Menulis Fiksi : Bekas Sore Kemarin

in writing •  7 years ago 

image

Layaknya hari yang biasa aku lewati menghabiskan waktu tanpa melakukan hal berarti, ini sudah berlangsung belasan pekan. Sebenarnya aku tidak begitu nyaman dengan suasana seperti ini, kadang aku merindukan suasana malam di mana aku dan teman-temanku menghabiskan waktu. Aku termenung cukup lama sore ini, di tengah lamunanku aku terhenyak mendengar suara pesan di handphone, aku biarkan begitu saja tanpa peduli namun pesan lainnya terus masuk. Sudah lama sekali tidak ada pesan seperti ini.

Aku meraih handphone dan membaca pesan.

"Hei, apa kabar?"

"Terkirim tapi kenapa tidak di baca? Lagi sibuk? Atau tidur kah?"

Aku bergumam membaca pesan ini, "Dia tidak pernah berubah, tidak sabaran dan ingin tahu". Kemudian ku baca pesan lainnya,

"Kamu baik-baik saja kan?"

"Ayolah jangan sombong begitu!"

"Apa kamu tidak merindukan aku?"

Setelah membaca pesan terakhir itu aku mematikan koneksi internet dan meletakkan handphone di samping kaki.
Dalam hati aku menjawab semua pertanyaannya.

"Aku masih hidup"

"Aku tidak ingin berbalas pesan"

"Aku tidak baik-baik saja setelah kita bertemu 4 bulan lalu"

"Biarkan saja aku begini"

"Itu pertanyaan bodoh!"

Sudah lebih dari empat bulan aku tidak melihatnya, aku tidak sanggup kemana-mana setelah itu. Hanya duduk di rumah menyelesaikan tulisan-tulisan ku. Banyak yang ku tumpahkan dalam tulisan ku, semua berisi tentang apa yang ku alami sejak sore hujan empat bulan lalu.

Aku masih teringat senyumnya kearah ku sambil melambaikan tangan, aku melewati hujan dan duduk di depannya dengan rangkaian mawar putih kesukaan nya.

Kata-kata dia begitu mengejutkan ku, dia bilang akan pergi dan tidak akan kembali dalam waktu dekat, dia bilang itu pertemuan terakhir, dan dia menyuruhku mencari penggantinya.

Aku meraih kembali handphone dan memulai percakapan dengan teman ku.

"Apa kalian keluar malam ini?"

Sudah lama sekali aku tidak bersama mereka, tapi kali ini aku ingin bertemu dan menghilangkan beban yang menyesaki hati ku, setidaknya aku berharap bisa melupakannya sejenak.

"Tentu saja. Kamu harus ikut malam ini, buat kami berhenti menanyakan kabarmu".

"Kau tau aku sibuk menulis, aku pasti datang nanti" balas ku.

Semua orang menanyakan ku dengan nya. Aku menghindar dengan cara pura-pura sibuk dengan tulisanku.

Aku langsung membuka pesan yang masuk karena ku pikir dari temanku, ternyata bukan.

"Tak seharusnya aku menyuruh mu mencari pengganti ku"

Hati ku ingin membalasnya, tapi tanganku justru menjauh dari handphone.


Hanya sedang belajar membuat fiksi, mohon di nikmati

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!