EUROTRIP #10: SENSASI BEKU MANDI SALJU DI SWITZERLAND

in travel •  7 years ago  (edited)

IMG_4153.JPG

PAGI pertama di Swiss begitu menyenangkan, betapa tidak kami berada di negara paling indah dan nyaman di dunia. Saya mengedarkan pandangan melalui jendela kamar. Tampak deretan mobil terparkir di depan pertokoan, pohon-pohon tampak menggigil, awan yang bergelayut di langit Zurich tampak abu-abu muram pertanda cuaca mendung, beberapa orang melintas, berjalan di trotoar. Saya telah siap memakai “perlengkapan tempur”, sebab hari ini kami akan menuju Mount Titlis, untuk melihat dan menikmati salju.

Perlengkapan tempur yang kami persiapkan berupa jaket tebal, syal, topi dan kupluk, sepatu bot, legging, hingga sarung tangan untuk menaklukkan dingin dan bekunya salju. Selepas sarapan, kami menaiki bus, Mihai yang selalu siap sedia menyapa, "Good morning. Sleep well?” sambil tersenyum. "Yes. Good sleep, but I can’t wait to see snow” jawab saya. Mihai tertawa. Lalu memutar setir, menekan pedal gas, kemudian berbelok ke jalan utama, menuju Mount Titlis.

Titlis merupakan nama gunung di pegunungan Alpen dengan ketinggian mencapai 3000 meter di atas permukaan laut. Titlis satu-satunya gunung salju di Swiss yang dapat dikunjungi masyarakat luas. Traveler yang ingin menikmati indahnya panorama di puncak gunung ini harus naik cable car dari Engelberg, sebuah desa indah di lembah Pegunungan Alpen.

Bus terus melaju membelah kabut, pagi itu halimun begitu tebal di beberapa tempat dalam perjalanan menuju Engelberg. Saya penasaran dengan cuaca pagi ini, mendung, berkabut, dan salju mulai turun, saya punya firasat kurang baik dengan cuaca ekstrim ini.

IMG_4145.JPG

Benar saja, menjelang memasuki kawasan Engelberg, salju semakin tebal, menutupi rumput, memutihkan daun-daun pohon pinus. Langit menjadi abu-abu, salju mulai menutupi badan jalan. Beberapa saat kemudian, tampak bus berjalan lambat, macet. Kami bertanya-tanya, apa gerangan penyebab hambatan ini.

Bus terus berjalan perlahan, sampai akhirnya kami ketahui penyebab macet ini karena terjadi kecelakaan tunggal di dekat pintu tunnel. Sebuah sedan warna hitam tampak ringsek berat setelah menghantam pembatas jalan. Beberapa polisi tampak mengamankan TKP. Kami terus melaju, lancar, tapi Mihai tidak dapat memacu kencang bus kesayangan kami ini.

Kami berhasil memasuki Desa Engelberg, tapi salju semakin tak terkendali, menutupi atap-atap rumah penduduk dan halamannya, bahkan menutupi seluruh badan jalan. Mobil pemecah dan pembersih salju bekerja ekstra hilir mudik. Ini badai salju, batin saya.

IMG_4148.JPG

IMG_4147.JPG

Melihat kondisi cuaca ini, saya tidak yakin kami dapat menaiki cable car menuju puncak Tistlis, apalagi saya lihat beberapa mobil yang melintas di samping kami, seluruh ban-nya telah dililit dengan rantai. Ini pertanda kurang baik. Bus terus berjalan, hingga tiba pada sebuah persimpangan. Seluruh kendaraan stuck disana. Peter, tour leader kami turun dari bus, menuju kerumunan petugas yang sedang mengatur lalu lintas disana.

Beberapa saat kemudian, Peter kembali menaiki bus. Dengan berat ia mengatakan bahwa kita tidak dapat menaiki Titlis karena cuaca buruk. Badai salju. Kami semua tampak diam, dan kecewa tentu saja. Tapi pada dasarnya kami maklum, tidak mungkin kita memaksa naik ke gunung yang tingginya mencapai 3000 meter dpl ini. Begitu banyak resiko yang mungkin terjadi, khususnya saat menaiki cable car hinggi ketinggian tersebut. Belum lagi kecepatan angin yang tidak dapat diprediksi saat kita di atas cable car yang hanya ditopang seutas kabel baja. Berbahaya sekali.

Akhirnya kami menerima keadaan ini. Bus pun berbelok arah. Tapi kami tidak kehabisan akal. Kami minta turun dari bus untuk menggapai salju. Kami yakin ini sangat fun bagi kami. Apalagi saya, baru kali ini melihat salju, tentu ingin merasakan segala sensasinya.

Pada sebuah halaman luas sebuah rumah penduduk, kami turun dari bus. Rasa syukur yang tak terhingga, akhirnya saya menginjak salju, menggengam salju, guling-guling dalam salju. Mandi salju! Sebuah sensasi yang saya idam-idamkan sejak kecil. Kini impian itu tercapai di Engelberg. Dan saya berniat kembali ke Swiss suatu hari nanti.

Pada awalnya saya menduga akan beku berada dalam salju, ternyata tidak. Bahkan saya lepas topi pun masih dapat saya toleransi dinginnya salju. Tapi jaket tebal sangat membantu, karena suhu tubuh kita terperangkap di dalamnya, yang membuat tubuh kita tetap hangat.

Saat saya guling- guling di dalam salju pun, pakaian saya tidak basah-basah amat. Asalkan salju yang menempel pada pakaian kita, dapat kita singkirkan, maka kita tidak akan basah kuyup, beda kalau kita mandi hujan, atau guling-guling di air hujan, dijamin akan basah sampai pakaian dalam. Hehe

Rupanya berada dalam salju dengan 'perlengkapan tempur' yang memadai, kita tidak beku seketika itu. Kecuali mungkin, bila semalaman berada dalam kepungan salju, dijamin akan terjadi serangan dingin, cuping telinga dan ujung hidung pasti akan beku, lalu putus seperti yang sering kita nonton di film-film bersetting gunung es, misalnya puncak Everest.

Mandi salju luar biasa sensasinya, saat kita melihat dan merasakan serpihan salju turun dari langit, seperti kapas yang melayang-layang, lalu menyentuh tubuh kita, lengket di jaket, sarung tangan, topi kita. Kesemuanya itu menjadi pengalaman terindah yang tak mungkin dilupakan.

Menginjak salju kira-kira rasanya seperti menginjak pasir halus, kaki kita masuk ke dalamnya, tapi dapat kita angkat lagi, sejumlah salju akan menempel pada sepatu dan celana. Memegang salju, persis seperti menggenggam es yang sudah diparut. Saat kita cicipi, rasanya juga sama.

IMG_4150.JPG

IMG_4152.JPG

IMG_4153.JPG

IMG_4151.JPG

Mihai tersenyum melihat tingkah kami. Dia bilang bahwa kami sangat beruntung dapat menikmati sensasi beku mandi salju di Musim Semi. Kalau ke Titlis kita hanya melihat salju abadi, tapi ini asli salju yang turun dari langit!

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

PAGI pertama di Swiss begitu menyenangkan, betapa tidak kami berada di negara paling indah dan nyaman di dunia. Saya mengedarkan pandangan melalui jendela kamar. Tampak deretan mobil terparkir di depan pertokoan, pohon-pohon tampak menggigil, awan yang bergelayut di langit Zurich tampak abu-abu muram pertanda cuaca mendung, beberapa orang melintas, berjalan di trotoar. Saya telah siap memakai “perlengkapan tempur”, sebab hari ini kami akan menuju Mount Titlis, untuk melihat dan menikmati salju.

Luar biasa, ingin rasanya segera terbang ke Eropa

Eropa emang dahsyat bang 😃

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by razack-pulo from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews/crimsonclad, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows and creating a social network. Please find us in the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

Nyo ka na pangeran steemit, sebelumnya ada putri steemit dek @sweetsssj

Hahaha... Bereh bang, kita masih lokal, @sweetsssj udah global dia.. Banyak sekali followernya 😀

Ceritakan dong sensasi saljunya. Penasaran, karena saya juga belum pernah merasakan guling-guling di salju. Apakah baju jadi basah ketika guling-guling atau tidak?hehe🤗

Terima kasih komentarnya @tusroni. Masukannya udah saya tambahkan dalam tulisan..

Waduh..sangat indah. Dan mempesona.
Salam dari abu

Saya bisa merasakan betapa dinginnya salju itu @razack-pulo. Di City Park, Salt Lake City, waktu itu suhunya mencapai -5 derajat celcius. Keu et lam tuleung.

Ya bang @ayijufridar. Luar biasa bg sensasi dalam salju 😃😃

seharusnya akun @razack-pulo diganti menjadi @doktersssj ;)sangat keren caranya bermain salju, hawa kita-kita. hehe

Hahahaha. Adak meudeh lage nyan tapeugot akun 😂