PARADIGMA PEMBANGUNAN ISLAM: KEADILAN SOSIAL EKONOMI UNTUK PERTUMBUHAN PEMBANGUNAN

in terimakasih •  7 years ago 

PENGANTAR PARADIGMA PEMBANGUNAN ISLAM: KEADILAN SOSIAL EKONOMI UNTUK PERTUMBUHAN PEMBANGUNAN
Oleh: Muhammad Arief
Pendahuluan
Penelitian ini mencoba mengkomparasikan paradigm pembangunan islam dengan kapitalis modern atau paradigm Marxist. Penelitian ini menjelaskan bahwa pembangunan dalam perspektif islam sangat komprehensif, pembangunan islam menekankan keadilan dan kesucian social ekonomi dengan melibatkan pertumbuhan manusia dengan riil output per kapita (Ahmad,1980). Hal ini bertentangan dengan pembangunan kapitalis dan sosialis yang berusaha membatasi hanya pada materi dan pelayanan saja.
Struktur Keilmuan
Dasar filosofi pembangunan islam pedoman hidup berdasarkan pada kepercayaan: tauhid rububiyah, khalifah, tazkiyah, dan akuntabilitas (Ahmad,1980 dan Arief,1984). Tauhid artinya keesaan dan penyerahan diri kepada Tuhan, ini menunjukkan kesempurnaan. Khalifah artinya bahwa menunjukkan manusia sebagai khalifah di bumi. Tazkiyah merupakan pembersihan dan pertumbuhan. Akuntabilitas arinya bahwa setiap individu bertanggungjawab kepada Tuhan dan harus melakukan sesuai dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan syariah. Oleh karena itu setiap individu bertanggungjawab atas semua tanggungjawab dan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Inilah yang menunjukkan bahwa dia telah berhasil mencapai falah.
Secara rasional, seorang muslim sangat mudah untuk mencapai falah, yaitu hanya dengan cara mengikuti syariah. Jadi perilaku muslim akan terbentukdengan satu komitmen yaitu mencapai falah, dan ini merupakan dasar system ekonomi islam. Hal ini sangat berbeda dengan rasional economic man, yang membatasi kesuksesan pada kebahagian materi, sebagai mana pandangan hidup hedonistic (memandang kebahagian dunia semata). Sen mengkritisi Konsep pembangunan yang membatasi kebahagiaan untuk kebahagian pribadi saja, Sen menyamakan economic man modern sebagai kebodohan rasional (rasional fool).
Hubungan antara Preferensi (pilihan) dan Pembangunan
Berdasarkan pengertian yang ada di buku,ekonomi pembangunan merupakan pokok pembangunan, sebagaimana yangdinyatakan oleh Boulding bahwa “ ekonomi pembangunan adalah meningkatkan kemampuan kitauntuk mendapatkan apayang kita inginkan (1968). Apa yang masyarakat inginkan dikondisikan dengan pilihan tersebut. Alternative pilihan menggunakan alternative penggunaan sumber daya yang melibatkan berbagai proses alternative seleksi.
Ada tiga alternative seleksi berdasarkan formulasi yang di buat oleh Dyke (1911) yaitu: pure preference (pilihan sebenarnya), Reasoned preference (pilihan beralasan), preference all thing considered (pilihan yang mempertimbangkan segala hal). Dalam islam ditambahkan satu alternative yaitu mature rational preference (pilihan berdasarkan kematangan rasional), yang merupakan hasil dari pandangan komprehensif darikehidupan berdasarkan karakteristik filosofi islam dengan keadilan dan kemurnian ekonomi social. Formulasi preferensi penting yaitu preferensi merupakan sesuatu yang melekat untuk memilih benar-benar apa yang akan kita buat (Dyke, 1981). Lebih memilih satu alternative dari alternative lainnya kemungkinan perilaku berbeda sering terjadi, khususnya ketika dihadapkan pada kepentingan dan alas an untuk melakukan hal sebaliknya.
Dalam kasus tersebut persoalan yang sering dipertanyakan adalah “ jika pilihan dibuat demi kepentingan masyarakatdan ummat manusia”. System ekonomi kapitalis dan Marxist dan sistemekonomi lainnyaa mengabaikan persoalan tersebut, memfokuskan pada hedonistic individual. Akan tetapi system ekonomi islam menjamin bahwa pilihan dan konsekuensi pembangunan yang dijalankan menjamin kepentingan ummat dengan baik. Keunggulan utama system ekonomi islam dibandingkan dengan ekonomi kapitalis dan Marxist adalah membangun kematangan rasional, memberikan kebebasan memilih, setiap individu dapat mendapatkan kebahagian sendiri dalam pilihannya, namun juga tidak hanya mendapatkan kesenangan pribadi dalam pilihannya tetapi juga membentuk dan meningkatkan keadilan dan kemurnian ekonomi social serta kebahagiaan bagiseluruh ummat, hal ini dapat terjadi atas kehendak Tuhan dalam membuat pilihan dan memenuhi kebutuhan manusia. Hal ini diperkenalkan oleh Boulding (1968) “ sebagaipeningkatan kemampuan dan pengetahuan, persoalan kepercayaan dari keinginan tuhan dan bagaimana itu bisa ditemukan dan digabungkan dalam keinginan manusia menjadi kepentingan semua. Keberagamaan dapat menjadi petunjuk besar terhadap surga dan neraka”.
System ekonomi islam menempatkan tanggungjawab seseorang sebagai khalifah Tuhan, kahalifah berkewajiban membuat hidupnya berguna dan percaya pada kemurnian. Dengan kata lain system ekonomi islam membantu setiap individu untuk mencapai falah sebagai tujuan hidupnya. hal ini dapatdipraktekkan dalam lingkungan social budaya sebagaimana yang telah dikategorikan dalam keadilan dan kemurnian ekonomi social. Lingkungan seperti ini sangat cocok untuk pengembangan pribadi manusia dan ini juga merupakan dukungan untuk mencapai falah yang berorientasi pada setiap aktivitas yang dijalaninya. Disinilah letak konsep kepemilikan pribadi, berarti bahwa seseorang memiliki hak terhadapsumber daya yang ada, namun selalu memperlakukannya sebagai sebuah kepercayaan yang akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Setiap muslim memiliki tanggungjawab terhadap Tuhan, masyarakat dan dirinya sendiri. Segala tanggungjawab ini sangat berkaitan bahwa kehidupan sepenuhnya menjadi satu gabungan dan sangat komprehensif yang tidak terpisahkan. Ketika seseorang bertanggungjawab untuk melakukan segala sesuatu,segalanya dilakukan dengan baik tidak ada perbedaan agama, statusdan ekonomi, karena tujuannya adalah mendapatkan ridha Tuhan atau falah.
Falah hanya bisa didapatkan ketika segala sesuatu dilakukan pada jalan yang Tuhan tentukan baik itu dibidang ekonomi atau politik, hubungan keluarga, hiburan atau rekreasi. Dalam ekonomi islam satu-satunya kebebasan mengejar materi untuk kebebasan pribadi dengan menjaga kewajibannya kepada masyarakat dan Tuhan. Jadi, pengembangan pribadi manusia dan lingkungan social budaya dalam islam adalah dengan suatu kematangan rasional. Yang menjadi dasarnya adalah formulasi preferensi individu dan membuat keputusan sebagai usaha untuk mencapai falah.
Setelah Filosofi falah menghasilkan keseimbangan antara kewajiban dan aktivitas ekonomi “ baru dan hubungan yang realistis” seimbang antara manusia dan sumberdaya, antara manusia dan output. Hubungan ini didasari atas keadilan dan kemurnian serta sebagai pengawasan manusia dalam menggunakan sumberdaya sebagai sebuah kepercayaan dari Tuhan yang akan menjadi tanggungjawabnya (arif winter, 1985). Dengan demikian sumberdaya manusia didasari atas rasa tanggungjawab social dan tanggung Moral berdasarkan keadilan ekonomi yang sesuai dengan lingkungan.
Alat yang digunakan dalam system ekonomi untuk menghasilkan system ekonomi yang sesuai dengan lingkungan di mana pembangunan tersebut berlangsung
The MOST index (Motivation and support structure)
The MOST index (Motivation and support structure) memberikan total tanggung jawab terhadap tiga kategori:
Tanggungjawab terhadap pribadi (kepuasan pribadi)
Tanggungjawab terhadap masyarakat
Tanggungjawab terhadap Tuhan
Costructing The MOST index
Total tanggungjawab individu akan dihitung dengan tiga kategori berikut:
ri= rPi+rSi+rGi (pada level mikro)
Dimana:
ri : jumlah semua tipe tanggungjawab individual
rPi : total tanggung jawab individu terhadap pribadi
rSi : total tanggung jawab individu terhadap masyarakat
rGi : total tanggung jawab individu terhadap Tuhan
Dengan cara yang sama pada level makro, tanggungjawab secara menyeluruh dalam ekonomi sebagai berikut:
(ii) R= RP+RS+RG
Dimana:
R : jumlah semua tipe tanggungjawab dalamsebuah sistem
RP : total tanggungjawab pribadi secara agregat dalam sebuah sistem
RS: total tanggungjawab moral masyarakat secara agregat dalam sebuah sistem
RG: total tanggungjawab secara agregat kepada Tuhan
Atau MOST Indek :
λ= ((Re-Rp)/R)=λ(M/R)= λ=b, dimana λ=0,1, 0<b<1
dimana:
λ : koefisien tanggungjawab, system ekonomi islam atas kepercayaan dengan tanggungjawab dihadapanTuhan
R: Makro agregat dalammasyarakat
Re: tanggungjawab agregat ditekankan dengan filosofi dari system
Rp : tanggungjawab untuk pribadi dalammakro agregat
M : Motivasi untuk menunaikan tanggungjawab yang besar (tanggungjawab social dan tanggungjawab kepada Tuhan)
(M/R) or b∶indek motivasi
Λ(M/R)=b∶MOST indek kepuasan yang menekankan pada motivasi dan dukungan struktur indek

Kemampuan ekonomi sebagai indek kepercayaan (EC-TRUST INDEX)

Memotivasi individu untuk menunaikan tanggungjawab besar dan menciptakan struktur dukungan untuk membantu merealisasikan tanggungjawab ini adalah kebutuhan akan tetapi bukan kondisi yang cukup untuk mencapai kesuksesan system pengembangan pribadi dari individu terhadap tanggung jawab social dan moral, akan tetapi system juga akan :
Memberikan kemampuan ekonomi individual (kepuasan yang menekankan pada pengelolaan sumberdaya) dan kebebasan untuk mengalokasikan sumberdaya tersebut.
Membantu individu untuk membuat kematangan rasional dalam mengambilkeputusan. Hal ini terjadi ketika individu dididik, detraining, dan difasilitasi dengan system untuk melakukan pengawasan. Kemampuan untuk menerapkan system dapat dihitungdengan indek kemampuan ekonomisebagai kepercayaan sebagai berikut:
EC-TRUST Index = ᵠ((GNP-G)/GNP)= ᵠ(A/GNP)= ᵠ(X)=X, Dimana:ᵠ=0,1,0<x<1

Dimana:
GNP : Gross national product
G : Besarnya sumberdaya dibawah pengawan pemerintah
(X) : kemampuan ekonomi masyarakat, ini juga ditunjukkan oleh tingkat kebebasan masyarakatdalammengalokasikan SDA
ᵠ : koefisien pengawasan, mencerminkan sifat dari hubungan antara manusia dengan sumberdaya dalam system. Dalam ekonomi islam kepemilikan tidak absolute seperti ekonomi kapitalis, melainkan dianggap sebagai kepercayaan dari Allah.
X :EC-TRUST Indek, kepuasan pribadi setiap pemimpin yang dianggapsebagai kepercayaan atas kepemimpinannya (ditunjukkan oleh nilai rasio GNP)

Mekanisme paradigm dalam islam: Menciptakan lingkungan  yang sesuai untuk pembangunan yang komprehensif 

Dari uraian pembahasan di atas dapat dipahami bahwa Mekanisme ekonomi islam adalah berikut:
Motivasi dan semua keinginan individu untukmemenuhi tanggungjawab besar. Motivasi ini mendorong dan menjadi komitmen, karenasetiap individu percaya bahwa tanggungjawab kepada Tuhan adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagai kewajiban.
Komitmen di atas tidak akan berarti tanpa diberikan kebebasanuntuk mengalokasikan SDA
System ekonomi islam memberikan hak kepada individu untuk mengelola sumberdaya, akan tetapi tidak absolute, mereka harus menganggap sebagai kepercayaan dari Tuhan
System ekonomi islam memberikan dua indek dalam mereka berinteraksi untuk menghasilkan suatu produk yaitu membentuk keadilan social ekonomi masyarakat dan lingkungan serta menciptakan pembangunan yang komprehensif untuk menghasilkan pertumbuhan output riil, hal ini harus dibarengi dengan pemenuhan tanggungjawab yang besar.
Hal ini berbeda dengan mekanisme sosialis dan kapitalis, yang memiliki mekanisme sebagai berikut:
Mengesampingkan lingkungan, sehingga menyebabkan terbentuknya ketidakadilan. System ekonomi ini gagal memberikan keadilan bagi lingkungan.
System ekonomi ini memfokuskan pembangunan hanya pada outputfisik semata, system ekonomi kapitalis dan sosailis sarat akan politik ekonomi.
Kekuatan terletak pada siapa yang mengontrol produksi ekonomi
pengurusan kekayaan masyarakat diurus tanpa tanggungjawab moral social dan tanggung jawab dihadapan Tuhan.
System ekonomi kapitalis dan sosialis membentuk ekonomi social yang tidak adil dan dan saling mengekploitasi. Hal ini justru akan melemahkan pertumbuhan dan pembangunan.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!