Jalan Pulang: Curhatan Seekor Hantu

in writing •  7 years ago 

image
Source: Pexels

Malam lengang. Ia pulang. Bersetapak sambil menatap nanar kendaraan yang lalu lalang. Ingin ia mengacungkan tangan menyetop kenderaan kosong yang searah dengan jalan pulangnya, tapi rasa enggan selalu menepis keinginannya. Maka ia terus melangkah saja. Di trotoar jalan, di bawah deretan pohon asam tua, ia merasakan kesepiannya, ia menyesali dirinya, ia merutuki wujudnya.

Betapa tidak enaknya menjadi hantu. Betapa celakanya tak terlahir sebagai manusia.

Sejak habis maghrib ia telah tiba ke Kherkhof Peucut di belakang Museum Tsunami sekadar menghadiri undangan para hantu di perkuburan Belanda buduk ini. Setelah makan malam ala kadar, bertegur sapa dengan hantu Kohler beserta para anak buahnya yang tak tahu untung, ia pamit. Pulang kembali ke keheningan pohon ara tua di balik Glee Gurah.

Tapi ketika melompati pagar di dekat makam Meurah Pupok, ia baru sadar kalau malam telah benar-benar tua. Jalan Teuku Umar lengang, dan Gunongan di Taman Putroe Phang terpekur dikepung sunyi yang meyayat hati. Dari situlah ia mulai bersetapak. Ia menunduk lesu, dan seperti malam-malam yang lain ia merutuk diri kenapa harus lahir dari rahim seekor hantu.

Dalam langkahnya yang pelan ia mulai terpikir, apakah ia sebenarnya. Banyak tanya membuncah, tapi satu pun tak terjawab olehnya. "Apakah benar aku ini, hantu ini ada?" "Pernahkah manusia tahu akan keberadaanku?" "Takutkah mereka padaku?"

Sesampai di depan Rumah Sakit Harapan Bunda ia mendengar tangis beberapa orang manusia. Ada aroma kematian menguar dari satu ruang rawat inap, lantas ia lihat sesosok arwah keluar menyelinap. Itu arwah terbaik yang pernah dilihatnya, dan ia terkesiap demi mendapati arwah itu menyenyuminya dengan sesungging senyum maha manis.

Ia menyesali wujudnya kesekian kali, tapi rasa sesalnya kali ini sungguh berbeda dari kesesalan yang sudah-sudah. "Kapan aku bisa mati dan jadi arwah setenang itu?" Ia menangis. Lalu berkata, "O, Tuhanku. Takdirku jadi seekor hantu benar-benar menghantuiku."

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations, you were selected for a random upvote! Follow @resteemy and upvote this post to increase your chance of being upvoted again!
Read more about @resteemy here.