(Rohmantik: Petatah-petitih Urban)
Ketika seseorang menyebutkan kata ‘puisi’, maka yang pertama sekali muncul dan sering melintas dalam pikiran adalah rangkaian kalimat-kalimat indah dengan kata-katanya yang menarik serta ditambah lagi dengan ikatan bait-baitnya yang mengelompok.
Pandangan ini tidaklah salah, karena memang demikianlah puisi bagi yang baru kenal dan terlibat dengan pandangan awal tentang apresiasi intrinsik karya. Tapi, sesungguhnya puisi bukanlah segampang dan sesimpel itu, baik format mau pun kandungannya.
Pandangan semacam itu menyebar begitu saja ke khalayak, karena demikian mudahnya bangunan informasi ringan yang sengaja digunakan untuk mengajak semua orang agar bisa dengan cepat dan respek terhadap karya sastra.
Kalaulah hal semacam ini berhasil, maka tidak begitu susah dan rumit lagi dalam mengajak mereka untuk melanjutkan pemahaman berikutnya. Diskusi dan dialog akan mengantarkan nilai yang memang merupakan tujuan sesungguhnya.
(@mpugondrong: Menara Mesjid Agung Banten)
Untuk melanjutkan tingkatan pemahaman tersebut maka ada beberapa hal pula yang mesti dimiliki oleh calon penulis puisi -- yang nantinya akan bergelar penyair -- itu bagi orang lain untuk lebih terang membaca tulisan-tulisannya.
Tidak berat sesungguhnya, tapi tidak pula bisa digampang-gampangkan begitu saja, karena untuk menghasilkan sebuah karya puisi memang membutuhkan pemahaman yang tajam bagi penyairnya tentang makna kehidupan, baik ukuran serta pandangannya.
Semua akan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dan selalu kait-mengait dalam usaha kreatifnya mengutuhkan kualitas penciptaan karya sastra yang dia hasilkan. Inilah kelanjutan yang semestinya selalu digali dalam kenyataan kehidupan serta referensi lain atasnya.
Tak dapat dibayangkan jika calon penulis hanya punya kemampuan menulis saja tapi pemahaman tentang hakikat hidup dan kemanusiaan tidak dimiliki mereka. Karya yang dihasilkan tentu akan berada di permukaan saja: jauh dari kedalaman.
Dengan kata lain dia hanya bermain pada persoalan di bagian kulit dan bisa dipastikan karya yang diciptakannya tidak akan berisi.
Karya yang hampa adalah usaha yang sia-sia, menghabiskan waktu, menyenangkan hati sesaat untuk telepas dari beban rasa yang sepele.
Banyak calon penulis yang tergoda dengan hal semacam ini: menulis puisi dan kemudian menghasilkan banyak tulisan, tapi isinya hanya menceritakan diri sendiri tanpa ada usaha untuk mengemasnya pada kehidupan yang makro tentu akhirnya berupa curhatan saja.
Padahal, sebuah puisi mestilah utuh dalam gumpalan yang mengkristal. Mampu menggugah dan menyentuh pembaca untuk segera menggali hakikat makna diri yang terkandung dalam rangkaian bahasa yang sarat dan penuh makna.
Bukan berarti pula mesti dengan mengambil dan menggarap tema-tema besar, tapi galian persoalan yang seharusnya dalam mesti betul-betul pula dipahami, digali dan dikemas berdasarkan filosofi kehidupan, laksana cermin keseharian yang bukan pura-pura.
(@mpugondrong, Panggung Puisi Rohmantik)
Alangkah bahagianya orang yang membaca puisi itu jika dia merasa berada di dalamnya. Sentuhan dan alunan kata-kata seakan telah membawanya ke sebuah dunia baru yang setia membangun perenungan atas peradaban dan sikap hidup yang tertuang di dalamnya.
Dan tentu pula, alangkah bahagianya pula penyair yang sempat menuliskan karya itu andai diketahuinya bahwa puisi yang ditulisnya telah menjadi sebuah gerbang bagi orang lain untuk mampu menemukan jalan pemahaman kehidupan baru yang indah tanpa disangka.
Lebih jauh dari itu, kekuatan karya tak bisa disangkal: bahwa apa yang dihasilkan oleh penyair dengan usaha maksimal dan total dalam memahami nilai hidup dan kehidupan, tentu saja akan membuahkan sebuah karya yang matang.
Apalagi dengan turut-sertanya dia berperan dalam mengikuti perkembangan pada ruang lingkup kehidupan di masyarakat melalui aktivitas budaya yang nyata dengan kesungguhan. Apa yang dia tuliskan tentu akan tercermin dari isi tulisannya.
Semua itu tentu tak lepas dari pandangannya yang terasah dengan tajam tentang segala sesuatunya. Ditambah lagi dengan referensi bacaan yang ikut mendukung perihal tata-hukum, nilai-nilai kerohanian, serta kearifan akal sehat berdasarkan bimbingan wahyu.
Semuanya itu tentu pula akan menjadikan diri penulis dan karyanya akan seiring sejalan dalam mempertanggung-jawabkan ungkapan-ungkapannya.
Ya, demikianlah sesungguhnya. Dan di sini pulalah letak hakikat dan keistimewaan karya puisi itu bermaqam.*
Bekasi Tengah Malam, 23/3/2014
Artikel yang berguna untuk tahu dan mengerti apa itu puisi....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih @imansenbada
Ya. Semoga bermanfaat bagi pembaca yang ingin memasuki gerbang 'dunia sunyi' sang penyair.. hehe
Salam
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih gaek @mpugondrong atas pencerahannya hehe
Salam rindu yuhuuu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ahai...
Sama-sama @zulfikark-kirbi..
Cerah terus kita.
Salam buat keluarga besar kita di sana.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ini dia post mantap yang menceritakan bagaimana perjuangan penyair menghasilkan karya puisi terbaik.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Salam stemian @andrianhabibi
Terimakasih supportnya
Semoga kita selalu sehat dan dulancarkan segala aktivitasnya.
Salam
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Resteem ah..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hai hai @puanswarnabhumi
Terimakasih resteemnya.
Wah, support yang luar biasa bagi saya.
Salam.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://irman-syah.blogspot.co.id/2017/02/puisi-yang-istimewa.html
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih @cheetah telah mengingatkan.
Tulisan diatas memang berawal dari link itu, blogspot ku sendiri, tapi sdh diedit dan dikerucutkan.
Salam Stemian.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit