Menurut Thomas Piketty di dalam bukunya yang berjudul “Capital, in Twenty-First Century” (2014) bahwa kapitalisme yang digdaya dan superior secara ekonomi, namun rawan ambruk dalam iklim persaingan global yang semakin ketat merupakan pengertian dari kapitalisme primordial. Hal ini merupakan masalah besar bagi para pelaku usaha baik itu kecil dan besar. Kebanyakan para pengusaha berorientasi kepada keuntungan yang besar dalam waktu singkat dibandingkan dengan membangun pondasi bisnis yang kuat dan berorientasi pada jangka panjang, sehingga kualitas perusahaan beserta produk maupun jasa yang dihasilkan memiliki kualitas ekspor sehingga kelangsungan usaha mereka menjadi kokoh.
Sebagian besar para pengusaha memiliki modal (capital) yang berasal dari warisan atau harta orangtuanya yang diperoleh melalui ekonomi rente dan berkembang sangat cepat dengan tanpa harus melalui proses bekerja keras secara profesional. Perolehan modal dari model ini banyak menyebabkan pengusaha pada generasi berikutnya tidak siap akan perubahan iklim usaha dan rawan bangkrut. Walaupun banyak orangtua akan mendidik anaknya di sekolah atau universitas terbaik dengan harapan keturunannya kelak dapat meneruskan usaha yang ada bahkan membuatnya lebih besar dari sebelumnya. Namun, kesiapan mental-lah yang menjadi lebih penting. Karena dengan kesiapan mental yang baik, pengusaha akan siap dengan segala macam perubahan yang akan terjadi.
Gambar 1. Uang sebagai salah satu jenis dari capital.
Sebagian besar pengusaha dalam negeri berupaya memperoleh keuntungan yang cepat dalam waktu singkat dengan cara impor barang produk global yang kemudian ditawarkan ke pasar lokal dengan selisih harga yang tinggi. Selain itu, kapitalisme primordial juga ditunjukkan dengan kedekatan pelaku usaha dengan para pemilik kekuasaan daripada mengembangkan profesionalisme kerja yang sesungguhnya. Menurut Thomas Piketty, kapitalisme primordial biasanya muncul di berbagai negara berkembang. Hal ini juga berlaku di Indonesia, dan hal ini berdampak pada melebarnya jurang ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin, menciptakan kemanjaan kepada pengusaha karena selalu dibantu pemerintah dalam kegiatan usahanya serta lawan kolaps karena tidak sanggup menghadapi tekanan iklim persaingan global.
Terdapat beberapa upaya bagi para pengusaha dalam negeri untuk menghindari “kapitalisme primordial” ini, yaitu:
1. Inovasi
Inovasi merupakan hal yang wajib bagi para pelaku usaha agar dapat terus berkembang. Inovasi yang harus dilakukan bukan saja dari produk yang ditawarkan tapi bisa juga dari manajemen perusahaan, pemberdayaan SDM yang lebih baik, membangun cabang atau juga membuka bisnis baru di jenis usaha yang lain. Inovasi ini tentu mewajibkan para pengusaha untuk terus belajar dan peka terhadap perkembangan yang ada.
2. Adaptasi
Pengusaha harus cepat dalam memperoleh informasi dan tanggap untuk setiap perubahan yang ada. Tidak selamanya jenis bisnis yang telah dijalankan berjalan mulus selamanya dan ada kalanya perlu diubah atau ditambahkan agar dapat bertahan. Contohnya saja Nokia yang dahulu berada di puncak bisnis telepon genggam harus jatuh karena tidak tanggap akan perkembangan zaman.
3. Pelatihan
Pelatihan yang dilakukan bisa dari berbagai pihak dalam bentuk pendampingan, bimbingan, tinjau lapangan atau lainnya. Pelatihan ini penting dan baik bagi pengusaha senior atau baru. Namun, pelatihan bagi pengusaha baru lebih krusial karena memiliki pengalaman yang minim serta banyak diantaranya yang bermodalkan nekat dalam membangun usaha.
Oleh: Ahmad Azhari Pohan
([email protected])
Sumber:
- Suyanto B., Sugihartati R., Egalita N. Efek Samping Pembangunan Masalah Sosial dan Perubahan Masyarakat Informasi. 2016. Yogyakarta: Calpulis.
- https://www.kompasiana.com/1jari/55d450eee7afbd490cf49de8/kapitalisme-primordial
- https://blog.djarumbeasiswaplus.org/2014fredickbro/inovasi-dan-kapitalisme-primordial/
Sumber Gambar:
- https ://commons.wikimedia.org/wiki/Money#/media/File:USCurrency_Federal_Reserve.jpg
Byteball tebar hadiah. Segera klaim airdrop anda!.
Voting bot @kakibukit: kirim 0.002 - 0.04 SBD + memo = URL, voting setiap 2.4 jam, min ROI 10%, max age 3.5 hari, jenis posting bukan komentar.
Pilih @puncakbukit Sebagai Witness Anda - setiap suara menentukan.
- Akses halaman Witness Voting.
- Scroll down sampai bawah.
- Ketik "puncakbukit" di textbox berikut.
- Klik tombol "VOTE".
- Kami akan follow anda.. ;-)
- My Witness Update
Lihat juga:
- Seri Steemit Puncak Bukit
- Puncak Bukit (https://www.puncakbukit.net/)
- Laporan Olahraga (https://laporan-olahraga.blogspot.com/)
- Pelita Ilahi (https://www.pelitailahi.com/)
- Pendidikan Anak (https://www.pendidikan-anak.com/)
- Indonesia nan Elok (https://indonesiananelok.com/)
- Permainan Tradisional Indonesia (https://www.permainan-tradisional.com/)
- Dari Jendela Rumah (https://www.jendela-rumah.com/)
- Asuransiku (https://www.asuransiku.link/)
- Murai Batu (https://www.muraibatu.link/)
- Si Burung Robin (https://siburungrobin.blogspot.com/)
- Burung Ocehan (https://www.burungocehan.link/)
- Sentral Android (https://www.sentralandroid.com/)
- Jaringan (https://www.jaringan.link/)
- Sistem Internet (https://www.sistem-internet.com/)
- Desa Komputer (https://www.desakomputer.com/)
- Bitcoin Net (https://www.bitcoinnet.link/)
- Jagat Games (https://www.jagatgames.com/)
- Pijit/Pijat Bayi (https://pijitbayi.blogspot.com/)
- Danau Besar dan Unik (https://www.danaubesar.com/)
- Resep Tahu (https://www.reseptahu.net/)
- Blog Kaos101.com (https://blog.kaos101.com/)
@lerengbukit purchased a 13.63% vote from @promobot on this post.
*If you disagree with the reward or content of this post you can purchase a reversal of this vote by using our curation interface http://promovotes.com
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit