Foto: pixabay.com
Tradisi meniup lilin dalam memperingati hari kelahiran atau yang lebih dikenal ulang tahun, pada dasarnya asal-usul ritual itu terdapat dari kaum Yahudi/Nasrani/Kafir. Tidak hanya lilin yang dijadikan ikon saat berulang tahun bagi mereka (kafir), juga disertai kue berbentuk lingkar (bulat) yang disediakan saat serangkaian acara itu dilakukan baik bersama kerabat, sanak keluarga dan sahabat.
Kue ulang tahun itu dihiaskan dengan berbagai macam warna, juga terdapat ukurin usia dengan bahan yang digunakan baik berupa lilin maupun dari kue tersebut supaya terlihat menarik. Memang jika dilihat sangat menarik perhatian dan seseorang itu akan gembira apabila hal itu diperlakukan untuk dirinya, tentu ini berlaku bagi orang non-muslim (kafir).
Biasanya ketika perayaan hari ulang tahun juga dihiasi dengan balon-balon kecil, tulisan ucapan selamat "Happy Birthday" serta berupa dekorasi menarik lainnya. Pantaskah umat Islam melakukan hal ini?
Maka, timbul pertanyaan kenapa harus ada kue ulang tahun dan tiup lilin bagi sebagian umat Islam? Sebenarnya itu bukan harus, akan tetapi mereka yang memaksakan kehendaknya untuk mengikuti tradisi kaum Yahudi. Bahkan ritual ini cukup banyak dilestarikan oleh umat Islam saat ini, baik para remaja, anak-anak, dewasa dan orang yang sudah berkeluarga pun ikut merayakan tradisi majusi atau para pengikut agama Zoroaster tersebut.
Iringan lagu ulang tahun pun menggema yang dinyanyikan bagi yang merayakannya. Barangkali ini berlaku bagi non-muslim, sangat disayangkan jika generasi Islam yang melakukan hal tersebut. Yang sudah berkeluarga apabila ritual kafir itu selalu dirayakan saat hari kelahiran anak maupun bagi dirinya, tanpa disadari bahwa mereka sudah mengajak diri dan anaknya untuk murtad.
Berkatkah usia jika tradisi kafir ini senantiasa dilakukan? Kenapa tidak mensyukuri umur dengan cara berdoa kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasulullah yakni Nabi Muhammad SAW? Mari kita memperbaiki diri untuk menuju masa depan yang lebih baik. Jangan sampai kita terjebak dalam kesesatan akibat pengaruh budaya barat, sayangilah umur atau rahmat yang Allah SWT berikan kepada kita (Islam).
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan mengenai akidah sangat penting bagi seluruh umat Islam, karena akidah merupakan suatu keimanan yang meliputi kepercayaan atau keyakinan terhadap Allah SWT. Untuk itu, umat Islam wajib mempelajari dan memahami ilmu akidah agar dapat menghindari dari perkara-perkara yang membawa kita akan kesesatan dalam beriman kepada Allah SWT.
Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa tradisi itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam. Maka Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya.
Mari bersama-sama menjaga akidah untuk menguatkan keimanan dan keyakinan terhadap agama Islam yang lebih kuat.