metodologi kajian islam

in terimakasih •  7 years ago 

Metodologi Studi Islam

  1. Apa yang dimaksud dengan agama? Bagaimana pula mendefinisikan agama islam? Apa implikasinya? Jelaskan uraian saudara!
     Agama dapat diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya pada Tuhan dan sesamanya. Agama juga merupakan doktrin , ajaran serta hukum-hukum yang telah baku yang diyakini sebagai kodifikasi perintah Tuhan untuk manusia. Dalam Al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah “ad-din”, Istilah ini dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Manusia dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa, sehingga agama hadir sebagai sumber moral, petunjuk kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan memberikan bimbingan rohani bagi manusia. Sehingga membentuk suatu komunitas masyarakat yang dapat mengendalikan, memelihara dan mengembangkan kehidupan melalui pengembangan ilmu pengetahuan.
  2. Sejak waktu yang lama islam kian banyak dikaji orang muslim dan non muslim apa saja motivasi sehingga fenomena tersebut begitu menonjol terutama sesesudah tahun 1970-an? Jelaskan uraian saudara!
     Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Di kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang semata-mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya, maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan praktik-praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif. Hal ini dapat dilihat dari fenomena yang terjadi begitu menonjol terutama sesesudah tahun 1970-an:
    a. Pada pertengahan tahun 1970-an tidak kurang dari 1 persen dari sekitar 700-an ribu masjid dan musholla di seluruh Indonesia dimakmurkan oleh anak-anak remaja yang menghimpun diri menjadi organisasi remaja masjid. Mereka datang dari semua kalangan, dan bahkan datang dari semua latar belakang keluarga. Salah satu contohnya ialah fenomena remaja Masjid Agung Al-Azhar Jakarta yang dikenal akrab dengan tokoh-tokoh Masyumi dan Muhammadiyah.
    b. Kajian barat terhadap islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan diperguruan tinggi dibarat memandang umat islam sebagai bangsa primitive.
    c. Kajiannya difokuskan pada al-qur’an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat islam.
    d. Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
    e. Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi kajian orientalis lama, Karen adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi islam. Tokohnya antara lain:Louis Massingnon, w. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell Smith.
    f. Islamic studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi, antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dan lain sebagainya.
  3. Agama berkaitan erat dengan ekonomi, politik dan budaya. Bagaimana strateginya sehingga dengan alat pelengkap kehidupan bersama itu dapat menciptakan rahmatallil’alamin? Jelaskan!
     Islam adalah agama yang universal, komprehensif, lengkap dengan dimensi editorik dan eksetoriknya, sebagai agama yang universal islam mengenal sistem perpaduan antara yang konstan-nonadaptabel dan elastis-adaptabel. Konstan-nonadaptabel persoalan ritus-ritus agama yang transenden, hal ini terkait keimanan, zakat, shalat dan puasa, Sementara elastis-adaptabel yaitu teks agama yang merupakan aturan-aturan global yang bersifat kulli dan dhanni. Dengan demikian, islam adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah, dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia.
    Misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Hal-hal yang demikian itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
    a. Misi Islam Dalam bidang sosial
    Dalam bidang sosial islam memperkenalkan ajaran yang bersifat egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain. Satu dan lainnya sama-sama sebagai makhluk Allah SWT. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang memiliki kelebihan dalam bidang tertentu misalnya ia memiliki kekurangan dalam bidang tertentu lainnya. Orang yang memiliki kekurangan dalam bidang tertentu tapi memiliki kelebihan dalam bidang lainnya.
    Selain itu, ajaran Islam tentang aspek sosial ini menekankan adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana halnya kaum pria, kaum wanita dalam Islam memiliki kesamaan kesempatan dan peluang untuk mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Ajaran Islam dalam bidang sosial inilah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yaitu ajaran yang bersifat, eligater, toleransi, persaudaraan, tolong-menolong,nasehat-menasehati, saling menjaga dan mengamankan dan seterusnya.
    b. Misi Islam sebagai pembawa rahmat dalam bidang ekonomi
    Misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan azas keseimbangan dan pemerataan. Dalam ajaran Islam seseorang diperbolehkan memiliki kekayaan tanpa batas, namun dalam jumlah tertentu dalam hartanya itu terdapat milik orang lain yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah. Dengan cara demikian, makin banyak harta kekayaan yang dimiliki seseorang, semakin banyak pula sumbangan yang harus ia keluarkan. Harta yang dikeluarkan itu dibagi kepada mereka yang kurang mampu. Dengan cara demikian kecemburuan kesenjangan sosial yang dapat memicu terjadinya pertentangan dapat dihindari.
    Selain itu misi Islam dalam bidang ekonomi ini dapat dilihat pula dari perintah berdagang dengan cara yang jujur yaitu pedagang yang jauh dari kecurangan, penipuan atau tin dakan lainnya yang merugikan konsumen, dseperti mengurangi timbangan, takaran, dan sebagainya. Lebih lanjut ajaran Islam sangat melarang keras melakukan praktik Riba atau membungakan uang yang menguntungkan secara berlipat ganda tanpa memeperhitungkan kemampuan orang yang meminjamnya.
    c. Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik
    Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik terlihat dari perintah Al-Qur’an agar seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan-kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat. Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan dengan cara melaksanakan kegiatan yang berguna bagi rakyat yang dipimpinnya.
    d. Misi Islam rahmatal lil alamin dalam bidang hukum
    Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukum-hukum terlihat dari perintah Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58. Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara dengan tidak memndang perbedaan pada orang yang sedang berperkara. Penegakan supremasi hukum sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
    e. Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang pendidikan
    Misi ajaran Islam rahmatal lil alamin dapat pula dilihat dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat dalam ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan belajar sungguhpun dalam keadaan perang. Dan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat, serta melakukannya sepanjang hayat. Pendidikan dalam Islam adalah untuk semua. Pemerataan dalam pendidikan adalah merupakan misi ajaran Islam.
    Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat dengan jelas bahwa misi ajaran Islam adalah membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dengan cara menata aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan sebagainya. Misi ajaran Islam adalah tegaknya nilai-niali kemanusiaan, menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!