tidak dapat dipahami. Di sinilah manusia diisyaratkan oleh diri dan alam nya bahwa Zat yang lebih unggul dari diri nya, Yang Maha Segala-galanya, sehingga agama merespons terhadap kebutuhan untuk mengatasi kegagalan yang timbul akibat ketidakmampuan manusia untuk memahami kejadian-kejadian atau peristiwwa-peristiwa yang tidak dapat diketahui dengan tepat. Selain itu agama juga memberi isyarat kepada manusia dan alam bahwa ada Zat yang lebih unggul, Zat Yang Maha Segala-galanya, yang disitu manusia perlu bersandar kepad Dia melalui medium agama. Dengan kata lain perlu bersandar dan berpasrah (tawakal) kepada Dia melalui agama karena agama menjadi tempat bagi kita untuk mengadu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kepasrahan kita kepada Tuhan didasarkan pada suatu ajaran bahwa manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang menentukan.
Pertanyaan selanjutnya adalah “ beragama untuk apa?” atau dengan kata lain “ apa motivasi kita beragama?. Berbagai Motivasi kita dalam beragama diantaranya disebabkan hal-hal berikut:Keinginan untuk mendapatkan surga dan menyelamatkan diri dari azab kubur. Didalam islam ketaqwaan merupakan pokok bagi tumbuhnya kesejahteraan dan kebahagiaan jiwa. Sedangkan kejahatan merupakan pokok bagi timbulnya kesengsaraan dan ketidakbahagiaan jiwa manusia.
Keinginan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam hidupnya.
Keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
Didorong ingin hulul (mengambil tempat untuk menjadi satu dengan Tuhan). Motivasi ini dipelopori oleh seorang sufi yang bernama Husain Ibnu Manshur al-Hallaj.
Karena didorong oleh kecintaan (mahabbah) kepada Allah SWT. Motivasi ini dipelopori seorang sufi yang bernama Rabi’ah al-Adawiyah.
Karena ingin mengetahui rahasia Tuhan dan peraturan Tuhan tentang segala yang ada (ma’rifah). Ma’rifah merupakan nur ilahi yang dihujamkan kepada qalbu suci yang dikehendakinya. Seorang yang mencapai ma’rifah mengalami penyingkapan (kasyaf) dan penyaksian (musyahadah) terhadap ilmu yang hakiki. Ma’rifah diperoleh melalui penajaman cita rasa setelah melakukan penyucian diri (tazkiyah al-nafs) dan latihan (riyadhah). Motivasi ini dipelopori oleh seorang sufi yang bernama Abu Hamid al-Ghozali.
Keinginan untuk al-ittihad (bersatu dengan Tuhan). Menurut ajaran tasawuf untuk mencapai al-ittihad ada proses yang harus dilalui. Proses ittihad diawali dengan adanya al-fana dan al-baqa yaitu menghancurkan atau menghilangkan kesadaran terhadap dirinya dan yang ada hanya eksistensi Tuhan. Maksud menghilangkan kesadaran akan dirinya sendiri adalah menghilangkan kebodohan, menghilangkan sesuatu yang menyalahi peraturan Tuhan, menghilangkan semua akhlak yang tercela, menghilangkan sifat-sifat kebinatangan dan kemanusiaan dan menghilangkan eksistensi atau wujud jasmani. Sedangkan maksud menetapkan kesadaran akan wujud Tuhan adalah menetapkan akan ilmu pengetahuan, menetapkan sesuatu yang sesuai dengan peraturan Tuhan, mengisi dengan akhlak terpuji, menetapkan sifat-sifat ketuhanan dan menetapkan eksistensi atau wujud rohani untuk bersatu dengan Tuhan.
c. Beragama untuk siapa?
Agama merupakan cara hidup (way of life). Suatu sistem, pedoman hidup, dan juga peraturan-peraturan yang menyeluruh tentang tata cara hidup yang benar. Namun untuk siapakah kita beragama? agama diciptakan dan diwahyukan untuk manusia bukan untuk yang lain, bukan untuk Allah, mengapa demikian? karena Allah tidak memerlukan siapapun dan apapun, termasuk tidak memerlukan agama. Islam mengajarkan bahwa manusia dan jin diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada Allah, beribadah juga untuk kepentingan kita. Bukankah ibadah itu muaranya dan tujuannya satu, yakni menjadikan kita manusia yang lebih utuh dan lebih baik untuk diri dan lingkungan kita disini dan kini. Jadi, Kita beragama untuk kita, untuk kepentingan kita dan mencari ridha Allah SWT.Sebagian orang beragama itu dalam konteks kehidupan bermasyarakat, bagaimana peran masyarakat dalam meng-agamakan individu-individu?
Jawaban:
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat dimana kita bisa melihat proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagi tempat prosesnya, dan masyarakat juga merupakan tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut. Salah satu Kelompok kecil dalam masyarakat adalah keluarga, Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Namun sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang pribadi biasanya diarahkan dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pribadi individu seseorang, termasuk dalam hal beragama. Lingkungan (masyarakat) yang baik akan menciptakan pribadi-pribadi yang baik pula, begitu juga sebaliknya lingkungan atau masyarakat yang tidak baik akan menciptakan pribadi setiap individu masyarakat juga tidak baik. Dalam hal ini jelas bahwa peran masyarakat sangatlah berpengaruh dalam meng-agamakan individu-individu masyarakat yang ada, baik atau tidaknya agama setiap individu masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan (masyarakat) itu sendiri.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!