SEKOLAH: PERLU SANGGAR SENI MENYAMBUT FLS2N

in write •  7 years ago  (edited)

Oleh Sulaiman Juned
image

Bulan ini diseluruh Indonesia sedang marak-marak lomba bidang seni untuk tingkat sekolah yang disebut dengan FLS2N. Sekolah semenjak dari SD, SMP dan SMA jangan menjadikan kegiatan Lomba Seni yang dimulai dari gusus di kecamatan sampai tingkat nasional sebagai ajang serimonial belaka. Sekolah-sekolah cenderung menyepelekan bidang kesenian, padahal setiap manusia haruslah menyeimbangkan kedua kerja otaknya dalam berproses menjadi manusia. Mempelajari seni tidaklah mungkin tanpa pembimbing, kesenian sesungguhnya bukan hanya sekedar hobi semata, namun memiliki tekhnik dan ilmu pengetahuan. Pencapaian menuju pembaca puisi, cipta puisi, pantomin, dan monolog yang berkualitas tentu dicapai melalui kerja keras dan latihan secara periodik (terus menerus). Memiliki bakat yang mumpuni tidak cukup apabila tiidak berangkat dari proses latihan secara keilmuan tanpa henti.
image

Menjadi pembaca puisi yang handal, bukanlah memilih puisi lalu latihan membaca atau menjadi aktor teater monolog bukan pula memilih naskah lalu latihan. Begitu juga dengan pantomin. Ketiga bidang seni ini membutuhkan latihan secara rutin. Latihan Pernafasan, olah Vokal, Olah Tubuh, dan Olah Sukma, serta meditasi merupakan persiapan utama. Bagaimana mempersiapkan tubuh untuk menghadapi latihan melalui tekhnik dasar secara berkesinambungan. Hal ini tentu menjadikan tubuh seperti tanah liat (tubuh dapat dipadatkan dan dilenturkan. Sementara Vokal bagi seorang pembaca puisi dan aktor merupakan kenderaan imaji dalam menyampaikan pesan ke telinga penonton. Suara (vokal) perangkat ekspresi manusia yang sengaja di bentuk dalam menyampaikan karakter suara. Jadi, latihan tubuh dan vokal sekaligus melakukan pembebasan manusia. Tubuh dan vokal merupakan pikiran manusia untuk menerima rangsangan sensitif dari otak yang bekerja melalui proses fisik (tubuh) sehingga menciptakan pengucapan yang sempurna lewat proses latihan pernafasan yang maksimal. Kemampuan mengolah suara dengan mengelola emosi yang tepat terpancar melalui hati dan tubuh secara bersamaan. Ekspresi tubuh sekaligus melahirkan karakter vokal juga melalui seluruh panca indra terhadap sesuatu yang fiktif dan semu. Latihan seperti inilah harus secara terus menerus dilakukan sehingga membangun kosentrasi yang maksimal. Latihan seperti ini juga mengerahkan kekuatan rohani dan pikiran ke arah yang jelas. Latihan tanpa henti adalah proses kreatif bagi seorang pembaca puisi, pemain pantomim dan aktor teater monolog.
image

Sementara untuk mencipta puisi juga demikian. Sesungguhnya siapapun dapat menjadi penyair sebab untuk menjadi penyair bukanlah harus menunggu turunnya wahyu. Seorang penyair hendaknya setiap saat mengasah ruang imajinasinya untuk mampu merebut gagasan yang berserakan dalam realitas sosial dirinya, lingkungannya, dan masyarakatnya lalu ditulis menjadi puisi. Ini merupakan proses pencatatan peristiwa di masyarakat selanjutnya memahami bentuk mental puisi (tema, amanat, urutan logis, pola asosiasi). Bentuk fisik (nada, larik, irama, intonasi, bahasa, dan tifografi). Lalu memahami tentang kepuitisan memberikan semangat serta puitikal objek kata. Hal ini tentu melewati proses belajar secara terus menerus bukan hanya untuk sesaat.
image

Berdasarkan pengalaman menjadi juri baca dan cipta puisi, monolog, serta pantomime. Seluruh sekolah yang ada di Indonesia, cenderung ketika mendekati lomba barulah mencari pelatih agar siswa-siswinya diberikan pemahaman tentang itu. Selayaknya Sekolah-sekolah membuat sanggar seni untuk melatih siswa secara reguler (terus menerus) sebab FLS2N selalu dilaksanakan secara rutin setiap tahun. Ini menjadi penanda FLS2N bukanlah ivent serimonial tetapi memang dipersiapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional bagi anak-anak yang memiliki kemampuan dan wawasan tentang seni dalam menciptakan pendidikan yang berkarakter. Ayo belajar, Bravo!
image.

*) Penulis adalah Penyair, Sutradara Teater Cerpenis, Dramawan, Esais, Kolumnis, Dosen Program Studi Seni Teater ISI Padangpanjang, Dosen Penciptaan Seni Teater di Pascasarjana ISI Padangpanjang, Pendiri/ Penasihat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, Sekretaris/ Ketua Panitia Pendiri Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Aceh (2012-2014). Doktor Penciptaan Seni Teater Pascasarjana (S3) ISI Surakarta, Jawa Tengah.

**) Tulisan ini pernah dimuat di Kolom NAN TARASO Harian Umum Rakyat Sumbar, Sumatera Barat, Rabu 17 Mei 2017

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

dan followup perlombaan seni itu jangan sampai tidak ada. Apalagi sampai terhenti begitu saja. Sangat disayangkan sekali ketika sudah berbakat dan terlatih tapi tidak diteruskan. Maka penting juga si pelatih/pembina/pendidik yang bersangkutan harus bisa memotivasi dan mendoktrin peserta didik kita agar bisa konsisten dalam berkarya. 😇 @sulaimanjuned tulisannya mantap. Suka sekali dengan penuturannya yang mudah dicerna. Terima kasih Bang.

Benar adinda. Selayaknya begitu, dan sekolahpun jangan jadikan FLS2N sebagai serimonial belaka. Terima kasih kembali atas senangnya adinda membaca tulisan ini. Moga bermanfaat. Salam

Siap Bang, kangen pengen ke Aceh lagi bang. hehe

Sip, adinda. Namun saya sekarang berdomisili di Padangpanjang Sumatera Barat, Adinda.