Ditempat print
Hai sahabat steemit, Minggu sebelum hari ini aku menerima notifikasi whatsapp dari kedua prodi jurusan ku, memberitahukan bahwa jadwal sidang insyaallah akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Juli pada jam 14.00 pm, aku di minta untuk mengeprint skripsi dengan jilid spiral sebanyak tiga rangkap, yaitu untuk dua dosen penguji dan satu untuk dosen pembimbing. Saat itu, serentak secara bersamaan aku merasa senang dan panik. Senang karena kabar yang ditunggu-tunggu sudah tiba, dan panik ketika memikirkan saat pengujian nanti bisa menjawab atau tidak, bisa lancar atau tidak. Hmmm...namun kala itu bukan saat untuk memikirkan kepanikan melainkan waktu untuk mempersiapkan apa yang patut seperti belajar untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan dipertanyakan.
Hari ini memasuki Senin, paginya aku langsung menuju ke tempat print sambil memperbaiki sedikit lagi halaman yang belum rapi, kemudian mengeprint skripsi satu rangkap untuk ku sendiri. Lalu menuju kedai fotocopy untuk mengcopy 3 rangkap nya untuk dosen.
Saat itu aku menghubungi ketiga dosen tersebut untuk memberikan hard copy skripsi yang sedang di fotocopy. Dosen penguji yang pertama membalas pesanku meminta untuk diantarkan skripsi ke ruangannya sekitar jam 3. Dosen pembimbing membalas bahwa dia sedang rapat di ruang dekan, sedangkan dosen pembimbing kedua tidak membalas sama sekali hingga lah malam nya nanti.
Depan ruang dekan
Menungggu dosen pembimbing
Karena lumayan lama ditempat print tadi, hingga jam menunjukkan pukul setengah 2 siang. Dan ternyata proses penciptaan dan jilid juga memakan waktu yang lumayan lama hingga sampai lah jam menunjukkan pukul 3 dan aku belum selesai. Suasana semakin panik karena janji temu dengan dosen penguji pertama pada jam 3, sampai abang-abang ditempat fotocopy itu pun panik melihat ku. Alhamdulillah setelah beberapa menit tidak lama akhirnya selesai juga dan aku langsung mengantarkan skripsi ke ruang bapak penguji pertama. Sebelum masuk keruangan nya aku sempat panik takut dimarahi, namun ketika sampai diruangan ternya bapaknya ramah dan baik, dia menanyakan kenapa telat bukan jam 3, aku menjawab telat di proses jilidnya pak. Bapaknya tersenyum dan berkata yasudah tidak apa-apa. Setelah nya aku pamit langsung minta izin untuk menemui dosen pembimbing ku yang katanya sedang rapat entah sudah selesai atau belum. Sampai di depan ruang dekan, dia masih rapat dan aku menunggu nya hingga dia keluar. Ibu keluar sekitar pukul 4 ashar, aku memberikan skripsi, bersalaman, dan sedikit percakapan basa-basi, kemudian aku izin untuk pamit pulang.
SPBU Lamnyong
Diperjalanan aku melihat minyak motor hampir habis, sehingga aku memutuskan untuk mengisinya di SPBU Lamnyong, seperti biasa memasuki waktu ashar suasana SPBU memang lagi ramai-ramai nya, dengan antrian yang lumayan panjang dan berpanas-panasan ditariknya matahari.
Sebuah hiburan yang menginspirasikan
Nah ini si boneka badut yang beberapa minggu sebelumnya aku sempat melihat mereka yang memainkan nya adalah anak-anak kecil seumuran 13 atau 15 tahun, yang mereka seharusnya belajar namun terpaksa mencari uang untuk kebutuhan nya. Namun yang patut dibanggakan, aku salut melihat semangat nya yang mau mencari rezeki ditengah terik panas nya matahari.
Di depan jus Cek Ki Ulee Kareng
Diperjalanan yang harusnya sampai ke Dayah sekitar 10 menit, kali ini semakin lama karena persinggahan dimana-mana. Kali ini rasanya seperti ingin minum jus wortel, aku berhenti sebentar di pinggir jalan tempat dimana biasa aku membeli jus. Aku membeli satu jus wortel seharga Rp 5.000 dan tidak jauh dari kedai jus aku juga berhenti membeli sebungkus nasi untuk mengganjal perutku yang sudah lapar sejak tadi siang, namun tidak sempat mendokumentasikan warung nasi tersebut karena lupa. Biasalah manusia hehehe
Pelatihan penyambutan tim asesor
Oh iya, karena didayah sedang ada persiapan penyambutan tim asesor dari Jawa, malam ini kami ada pelatihan penyambutan seperti membaca shalawat dan zikir-zikir barzanji lainnya yang biasa digunakan untuk acara penyambutan tamu. Pelatihan dilakukan di komplek putra. Kabarnya sih Dayah kami akan ada pencetakan ijazah, untuk santri yang lulusan SD akan mendapat ijazah SMP, sedangkan yang sudah tingkat SMP akan mendapat ijazah SMA. Semuanya tergantung jika keputusan tim asesor tadi menyatakan bahwa Dayah ini layak untuk diberi ijazah.
Bersama teman-teman pondok
Setelah selesai dari pelatihan tersebut kami pulang ke komplek putri dan kembali ke bilek (kamar masing-masing).
Sekian sahabat steemit, terimakasih bagi steemian yang sudah mampir. Salam hangat dari saya @zharaa.