Mengirim Tulisan ke Koran

in writing •  7 years ago 

camera720_1525439909402.jpg
@tinmiswary di MK Coffee, Fotografer @apayek

Tuan dan Puan Steemians...

Kira-kira apa yang harus dilakukan sebelum mengirim tulisan ke koran? Bagi yang sudah pernah, atau sudah sering mengirim tulisan pasti tahu jawabannya.

Yang pertama harus dilakukan oleh penulis sebelum mengirim tulisan ke koran adalah menulis tulisan. Sebab kalau tulisannya tidak ada atau belum selesai ditulis, maka proses pengiriman akan sama sekali gagal. Pasti!

Oleh sebab itu, jika ingin mengirim tulisan ke koran, maka mulailah menulis. Tulis apa saja yang kita kuasai dan sukai. Segeralah mulai.

Ketika tulisan sudah selesai ditulis, baiknya dibaca ulang beberapa kali sembari melakukan editing. Dan setelah editing selesai, tulisan juga harus dibaca sekali lagi sebagai bentuk finishing. Bosan? Jangan bosan!

Biasanya, setelah tulisan selesai, akan muncul rasa kepuasan di hati penulis. Siapa pun dia, tak peduli penulis besar, atau kecil sekali pun. Sebab manusia semua sama, punya rasa.

camera720_1525440238076.jpg
Salah satu artikel @tinmiswary di koran lokal

Langkah selanjutnya adalah menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri untuk mengirim tulisan ke koran.

Salah satu cara menumbuhkan semangat dan rasa percaya diri adalah dengan membaca tulisan orang lain. Dari beberapa tulisan yang kita baca, pastinya akan ada satu atau dua tulisan yang biasa-biasa saja, tapi terbit di koran. Nah, pada saat itulah kita bulatkan tekad untuk segera mengirim tulisan ke koran.

Sebelum mengirim tulisan, kita harus mencari tahu dulu alamat koran yang akan dituju. Tanpa alamat, tulisan kita akan gagal dikirim.

Kalau dulu, seperti diceritakan @acehpungo, tulisan-tulisan itu dikirim via pos. Sekarang kita tidak perlu lagi ke pos, tapi cukup dengan alamat email. Melalui email inilah tulisan kita akan terbang ke meja redaksi.

Setelah alamat email koran kita temukan, langkah selanjutnya adalah memastikan apakah di wilayah kita tersedia jaringan internet. Jika belum, segeralah cari atau beli paket data untuk smartphone. Hal ini juga penting diperhatikan, sebab sudah banyak kasus email gagal terkirim karena ketiadaan jaringan internet.

Setelah internet dipastikan aman, segera kirimkan tulisan ke email redaksi. Jangan matikan smartphone atau komputer sebelum email benar-benar terkirim. Ingat!

Setelah tulisan dikirim, tugas kita selanjutnya adalah memantau koran, khususnya halaman opini, untuk melihat apakah tulisan itu sudah terbit atau belum.

camera720_1525440069533.jpg
@tinmiswary bersama penulis koran nasional @teukukemalfasya

Dulu, kita harus rajin melakukan razia di kedai kopi untuk memantau koran. Kadang-kadang kita pun harus berhadapan dengan pembaca koran yang berlama-lama. Sudah dua puluh menit kita tunggu, tidak juga dilepasnya. Padahal kebutuhan kita hanya untuk mengintip nama kita di kolom opini.

Tapi sekarang, gerakan pemantauan bisa dilakukan melalui internet. Sebagian koran sudah menyediakan versi digital melalui Epaper. Jadi tidak perlu lagi berkerut muka memandang pembaca koran lama-lama.

Jika baru pertama mengirim, mungkin kita akan dibayangi rasa cemas dalam penantian. Tapi kita harus kuat dan tetap setia menanti.

Pada saat tulisan kita dimuat, sebagai manusia biasa, kita tentu akan merasa gembira. Dan bohong jika ada yang mengaku tidak gembira.

Sebaliknya, jika tulisan yang sudah kita tulis, kita pahat dan kita iris dengan rapi ternyata tidak dimuat, maka rasa kecewa tidak akan terbendung. Kondisi ini tentu sangat wajar, sebab kita bukan malaikat.

Namun demikian, tulisan yang ditolak tidak semestinya menghalangi kita untuk terus menulis. Teruslah berusaha menulis sembari memperbaiki tulisan. Dan yang terpenting adalah mengirim. Sebab tulisan yang tidak pernah dikirim sudah pasti tidak akan pernah terbit selamanya.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...

camera720_1521855074951.png

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Paper yang penuh inspirasi @tinmiswary, paparan teori dan praktek dengan mudah saya pahami.
Terimakasih telah berbagi, saya tunggu karya berikutnya.
Salam kenal @danisyarkani

Tengkiyu senior. Haha, bak na salam kenal lom, dok takhem😂😂😂😂

Sukses selalu pak....
Ditunggu kunjugannya

Pengalaman yg dan pencerahan yang sangat bermanfaat bg @tinmiswary , sukses selalu untuk roeneh...

Tengkiyu Tgk @abughaisan83

Belum pernah nulis ke koran pak..😊
Kereeen pak..

Silahkan dicoba😋

Salam untuk Photografer @apayek ya bro, Salam kenal 🙄

Akan disampaiKen bang.

Apakabar brade?

Bereh, bak na colek...haha

Guree kbn han tacolek, haha

saya tak pernah PD mengirimkan karya ke koran, karena tidak setiap koran menyeleksi dengan baik sebuah karya yang layak muat. terkadang redakturnya hanya memilih yang dia kenal.

saya mengirim karya ke koran kalau diminta dan pernah di gandakan tanpa sepengetahuan, karya saya banyak di temukan di koran lokal daerah terpencil.

Sejak itu saya tak punya kepercayaan lagi mengirim karya ke koran

@ranesa70, saya justru pada awalnya tidak pernah kenal dengan seorang redaktur pun. Tapi saya selalu mengirim dan mengirim. Sampai sekarang, mgkn sudah lebih 180 artikel saya yang terbit di koran cetak lokal Aceh dan Sumut. Proses seleksi memang harus dilakukan oleh redaktur. Tapi saya kurang yakin kalau redaktur hanya memilih tulisan dari orang yang dia kenal, jika pun ada yg begitu, tapi tdk semua. Yg penting usaha terus menerus😁

That brat leumak kalinyoe. Beurtoh Jai vote dan hmm, dua uroe mangat bu.

Loading...