GAMBAR HANYA PEMANIS, SUMBER : GOOGLE GRATIS
Allah memberikan kita kehidupan, Allah memberikan kita bermacam kenikmatan dalam hidup, mulai dari nikmat sehat, nikmat akal, nikmat keluarga, juga nikmat-nikmat yang lain. Akan tetapi dalam setiap nikmat yang Allah berikan kita diminta bersyukur, sehingga kita kelak mampu mempertanggung jawabkan segala macam nikmat-nikmat tersebut.
Dalam menjalani hidup, kita manusia Allah berikan akal dan juga nafsu, akal mengajak kita, membimbing kita untuk selalu realistis, sedangkan nafsu menjebak kita untuk selalu memperturutkan segala keinginan dan kelezatan duniawi.
Salah satu kecenderungan manusia adalah paling senang mendapat pujian, sehingga demi pujian ini manusia rela menghabiskan seluruh harta kekayaan demi sebuah pujian. Sebab pujian adalah bagian dari kepuasan (baca :gengsi).
Seorang pejabat negara (misalnya) demi mendapat nilai lebih, mendapat sanjungan dan pujian, bahkan rela korupsi (mencuri) demi mendapat pujian, demi menuruti keinginan syahwat hidup.
Jam yang mereka pakai bisa berharga milyaran, padahal angka yang di tunjukkan oleh jam seharga 100 ribu sama dengan angka yang ditunjukkan oleh jam 1 milyar miliknya, apakah ini kebutuhan,? Bukan, sama sekali bukan, ini adalah biaya gengsi, atau biaya kepuasan syahwat semata.
Manusia, hampir semuanya menuruti gengsi, masih lumayan bila mereka menghabiskan sumber kekayaan pribadi mereka, membeli dari hasil usaha mereka, bukan hasil mencuri milik orang lain, bukan hasil mendalimi sesama, dan korupsi adalah hasil kezaliman serta hasil pencurian milik rakyat, mereka menaiki mobil seharga milyaran, membeli tas ratusan juta, padalah fungsi tas ratsan juta dengan tas puluhan ribu sama saja, tapi gengsinya yang berbeda, maka diakui atau pun tidak biaya yang paling mahal adalah biaya gengsi.
Pakaian adalah berfungsi menutup aurat, menutup tubuh, mengapa mesti seharga ratusan juta, apakah pakaian ratusan ribu tidak bisa menutup tubuh mereka, apalah bahan pakaian ratusan ribu membuat kulit mereka melepuh,,? Atau alergi mereka kumat, padahal dikiri kanan mereka saudara mereka tidak bisa hanya untuk makan 3 x sehari saja, ironi, sangat ironi. Inilah gengsi.
Dalam sebuah kisah, putra khalifah Umar bin Khatab saat belajar memakai pakaian bertambal, sehingga malu dengan teman-temannya, sehingga mengadu kepada Sang khalifah, Saidina umar pun karena tidak punya uang meminta pinjaman kepada pengurus baitil mal (sekarang bisa bendahara-atau menteri keuangan), nanti saat beliau gajian akan beliau bayar, lalu apa jawaban sang menteri “ apakah Amirul mukminan yakin bisa hidup sampai besok, sehingga berhak mendapat gaji untuk bukan depan ??” sanga Amirul Mukminin Umar bin Khatab menangsi tersedu karena malu dengan Allah,,,
Lalu apakah kita tidak punya malu, jawabannya memang iya, kita tidak tidak lagi punya rasa malu, melupakan akan mati, sehingga kita saling berlomba dalam kemunafikan...
Wallau A’lam bisshawab,,,
by, penyuluh Agama Islam Kementerian Agama RI
Thank you for publishing a post on the Hot News Community, make sure you :
Verified by : @fantvwiki
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit