Trik Membuat Tulisan Enak Dibaca

Membuat sebuah karya tulis konon sama halnya dengan berdandan. Semakin pandai kamu memadu-padankan pakaian dan riasan serta perhiasan, maka semakin baguslah penampilanmu di mata banyak orang. Di bidang menulis, di mana kata adalah bahan satu-satunya yang kita gunakan, maka ia menuntut kita betul-betul lihai dalam hal menggunakannya serta cekatan "mengawinkan" kata per kata. Tujuanya agar tulisan yang kita hasilkan runut dibaca hingga kata penutupnya.

Tulisan yang enak dibaca adalah yang memiliki keseimbangan. Artinya tidak terlalu berlebihan, tidak juga terlalu kekurangan. Tidak bertele-tele, tidak berulang-ulang, tidak terlalu banyak menggunakan kata yang sama, tidak "gelap" sehingga susah dipahami maksudnya, tidak terlalu tegang dan jangan terlalu menggurui kalau bisa. Pada bagian membuat karya yang tidak menggurui, posisikan pembaca seperti teman sendiri, menulislah seperti sedang bercerita atau berbicara di warung kopi (tapi pembahasannya harus fokus, tidak juga ngolor ngidul entah kemana-mana).

Terkadang ketika menulis kita lebih fokus membenahi informasi atau ide sejelas-jelasnya. Itu benar dan memang sudah haknya. Namun, meskipun bukan sebuah kemutlakan, bukan mahawajib untuk dikerjakan, alangkah baik dalam setiap tulisan yang diciptakan kita tidak menafikan elemen-elemen kecil yang bisa memperindah tulisan tersebut ketika dibaca.

Keindahan bahasa dalam tulisan jangan dilihat secara sempit seperti harus menggunakan majas atau perumpamaan belaka. Namun lebih kepada penggunaan kata-kata secara efektif, teratur dan kalau bisa tidak terlalu klise. Jika dirasa perlu, taburkan beberapa ucap cuap sastrawi. Jangan merasa kata "sastrawi" itu berat betul. Cukup dengan membolak-balikkan secara sopan sebuah ungkapan atau ucapan, akan lahir kesan sastra di dalamnya. Misal begini:
Jika biasa orang lain menulis "memulai pagi dengan secangkir kopi". Buatlah di tulisanmu "ini kopi pembuka pagi". Tujuannya sama, tapi kesannya berbeda. Atau carilah sinonim kata yang sudah biasa digunakan sehingga menjadi seolah-olah baru terdengar. Contoh, orang lain menulis kata "selesai", kamu tulis "khatam". Mudah saja.

Namun harus diingat lagi, seperti memakai aksesoris pada dandananmu. Tidak perlu terlalu banyak juga jangan terlalu sedikit, nanti terkesan norak atau pelit. Pakai seperlunya dan seefektif mungkin. Banyak-banyak baca karya sastra dan pelajari bagaimana penulis-penulis ternama memunculkan ungkapan-ungkapan atau perpaduan kata yang indah. Jika sudah mencoba gagal juga, kembalilah membaca. Coba lagi, coba lagi. Lama-lama kau akan terbiasa dan tulisanmu akan menyenangkan untuk dinikmati.