Barangkali karena saya tidak suka pantai, makanya tidak suka Bali. Memang Bali nggak melulu pantai, banyak yang lain. Dan semuanya eksotis.
Saya lebih suka Ubud kalau di Bali. Di sana bisa liburan kreatif, sambil menulis. Saat mendapat undangan mengikuti Ubud Writer and Reader Festival pada 2012, saya langsung jatuh hati sama Ubud. Situasinya mendukung untuk menulis. Tidak panas seperti Sanur. Tidak "rusuh" seperti Kuta.
Di Yogya, situasinya begitu begitu bersahaja. Waktu seperti melambat, setiap menit begitu bermakna.
100% setuju. Ubud jauh lebih keren daripada pantai2 yg mainstream itu. Sy juga seneng di Ubud, adeem banget mata.
Yg belum pernah pergi itu ke desa Penglipuran, yg konon kabarnya desa terbersih sedunia(?). Semoga suatu saat bisa berkunjung.
And yes, sampai sekarangpun, biarpun Jogja udah byk berubah, menjadi lebih modern yg diiringi dgn denyut konsumerisme, hedonisme dan materialisme, masih saja ada sudut2 yg menawarkan kesahajaan spt di masa lalu.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya belum pernah mengalami kegairahan kreativitas seperti di Ubud. Semuanya mengalir lancar tanpa beban. Andai bisa sebulan saja di sana, mungkin bisa menyelesaikan satu novel.
Saya juga baru mendengar Penglipuran. Tiga hari di Ubud sibuk dengan kegiatan festival yang sangat padat. Jadi, tidak sempat ke mana-mana selain memenuhi agenda panitia. Semoga bisa kembali ke sana dan melipur lara di Penglipuran.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sy tahu ttg festival nulis ini dari tulisan seorang backpacker indonesia favorit sy. Berarti kondusif banget suasananya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit