Malam itu di gua hantu yang menakutkan. Peristiwa tahun 1999 masih terekam dibenak sang Andri. Begitu mencekam saat dia sendiri tertinggal dari rombongan pendaki gunung Sinabung Medan. Andri menceritakan dirinya sibuk mengabadikan sepucuk bunga yang Indah di kaki gunung. Sehingga dia lupa dengan teman-temannya.
Dibenaknya hanya bunga yang indah itu yang mau di petik untuk dibawa pulang. Dia berniat memberikan bunga yang indah itu kepada kekasih tercintanya. Namun saat dia mencabut akar-akar bunga itu baru teringat akan teman-temannya.
Saat itu matahari sudah mau terbenam. Dia berusaha mencari teman-temannya. Namun nihil, hari semakin gelap. Akhirnya dia menemukan sebuah gua kecil. Kemudian dia pun mencoba untuk membuat Api agar tidak gelap saat masuk ke gua.
Di dalam gua itu sangat seram sekali. Dindingan seperti air yang mengalair di dalamnya. Andri berusaha menyentuh dinding itu, namun saat itu dia memilih maju lebih dalam. Dalam suasana yang menyeramkan itu, dia baru teringat kalau di dalam tasnya ada senter yang jauh lebih terang, dibandingkan api yang di bawa sekarang.
Akhirnya dia mencari ujung gua untuk berteduh malam itu. Semoga saja tidak ada binatang buas di dalamnya. Sialnya ujung gua tidak pernah ketemu, dan gua tersebut begitu luas dan jauh. Setelah menyalakan senternya, dia mulai membuat api yang besar. Karena suasana juga dingin.
Lagi asyik membuat api, dia merasakan seperti ada makluk yang lewat di depannya. Namun tidak ada keliatan. Dia terus menyenter ke seluruh gua itu. Namun tidak tidak apa-apa selain dinding gua yang aneh itu. Akhirnya dia mengambil peralatan kamping untuk Istirahat sejenak.
Jam menunjukkan pukul 12:00 WIB. Saat itulah mulai terdengar suara aneh dan menyeramkan. Dia mulai ketakutan dengan suara itu. Dia kembali dia menyalakan senter keseluruh ruangan gua. Tidak ada yang aneh, yang ada cuma suara yang menakutkan.
Pukul 2 WIB dia masih berada didalam gua itu. Bertahan dengan suara aneh itu. Beberapa saat kemudian dia pun tertikur dengan pulas. Akhirnya di temukan oleh warga ke esokan hari nya di lereng gunung.
Ternyata semalam dia tidak berada di gua. Tapi hanya halusinasi saja. Setelah itu dia melihat bunga yang dia petik di dalam tasnya, ternyata sudah tidak. Kata warga setempat, kalau itu bukan lah bunga. Tapi jelmaan Ratu Bunga Wangi dari Siliwangi. Saat beranjak pulang dia melihat kembali tempat bunga yang dia cabut tadi.
Ternyata bunga itu kembali ke tempat semula. Tapi hanya dia yang bisa melihat. Sampai di persawahan dia bertemu dengan seorang perempuan dan mengasih bunga yang mirip dengan bunga yang dia cabut tadi.
Wanita itu berpesan kalau bunga itu harus di tanam kembali di tempat yang ia cabut tadi. Andri pun kembali ke tempat tadi, dan tidak ada bunga itu lagi. Tapi bunga itu ada di tangannya sekarang. Kemudian dia tanam kembali.
Setelah di tanam tiba-tiba di belakang muncul teman-temannya. Mereka satu sama lain saling bertanya kita ada dimana. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang.
Itulah pengalaman Andri saat pertama mendaki Gunung Sinabung. Pesannya kepada para pendaki untuk menjaga alam kita dengan baik saat melakukan traveling. Karena belum tentu yang kita lihat itu indah, tapi ada pemiliknya. Sekian.[]
Edisi Intervew dengan seorang Traveling asal NTB-Indonesia. Photo Rahman dan Amriadi Al Masjidiy di depan Kampus STID Mohammad Natsir Jakarta. Photo hanya Ilustrasi, tidak ada sangkut paut dengan cerita ini.