The diary game, Kamis 22 Februari 2024//Masak-masak dan makan bersama teman

ASSALAMUALAIKUM

---

Hari kamis yang sibuk ini, aku mulai dengan aktifitas ibu-ibu rumah tangga pada umumnya yaitu beres-beres rumah dan sebagainya. Setelah selesai dengan perkara rumah dan mengurus anak, kami langsung on the way mengantar anak perempuanku ke sekolah. Keadaan motorku full cucian yang akan aku bawa ke laundry untuk disetrika.

Beberapa hari ini agak "hectic", karena segala hal aku kerjakan sendiri berhubung suamiku sedang diluar daerah. Mulai dari mengantar anak seperti biasa, selanjutnya harus menjemput lagi. Biasanya pulang sekolah anakku pulang dengan Abi nya, karena Abi nya juga mengajar di sekolah yang sama. Tapi beberapa hari ini aku harus menjemput sendiri.

Sebelum mengantar Rahil anakku ke sekolah, kami pergi ke laundry dulu mengantar cucian lalu kami ke sebuah toko serba ada. Namanya Nabila olshop, di sini aku perlu membeli kipas angin portabel. Karena belakangan ini cuaca sangat panas, ditambah lagi kipas angin di kelas anakku sedang bermasalah. Jadi anak-anak di kelas anakku sudah mulai membawa kipas angin kecil portabel dari rumah.

Kami memilih kipas angin yang menggunakan tenaga cas listrik, tidak memakai batre yang harganya hanya 28 ribu rupiah sudah termasuk chargernya. Anakku memilih yang berwarna putih kombinasi pink dengan ornamen telinga di atasnya. Di sini aku pun khilaf jadi ikut belanja membeli pewarna bibir alias lipcream, gara-gara harganya yang hanya 20 ribuan saja.

Pukul 10:46 kami sudah sampai di halaman sekolah Rahil, tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai. Setelah bersalaman dengan Rahil, aku memeriksa hp ku. Hari ini aku sudah janjian dengan salah seorang teman akan main ke rumahnya. Rencananya aku akan mengajarkan kepadanya trik masak pare agar tidak terlalu pahit. Karena temanku ini sudah sejak lama minta diajarkan, tetapi baru hari ini kami sempatkan.

Bahan-bahan masakan lainnya sudah disiapkan di rumah temenku, aku hanya membaca pasta terasi dan satu buah pare yang ukurannya sangat besar. Pare ini memang sengaja aku simpan khusus untuk aku masak bersama temanku. Asik sekali masak-masak bersama teman sementara anak kami bermain, sampai-sampai perut kami sudah sangat lapar.

Tepat setelah azan dhuhur, makanan sudah terhidang semua di pondok depan rumah temanku. Kami makan bersama di sana, kebetulan ada kakak ipar temanku bersama dengan anak-anaknya di sana. Jadi kegiatan makan-makan kami tambah nikmat. Menu yang tersedia pun sudah cukup banyak karena ada tambahan sambal terasi dan kuah sop yang dibawakan oleh kakak ipar temanku.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13:45 ketika hp ku berdering, guru anakku sudah mengirim pesan ke grup kelas bahwa anak-anak sudah boleh dijemput. Buru-buru aku mencuci tangan, membantu mengumpulkan piring kotor dan berganti pakaian. Tanpa sempat membantu beres-beres dan cuci piring, aku minta maaf pada teman-teman dan langsung pergi menjemput Rahil.

Sesampai di sekolah ternyata sudah mulai sepi, hanya terlihat kira-kira sepuluh orang anak yang tersisa di sana menunggu jemputan. Salah seorang diantara teman-teman anakku yang menunggu jemputan adalah teman dekatnya. Namanya Aisha, anak ini adalah siswi pindahan dari Takengon yang mulai masuk saat naik kelas 2 kemarin.

Selama berkenalan dengan Aisha ini, anakku sangat banyak perkembangan positif. Sekarang menulisnya sudah mulai cepat dan rapi, semakin semangat ke sekolah. Sampai-sampai kadang-kadang saat kurang sehat pun memaksa tetap sekolah karena ingin bersama Aisha. Karena Aisha ini membawa bekal dari rumah, Rahil sekarang juga sudah mau bawa bekal dan tidak jajan sembarangan lagi di sekolah. Kebetulan setelah Rahil naik ke motor, Aisha juga sudah dijemput oleh mama nya, kami pun pulang beriringan.

Siang harinya setelah shalat dhuhur, makan dan membersihkan diri, kami istirahat siang hingga sore hari. Jelang shalat ashar hp ku berdering, ternyata suamiku melakukan video call. Saat aku asik berbincang dengan suamiku anak-anak pun terbangun. Mereka sangat senang Karena Abi nya yang sudah beberapa hari tidak bersama menelpon. Sebelum mengakhiri panggilan, suamiku tidak lupa memberi wejangan dan mengingatkan anakku untuk tidak lupa shalat dan mengaji.

Sesudah shalat magrib, anakku Rahil aku suruh untuk segera mengaji Al Qur'an dan meniatkan pahalanya untuk di kirim kepada almarhum kakeknya yang sudah meninggal. Kebetulan ayahku dan ayah mertuaku meninggal beberapa tahun yang lalu. Sementara kakaknya mengaji, anak laki-lakiku bermain di sebelah kakaknya dan tidak menganggu.

---

Salam,

@desisusanti
About me

---