Beduk in Rotowijayan | Bilingual |

in traditional •  7 years ago  (edited)

Beduk in Rotowijayan

IN THE EARLY joined Steemit, I searched for beduk (mosque drums) in various locations in several regions of Indonesia. Not only in the mosque, but also seen in many small and large malls in various cities. Beduk can also be found in the market, especially during Ramadan ago. Perhaps it is now rarely seen in the market.

In the Rotowijayan Mosque, Yogyakarta (Indonesia), the beduk is just like a bedug I've encountered before with a size that is not too big. This beduk is often used, visible from the skin of the middle part which is already slippery and forms a wasp as a map on an island. The handle also looks slippery, a sign often in the hands of humans.

Beduk is a message sender in some areas. In Aceh, for example, the drum used as a means for various messages; for example to sign it's time to break the fast, sahur, imsaq, or preach the news of death. Beduk is a multi-functional messaging device.

Here are some links to my previous post about beduk:
In shopping centers such as Thamrin City, Jakarta, also displayed beduk: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/bedug-thamrin-city

Beduk also seen in hotel like in Santika Jakarta: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/bedug-is-media-messengers or at Holiday Inn Hotel: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/small -bedug-in-holiday-inn.

So, the beduk is not always found in the mosque[]


MR_03.jpg

MR_04.jpg


Beduk di Rotowijayan

DI AWAL bergabung dengan Steemit, saya mencari beduk di berbagai lokasi di beberapa daerah di Indonesia. Tidak hanya di masjid, tetapi juga banyak terlihat di mal kecil dan besar di berbagai kota. Beduk juga bisa dijumpai di pasar, terutama saat Ramadan lalu. Barangkali sekarang sudah jarang terlihat di pasar.

Di Masjid Rotowijayan, Yogyakarta, beduknya sama seperti beduk yang saya jumpai sebelumnya dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Beduk ini sering digunakan, terlihat dari kulit bagian tengah yang sudah licin dan membentuk bekas tabuhan seperti peta di sebuah pulau. Gagangnya juga terlihat licin, pertanda sering berada dalam genggaman tangan manusia.

Beduk menjadi media pengirim pesan di beberapa daerah. Di Aceh, misalnya, beduk dijadikan sarana untuk berbagai pesan; misalnya untuk tanda sudah waktunya berbuka puasa, sahur, imsaq, atau mengabarkan berita kematian. Beduk memang sarana pengirim pesan yang multi fungsi.

Berikut ini beberapa link postingan saya sebelumnya tentang beduk:

Di pusat perbelanjaan seperti Thamrin City, Jakarta, juga dipajang beduk: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/bedug-thamrin-city

Beduk juga terlihat di hotel seperti di Santika Jakarta: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/bedug-is-media-messengers atau di Hotel Holiday Inn: https://steemit.com/traditional/@ayijufridar/small-bedug-in-holiday-inn.

Jadi, seperti yang terlihat, beduk memang tidak selalu ditemukan di masjid,kan?

MR_01.jpg

MR_02.jpg


Badge_@ayi.png

DQmNuF3L71zzxAyJB7Lk37yBqjBRo2uafTAudFDLzsoRV5L.gif

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Keren,beduk yang penuh sejarah

Matur nuwun Mas @kunrishartanto

Now I am curious, kenapa nyari bedug? eh, bedug atau beduk sih?

Respon yang mencerdaskan @horazwiwik....
1. Beduk merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia. Di daerah mana pun, terdapat beduk sebagai media penyampai pesan dengan beraneka bentuk, terbuat dengan berbagai bahan baku. Ada yang buat dari kulit kambing, lembu, dan kerbau. Tidak ada yang buat dari kulit pisang, hehehehe... Fungsi beduk kini sudah banyak tergantikan sirine dll. Tahun 1992 atau 1993, cerpen "serius" saya yang pertama dimuat di harian Suara Karya. Judulnya, Tambo (beduk).

2. Sampai tadi, saya masih berpikir bedug adalah kata yang benar. Lalu, saya cari di KBBI dan menemukan kata yang benar adalah beduk. Saya pernah bilang, Steemit adalah media tempat kita belajar. Dan proses belajar terkadang terjadi tanpa kita sadari.

Terima kasih @horazwiwik... Saleum.

Buset, terstruktur abis jawabannya hahaha....jempol deh.
O, berarti selama ini sy salah. Kirain bedug. Ternyata pakai k.
Penginnya sy vote komen ini tp engkol sy dah kosong. Meuah beuh....🙏

Saya juga salah selama ini karena selalu pakai bedug @horazwiwik. Makanya, di Steemit bisa menambah pengetahuan. Oh ya, jangan diengkol. Ini sudah autopilek, eh, autopilot.

Ya ya ya, klo ketemu sama penulis2 konten berkelas macam bg Ayi memang byk belajar hal2 baru :D.

Sama seperti membaca postingan @horazwiwik, selalu ada tambahan ilmu. Begitulah positifnya Steemit.

Alhamdulillah klo ad sedikit manfaat dr tulisan2 sy. Glad to hear thatn

Semoga bisa menjadi ibadah tulisan seperti kata @teukukemalfasya.

Nice Post @ayijufridar

Trims @forarsyad

Keren bang... kayaknya sesekali boleh juga tu buat kontes pukul beduk Ramadhan nanti di Aceh khususnya di lhokseumawe, biar agak lebih membudaya.... hehehehhe

Gagasan menarik @muliaeko. Harus dibuat kriteria penilaian dulu agar jelas. Kalau lomba seperti ini digelar saban tahun, bisa menjadi agenda budaya yang rutin,

fotonya cakep cakep apalagi tulisannya

Yang komen lebih cakep @masriadi.

Kalau saya rindu suara tambo saat hendak berbuka puasa.

Di kampung kami dulu Pak @dsatria, ada orang yang suka mukulin tambo. Setengah jam sebelum waktu berbuka, dia sudah mukul beduk.

Beduk mempunyai nilai sejarah, semoga nilai sejarah tersebut tidak menjadi catatan kelam sejarah

Sejarah Beduk, itu judul postingan Bang @damanhurabbas berikutnya...