Tragedi si Hello Kitty

in tsurayyanureenathirah •  6 years ago 

"Ambu, tolong tolong aku masuk hidung Tsurayya," Tsurayya tiba tiba mendekatiku sambil memegang hidungnya.
"Apa yang masuk hidung, Nak?" kataku sambil terus melanjutkan memberi ASI adiknya.
"Tolong aku masuk hidung Tsurayya," dia mengulangi sambil memegang hidung sebelah kiri dan mendekatkan wajahnya.
"Siapa yang masuk ke hidung? Sini ambu bantu," kataku mengikuti permainan peran yang dia senangi beberapa hari ini.
"Anak anak Hello Kitty," dijawabnya sambil tersenyum senang karena aku mengikuti alur permainannya.
Sambil memberi ASI, kunyalakan senter gawai dan diarahkan ke hidungnya.
"Allahu Akbar," aku berteriak terkezoooood manik-manik kepala hello kitty berada di dalam hidungnya.
Kulepaskan bayi yang sedang asyik menikmati ASI, hingga dia menangis kencang namun tidak kuhiraukan. Maafkan ambu ya de, ucapku dalam hati sambil gendong Tsurayya keluar kamar.

Kutarik nafas mencoba tidak panik, tapi tetap saja aku panik! Beruntung masih cukup waras untuk membawanya ke klinik. Di klinik aku berusaha setenang mungkin, kukatakan ada barang asing masuk kehidungnya. Alhamdulillah dokter bercadar dan baik hati yang sedang bertugas jaga, dan beliau bilang hal ini biasa terjadi pada balita.

Aku, dokter, dan perawat, kami bertiga memegangi tubuh tsurayya di pangkuanku.
"Jangan, jangan, berhenti, ya Allah tolong," Tsurayya menjerit saat dokter berusaha mengeluarkan manik manik dari hidungnya.
"Alham... Yaaaa masuk lagi," manik-manik yang hampir keluar tertarik lagi oleh hidung Tsurayya yang sedang meronta.
Padahal hatiku sudah lega saat dokter hendak mengucap alhamdulillah.
"Coba lagi ya, Bu. Ibu jangan lihat, takut ga tega soalnya berdarah," kata dokter sambil mencari alat lain yang lebih panjang. Aku hanya bisa mengangguk lemas.
"Jangan, jangan," Tsurayya kembali berteriak, semakin kukencangkan pelukanku sambil terus berdoa.
"Ambu, pipis," sambil menangis dia meminta izin pipis. Baru kuingat dia belum pipis dari sejak bangun tidur. Lalu bajuku terasa hangat oleh pipisnya. Yaaa sudah keburu pipis ternyata.
"iya ga apa apa, Nak," kataku sambil terus memegang tubuhnya.
"Alhamdulillah," dokter dan perawat bersamaan mengucap syukur saat si manik manik keluar.
"Alhamdulillah," ucapku kemudian setelah memastikan si manik manik benar benar berada diluar.

"Berapa semuanya, teh?" tanyaku sambil membuka tas.
" Tuju puluh ribu, Bu," jawab kasir berkerudung merah itu.
"Ya Allah, teh kayanya uangnya kurang, tadi buru buru," kataku sambil menjelajah seluruh bagian tas berharap menemukan sisa uang dua puluh ribu. Untung kutemukan uang récéh dan pas jumlahnya. Pantas saja tasku berat.

Sekarang anaknya sedang asyik bermain, bersama kepala hello kitty yang lain. Sempat ingin kusingkirkan manik manik itu, tapi setelah dipikir lagi ini bukan solusi.
Ibarat anak jatuh di jalan, bukan jalannya yang dihilangkan, tapi kewaspadaan dan kesadaran yang harus ditingkatkan.

Astagfirullahaladzim, 24 jam dirumah tak menjamin kita bisa menghindarkannya dari bahaya.
Mohon doa terus pada Allah karena hakikatnya Allah yang jaga mereka.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!