WIKO ANTONI MERAIH GELAR MAGISTER MELALUI TEKS DAN KONTEKS DRAMA HIKAYAT CANTOI KARYA SULAIMAN JUNED

in tesis •  7 years ago 

image

Wiko Antoni, S.Sn Dosen STKIP Bangko dalam meraih gelar Magister Pendidikan pada Konsentrasi Pendidikan Bahasa dan Seni Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Program Pascarjana Universitas Negeri Padang pada tahun 2015. Wiko Antoni yang merupakan lulusan S1 di Prodi Teater STSI Padangpanjang, juga sebagai penyair, esais dan pendiri Komunitas Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, menuliskan:
image

Lakon Hikayat Cantoi adalah perwakilan orang-orang yang berada dalam ketidakjelasan situasi. Ketertekanan berkepanjangan melahirkan kefrustasian. Walaupun tokoh ini digambarkan dengan seting Aceh, peristiwa Cantoi akan menimpa siapa saja. Ketertekanan jiwa dapat menimpa setiap orang. Ada kalanya ketertekanan ini sampai pada kondisi sesorang kehilangan kendali psikis dan menjadi abnormal`. Kondisi tidak normal ini dalam ilmu jiwa disebut neurosis sesuai tempat yang menjadi sebabnya yaitu syaraf-syaraf penyimpan data bawah sadar. Inilah yang dicatat Wiko Antoni dalam tesisnya yang membahas tentang drama HIKAYAT CANTOI, ingin mengetahui bagaimana kupasan Wiko Antoni, silakan baca tesisnya.
image

Sekilas tentang Wiko Antoni yang dilahirkan di Rantaupanjang 4 April 1978. Mulai berteater sejak masih dibangku SMP, masa itu ia aktif dengan sangar keliling TARUNA MUDA adalah Sanggar Ludruk dan ketoprak pada wilayah transmigrasi Hitam Ulu, kabupaten Merangin. Sedangkan tulis menulis telah ditekuninya waktua masih di bangku SD. Cerpennya yang pertama dipublikasikan BUNGA MERAH DALAM DUSUN pernah meraih juara 2 Lomba Menulis Cerpen tingkat SMA Tingkat Kabupaten Sarolangon Bangko pada tahun 1995. (***)

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://sastra-indonesia.com/2013/06/tragedi-cantoi-sulaiman-juned-eksternalisasi-agrophobia/