Sebuah Alasan

in the •  7 years ago 

Pada sore hari, di sebuah caffe, aku duduk bersama dengan teman-temanku, kami melepaskan penat dengan mengobrol ringan, dengan menceritakan masalah pribadi yang sedang dihadapi. Pasa saat itu keadaan didalam caffe rame sekali, bukan hanya kami saja, tetapi banyak aktivitas lain yang dilakukan oleh masing-masing orang, baik itu wifi-an, mengerjakan tugas, mengobrol, makan-makan, ataupun sedang bersantai-santai. Namun, yang menarik perhatianku saat itu, pada 2 orang remaja, mereka duduk di sebelahan kanan meja kami, mereka mengerjakan tugas, sambil berdiskusi. Suara mereka saat berdiskusi terdengar jelas olehku, mungkin hal ini karena aku duduk bersebelahan dengan mereka. Permasalahan yang mereka diskusikan tentang pergantian kurikulum di Indonesia. Hal ini membuatku, tertarik mendengarkan diskusi mereka.
“Saat ini kurikulum di Indonesia telah tergantikan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006, menjadi kurikulum 2013 (K13). Alasan mengapa KTSP 2006 digantikan dengan K13? Yaitu tuntunan perubahan zaman yang terus berkembang, agar peserta didik mampu bersaing di masa depan dan menjadi tuntunan masyarakat di tempat ia tinggal, sehingga membuat permendiknas harus menggantikan kurikulum baru untuk Indonesia”. Jawabnya.
“Eumm, tapi jawabanya Lisa masih belum tepat, sanggahnya”, kata temannya (menepuk bahunya).
“ Lalu apa jawabanya, yang benar?”, tanyanya ketus.
“Alasan mengapa KTSP 2006 digantikan dengan K13, karena pihak permendiknas telah melalukan survey pada pendidikan di Indonesia, bahwa KTSP 2006 memiliki banyak kekurangan misalnya saja, materi pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik lebih banyak, hal ini malah membuatnya terbebani, proses pembelajaran dengan mengunakan metode hafalan, sehingga penalaran pada peserta didik kurang dan pada KTSP memberi kebebasan pada guru untuk membuat kurikulum secara mandiri, namun hal ini tidak berjalan dengan baik. Ditambah lagi pada saat KTSP peserta didik lebih mementingkan bagaimana cara mendapat nilai yang banyak, daripada mengikut prosesnya. Namun pada K13, bertujuan untuk mendorong peserta didik, mampu lebih baik melalukan observasi, bertanya,, bernalar, dan mengkomunikasikan atau mempresentasikan, apa yang telah mereka peroleh setelah menerima pembelajaran. Sehingga pada K13 mampu membentuk karakter peserta didik menjadi lebih mandiri, cakap, kreatif, produktif dan inovatif”. Jawab temannya.
“Waw…. Panjang sekali penjelasannya, Ray, kamu lihat di google ya? sebelum menjelaskannya kepada ku. Katanya (sambil tertawa keci).
Seketika temannya, menepuk bahunya.
“Aduh, katanya”. (sambil menaikan alis matanya).
Aku tersenyum, mendengar penjelasan temannya, yang menurutku itu luar biasa, dan temannya memiliki pemikiran yang kritis saat menambahkan jawaban pertanyaan temannya. Tetapi diskusi mereka belum berakhir, karena temannya yang pertanya masih memiliki pertanyaan yang masih belum ia ketahui. Dan diskusi mereka pun berkelanjutan.
“Tetapi, pergantian kurikulum, bukan saja mengubah pola pikir peserta didik, tapi juga mengubah cara guru dalam mengajar. Pada saat KTSP guru lebih banyak menjelaskan materi, lalu memberi tugas, namun pada K13 guru sebagai fasilitator, sehingga dalam proses belajar, guru memberikan tugas terlebih dahulu pada peserta didik, sebelum menjelaskan materi, apakah hal ini tidak mempersulit peserta didik?” Tanyanya.
“Lisa, tau arti guru sebagai fasilitator? Artinya guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber informasi untuk peserta didik, melainkan guru memfasilitasi pembelajaran, sehingga guru berusaha mengajak dan membawa peserta didik yang ada di kelasnya untuk berpartisipasi. Hal ini, bukanlah gampang dilalukan oleh guru, jika guru tersebut tidak cukup pemahaman tentang psikologi pendidikan dan berbagai teori metode-metode pembelajaran dan metode inovatif untuk pengajaran”. Jawab temannya.
“Ooh, begitu ya Ray, berarti guru tersebut kurang pengalaman dalam mengajar. Tapi pada intinya pergantian kurikulum, selalu terjadi bila menteri pendidikan diganti, maka kurikulum pun ikut tergantikan”. Katanya menegaskan.
“Lisa, K13 yang ditetapkan di Indonesia, masih beberapa kali mengalami proses revisi dan perubahan. Agar K13 yang digunakan nanti, mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki multi talenta yang dapat ia gunakan di masa depan. Begitu juga dengan pergantian menteri pendidikan di Indonesia, mereka mengupayakan agar pendidikan di Indonesia memiliki mutu pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya, bukan hanya karena tuntunan zaman yang terus berkembang, tetapi dengan meningkatnya mutu pendidikan di Indonesia maka akan menciptakan generasi yang mampu mensejahterakan dirinya, maupun masyarakat, sehingga membuat Negara Indonesia dapat bersaing dengan Negara asing.”. Jawab temannya.
“ Eumm,Change of scene, baiklah, sekarang aku sudah cukup mengerti kenapa permendiknas menggantikan kurikulum di indonesai”. Katanya.
“ Ya, sudah, mari kita selesaikan tugas ibu Sarah, biar tugas kita cepat kelar”. Kata temannya (tersenyum).
“Oiya, aku lupa, oke”, katanya,(tertawa kecil).
Mereka pun mengakhiri diskusi mereka dan melanjutan tugas yang diberikan gurunya. Aku merasa takjub dengan pertanyaan dan jawaban yang mereka lontarkan, pada kejadian tersebut, aku mendapatkan ilmu baru yang telah apa, aku dengerkan. Walaupun aku masih belum tau apakah benar jawaban yang disampaikan temannya, namun pada kejadian tersebut, cara mereka pertanya ataupun menjawab, mereka benar-benar memiliki permikiran yang kritis, dan inovatif.
Senja pun tiba, aku dan teman-teman ku meninggalkan caffe tersebut, dan kami pun menuju ke pakiran sepeda motor, untuk mengambil sepeda motor kami, tapi pada saat itu, aku seperti salah tingkah, sebab 2 orang remaja tadi, yang didalam caffe tersenyum kepadaku. Aku tidak tau apa penyebabnya, dan aku pun membalas senyuman mereka.
~ END ~

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hai @nurlaili.. Selamat bergabung di Steemit! Suka anda ngumpul.. sudah kami upvote yaa.. 😀