**Kemerdekaan hanya bisa diraih lewat perjuangan. Kedaulatan rakyat yang membuat kemerdekaan itu benar dirasakan oleh rakyat hendaknya terus diperjuangkan. Rakyat yang miskin dan fakir akan membuat kemerdekaan dan kedaulatan rakyat ini akan sulit digapai. Siapapun pemerintahannya, selama tidak mampu menguasai ekonomi dan apalagi menghadapi masalah hutang, china debt trap, dan kekacauan di bidang ekonomi perbankan, maka akan sulit memerdekakan diri. Sudah waktunya rakyat berjuang bersama-sama, bukan hanya menumbangkan rezim yang otoriter namun juga menguasai ekonomi bila benar ingin merdeka. **
"Nggak mungkin bisa, Mariska! Bagaimana bisa bila pemerintahannya seperti sekarang? Dari mana kita dapat uang dan modal untuk melakukan semua ini?", demikianlah pernyataan kebanyakan orang bila saya mencoba menjelaskan soal perubahan sistem ekonomi yang baru untuk mengatasi masalah ekonomi yang ada.
"Fokus dulu pada kemenangan, urusan ekonomi bisa selesai jika kita menang," ini pun sudah biasa sekali saya dengar bila saya "mencolek urusan ekonomi ini.
Saya melihat bahwa salah satu faktor yang membuat rakyat "kurang keras" di dalam berjuang dan lebih banyak yang memilih diam atau aman adalah karena masalah ekonomi. Kebutuhan ekonomi keluarga memang menjadi prioritas utama,, dan belum lagi karena kondisi yang buruk maka semakin sulit untuk fokus dalam perjuangan.Rakyat tidak diberikan pengertian agar siap menghadapi masalah ekonomi ini ke depan, hanya diberikan harapan-harapan yang tidak pasti. Sementara musuh terus bergerak menguasai ekonomi, sulit ke depan bila kita mengabaikan hal ini. Namun ya sudahlah, setiap orang memiliki pandangannya masing-masing. Saya tidak berharap banyak, saya lakukan saja yang bisa saya lakukan. Saya mencoba mengerti bagaimana pemikiran pragmatis itu sudah terlalu keras, dan pemikiran strategis selalu dikalahkan dengan berbagai alasannya.
Fakta pahit, berapa banyak rakyat yang memilih bungkam dan diam karena masalah ekonomi? Untuk turun berjuang dalam aksi pun sudah nggak ada dana! Siapa yang bisa menjamin bahwa apa yang sudah diberikan dan dihabiskan bagi perjuangan bisa kembali? Sementara ada keluarga yang harus terus dinafkahi dan hidup, ada yang ikhlas memberikan mereka selalu bantuan? Paling juga melipir dan berlagak bodoh. Ini yang disebut dengan peduli?!
Kita butuh solusi dalam setiap resiko perjuangan, musuh siap menghadapi rakyat yang berjuang untuk kemenangan, namun mereka sesungguhnya sangat takut dengan pemberontakan dan perlawanan di bidang ekonomi. Mereka pun akan benar-benar hancur bila ini terjadi, segala skenario yang sudah mereka siapkan di depan bisa berantakan. Kita tak ingin semua perjuangan ini hanya sementara dan harus berjuang berat lagi bila mereka kembali, kan? Kita memang harus tuntaskan semua perjuangan ini. Jangan pernah abaikan hal-hal yang memang tidak ingin/sanggup dipikirkan selama ini. Perjuangan di bidang ekonomi ini memang bukan untuk mereka yang hanya berpikir pendek, ini adalah strategi politik yang paling sulit.
Saya sempat frustasi juga karena memang sungguh tidak mudah untuk mengerti sebuah sistem yang baru. Meski baca berulang pun dan mencoba pelajari, bila pola dan cara berpikirnya tidak berubah maka akan sulit. Kebiasaan membuat kita terjebak pada asumsi yang pada akhirnya menolak hal-hal yang baru. Ini biasa terjadi dan saya tidak bisa menyalahkan siapa pun. Bagi saya, inilah bukti bahwa sesungguhnya perubahan itu benar harus dimulai dari diri sendiri. Jika diri sendiri masih saja hidup dalam kotak dan menolak perubahan meski sadar itu lebih baik, maka tidak akan pernah ada perubahan yang diharapkan dan dinginkan. Bisanya hanya berharap, lalu kecewa kemudian.
Banyak masih berpikir bahwa politik itu hanyalah urusan partai, pemerintahan, dan soal pemilu semata, namun dalam real praktek politik adalah soal uang, soal ekonomi. Siapa yang menguasai ekonomi, merekalah yang bisa menang. Oleh sebab itu, saya tidak mau berhenti hanya di soal kemenangan salah satu calon presiden yang saya dukung, saya memilih berjuang untuk kemerdekaan dan kedaulatan rakyat. Pemerintahan dengan sistem yang ada masih terbelenggu dengan berbagai kepentingan yang meski pun sebagai penentu kebijakan, akan sulit bila tidak dibantu oleh rakyat untuk membebaskan diri dari "kepungan dan gempuran" di bidang ekonomi ini. Menang pun masih bisa kalah jika masalah ekonomi ini tidak dpikirkan serius sedini mungkin dan dicari jalan keluarnya.
Sekarang waktunya untuk berbagai, mendistribusikan uang sebanyak-banyaknya kepada rakyat agar rakyat masih bisa bernafas dan meneruskan perjuangan. Jangan hanya bicara peduli dan kebersamaan bila masih memikirkan diri sendiri. Dalam bahasa saya, barangkali Allah pun ingin melihat kesungguhan kita dalam menginginkan perubahan. Bukan hanya soal kemenangan namun benar perubahan total menuju kehidupan yang lebih baik dengan cara yang baik pula. Kita bisa mati syahid dalam perjuangan fisik, namun janganlah menjadi sia-sia bila kemudian tak ada lagi yang sanggup meneruskannya hingga selesai.
Setuju tidak setuju dengan pemikiran saya ini bukan yang saya pikirkan, saya hanya ingin mengingatkan dan semoga saja masih ada yang mau memikirkan hal ini juga dan bergerak bersama. Bagi yang memang tidak setuju atau tidak ingin, tidak masalah. Semua adalah pilihan dan yang paling sulir adalah menerima semua resiko atas pilihan itu sendiri. Semoga siap dan berjiwa besar menerimanya.
Semoga berguna dan bermanfaat.
Bandung, 22 Juni 209
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis