Toleransi, Natal di Bumi Serambi Mekkah

in tolerance •  6 years ago 

image

Satu dua hari terakhir masyarakat dihebohkan dengan perkara, boleh tidaknya mengucapkan selamat natal. Di tengah gejolak nasional yang mewabah ke semua daerah, Aceh menjadi bagian yang menarik dilihat dan dikaji, bagaimana perayaan natal di provinsi yang terkenal dengan Syariat Islam (SI) nya.

Senin malam menjadi puncak dari pada peribadatan ibadah natal bagi umat Nasrani. Seluruh elemen terkait sibuk mempersiapkan diri. Dari aparat keamanan (TNI-Polri), pihak gereja, kementerian agama hingga awak media. Bagi insan pers, terutama yang berkerja untuk media nasional sudah menelusuri dua hingga tiga hari sebelum perayaan puncak.

Di Aceh, perayaan natal boleh dibilang selalu berjalan lancar, damai dan tanpa teror. Sejauh yang saya ingat, belum sekalipun meledak bom di gereja tertentu. Fakta tersebut, menyuguhkan satu fakta bahwa Aceh begitu toleran di tengah tuduhan bahwa daerah yang berjuluk Serambi Mekkah ini dianggap sebagai daerah dengan indeks toleransi rendah.

image

Bahkan, pengakuan tersebut datang langsung dari Rohaniawan Katolik, Pastor Rd Hermanus Sahar. Menurutnya, perayaan Natal di Aceh istimewa, sebab di tengah masyarakat Aceh yang mayoritas muslim. Di saat yang sama, orang-orang Aceh tidak menggangu bahkan mengancam keberlangsungan hari sakral mereka.

"Di sini sangat istimewa, karena kita tahu bahwa daerah Aceh ini mayoritas muslim. Umat muslim di sini sungguh menghargai dan menghormati perayaan-perayaan besar di gereja katolik. Terutama di gereja Hati Kudus (Banda Aceh)," sebutnya.

Dugaan orang di luar Aceh atau yang belum mengenal dekat Aceh, khawatir bahwa SI akan mendiskriminasi non muslim, justru tidak terjadi. Bahkan, dengan adanya SI, pihak non muslim jauh lebih merasa terlindungi. Hal ini diakui Pembimbing Masyarakat Katolik Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Baron F. Pandiangan;

image

"Sampai saat ini yang kami pahami begitu, tidak mengikat penuh orang katolik. Tetapi kami lebih kepada menyesuaikan dan menghormati," sebut Baron.

Bahkan ia turut memberikan kesaksian, secara pribadi dirinya merasakan bagaimana menjadi Katolik itu, setelah ia di Aceh. "Merasakan tantangannya, eksistensinya semakin jelas, dan tidak ada kepura-puraan. Sampai saat ini saya tidak mengalami ketakutan. Bahkan umat kami pun semua merasakan seperti ini," tutur pria yang kurang lebih, 8 tahun sudah hidup dan berkerja di Aceh.

Apa yang ia alami dan umat Nasrani secara umum, membuktikan bahwa masyarakat katolik yang ada di Aceh, ternyata sangat diterima dengan baik. Tidak ada intimidasi, tidak ada larangan, tidak ada ketakutan untuk merayakan pada malam puncak. Mereka semua beribadah dengan penuh sukacita di gereja masing-masing.

image

"Ini bukti toleransi di Aceh ini sangat baik. Kami menyatakan berita-berita di luar itu; yang mengatakan Aceh kota intoleran, kami menyatakan itu tidak benar! Masih perlu dipertanyakan apa indikator mereka. Semua berlangsung dengan baik. Tidak kami kurang-kurangin, tetapi fakta bisa dilihat, semua sukacita. Dan ornamen-orbamen natal terpampang dengan baik, tidak ada satu orang pun (yang menyuruh) eh turunkan itu, matikan lampu, tidak ada," timpalnya.

Untuk diketahui, adapun jumlah gereja terbanyak Provinsi Aceh ditempati oleh, Kabupaten Aceh tenggara sebanyak 123 unit, Kabupaten Aceh Singkil 17 unit dan Kota Banda Aceh sebanyak 4 unit. Tahun ini, perayaan natal di Aceh pihaknya mengikuti tema nasional.

Ada tema bersama, antara KWI dan PGI yang menyebutkan: Yesus Kristus adalah Hikmat dari Allah untuk kita. Namun begitu, di sub tema pihaknya mencoba mengkomunikasikan dengan realitas yang ada. Dua kata yang diangkat, 'bermartabat' di tahun 2018 dan 'bermasyarat' pada tahun 2019.

image

Tahun ini perayaan natal turut mendoakan korban bencana alam baik di Sigi-donggala, maupun yang terbaru, Banten-Lampung. Dalam ritusnya, dipanjatkan doa khusus untuk para korban. Selain doa-doa ada juga aksi sosial berupa penggalangan dana. Siapapun yang bisa menolong, digerakkan. Hal itu biasa dibuatkan di gereja katolik. Menurut mereka adalah; Man for All; bagian dari sesama.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq