Sebagai salah satu daerah paling barat Indonesia, Aceh memiliki panorama alam yang cukup menakjubkan, baik gunung maupun lautan. Kelebihan ini merupakan anugerah tersendiri yang dapat digarap menjadi ikon destinasi wisata lokal.
Seiring pertumbuhan tren berwisata, banyak daerah berlomba-lomba berbenah untuk menggarap potensi yang dimilikinya. Adalah "Pantai Laut Jangka", yang berada di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, yang akhir-akhir ini mendapatkan perhatian khalayak ramai untuk dinikmati nuansa dan keindahannya.
Pantai Jangka hampir tidak pernah sepi pengunjung, baik hari-hari biasa maupun libur. Lazimnya, setiap akhir pekan; sabtu-minggu lokasi ini disesaki pengunjung. Lebih jauh, saat momen lebaran tiba, pertumbuhan pengunjuk bisa membludak berkali-kali lipat.
•Swafoto dan bersua dalam permainan.•
Perkembangan kawasan wisata Pantai Laut Jangka yang tumbuh cepat tidak terlepas daripada campur tangan semua pihak. Pantai yang dulunya terkesan kotor dan kumuh, berhasil digarap dan sulap pemerintah setempat menjadi lebih baik. Hal yang pertama sekali dilakukan ialah memperbaiki tata letak dan ruang kawasan tersebut, ditambah lagi dengan melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang, seperti mushalla, kamar mandi, area parkir juga tak lupa mengupayakan manajemen yang terstruktur, simpel, dan murah.
Langkah tersebut berhasil. Mengingat, dua dasar yang harus dipenuhi adalah manajemen dan kelengkapan sarana dan prasarana penunjang. Secara tehnis, pantai laut Jangka memiliki satu pintu masuk utama yang dijaga para pemuda kampung setempat. Bagi setiap pengunjung, untuk satu sepeda motor cukup membayar tiket masuk 3000 rupiah yang sudah include sebagai karcis parkir. Setelah itu, para pengunjung memarkirkan kendaraannya di tempat yang sudah disediakan dan diatur rapi oleh petugas.
Adapun tempat berjualan dibagi menjadi 3; dapur memasak dan kios di bagian belakang, bagian tengah semacam pondok, dan bagian paling depan, dekat pantai dijejerkan kursi dengan payung warna-warni di atasnya. Fungsinya, selain berteduh dari sinar matahari juga sebagai peneduh kala hujan tiba.
•Antara kelapa muda dan muda-mudi.•
Pemilihan payung warna-warni di sisi yang lain turut menambah daya tarik dari sisi estetika. Selain itu, antara dapur kios dengan pondok tersedia jalan setapak dengan bahan dasar packing blok, sepanjang jalan kiri dan kanan diteduhi dengan banyak pohon yang juga mampu menghadirkan nuansa adem.
Perpaduan antara konsep pariwisata, kepedulian pemerintah dan kesadaran masyarakat setempat merupakan modal dasar lagi kuat bagi pantai laut Jangka. Dengan demikian, tak heran wisata di kawasan yang dapat ditempuh kurang lebih 35 menit dari pusat Bireuen langsung mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Hemat saya, di kabupaten Bireuen yang dulunya ikon pariwisatanya identik dengan hanya bertumpu pada kawasan Batee Iliek, seketika dapat digeser kemasyhuran oleh pantai laut Jangka. Ditikungnya Batee Iliek, tidak terlepas daripada upaya cepat untuk menghadirkan sarana dan prasarana penunjang serta konsep pariwisata yang lebih kekinian.
•Seorang pedagang mainan kreatif, dan falsafah 'sayang anak' di tengah geliat sesak-padat pariwisata.•
Di tengah geliat pariwisata, kompetensi berlangsung ketat dan cepat. Bila suatu kawasan, ikon, tidak dapat menghadirkan pelayanan publik yang baik dan tidak mau berbenah, maka bisa dipastikan tempat tersebut akan tertinggal. Sekarang ini, wajah pariwisata tidak lagi konvensional yang hanya mengandalkan pemandangan semata. Lebih jauh, servis dan keramahtamahan mendapatkan pertimbangan lebih bagi para pengunjung untuk hadir.
Di pantai laut Jangka misalnya, segala tempat sistemnya terbuka, tidak ada tempat yang bersekat atau tertutup. Jadi, apapun aktivitas pengunjung akan terlihat nyata. Dengan begitu, dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya pelanggaran seperti perzinahan, dll.
Sejauh pantauan saya, masyarakat setempat yang bekerja di tempat itu juga berfungsi sebagai pengontrol. Kontrol disini luwes dan mudah, tidak sehoror seperti yang dibayangkan, misal; setiap tempat duduk ada satu petugas. Tidak demikian. Bila ada yang duduk terlalu rapat yang non muhrim, seseorang akan datang dengan baik-baik dan mengingatkan untuk tidak terlalu 'nempel'.
•Spanduk himbauan.•
Di beberapa titik, terdapat pula himbauan dalam bentuk baliho. Bagi saudara yang hendak mandi laut, juga terdapat beberapa penjaga dengan pakaian biasa. Sering, saat cuaca buruk, petugas datang memperingati untuk hati-hati, jangan terlalu jauh mandi/berenang, atau sama sekali dilarang, manakala cuaca ekstrem sedang terjadi.
Tumbuh pesatnya pariwisata pantai laut Jangka boleh dibilang merupakan babak baru dari wajah pariwisata lokal kita. Terobosan dan sikap mau berbenah ialah kunci utama mengapa pantai laut Jangka bisa muncul bahkan menggeser para pendahulu yang melagenda. Selama ini, penyakit utama pariwisata lokal kita terletak pada sifat yang terlalu konvensional, apa adanya dan peujeut-peujeut peukon. Dampaknya, wajah pariwisata terlalu polos dan tanpa kemasan. Tentu beda, antara terlalu polos dan wisata natural.
Maka penting, mensiasati dan mengemas pariwisata sedemikian rupa. Pariwisata kekinian menuntut banyak hal. Pariwisata bukan hanya tentang menghibur diri, melepas penat, dan sebagainya. Tapi pariwisata bisa dimaknai sebagai perjalanan, baik panjang ataupun singkat yang melibatkan tidak hanya hal-hal yang bersifat rasionalitas, badaniah, namun juga fantasi, imajinasi, psikologi hingga metafisika sekalipun.
•Dua orang gadis sedang bergaya untuk sebuah pose. Dan seorang gadis kecil larut dalam wisata digital.•
Saya percaya, bilamana suatu kawasan yang dinilai memiliki potensi dan nilai lebih bagi dunia pariwisata dibangun dengan konsep dan gagasan, ditambah lagi ada kerjasama baik pemerintah, swasta dan masyarakat; masyarakat yang paham value edukasi pariwisata, sungguh pariwisata tersebut akan menjadi sesuatu dan mendapatkan tempat di hati para pengunjung.
Jika komposisi itu dapat dipadupadankan, maka muara dari pariwisata yang dapat menggenjot perekonomian akan tercapai dan tumbuh. Minimal, terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, adamya perputaran uang dari para pendatang (utamanya dari luar daerah setempat), hingga menebalnya pemasukan ke kantong Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kita berharap, semoga saja pariwisata lokal kita dapat terus tumbuh sebaik-baik mungkin.