Assalamualaikum...hari ini aku bangun lebih awal dari biasanya. Walau sebenarnya juga sudah agak siang. Alasannya karena aku harus memasang kembali mesin air yang sepertinya sudah berfungsi kembali. Semua perlengkapan yang aku butuhkan pun aku cari di tempat penyimpanan alat. Bahkan ini aku lakukan tanpa membasuh muka lebih dulu. Dengan harapan, setelah mesin berfungsi aku akan segera mandi.
Namun apalah dayaku, setelah semua diselesaikan dan saat mesin aku coba hidupkan, rupanya masalah belum teratasi. Asap masih saja keluar dari mesin, yang aku sendiri tidak mengerti apa masalah yang sesungguhnya. Dengan pasrah, aku segera meninggalkan mesin dan aku kembali ke gubuk. Lalu aku menghubungi teman yang semalam memperbaiki mesin. Katanya, sore ini ia akan datang.
Karena tak tahu harus bergiat apalagi, akhirnya aku putuskan untuk kembali ke tempat tidur sekedar untuk rebahan. Niatku sebelum ashar nanti aku bangun dan akan keluar sejenak untuk melihat suasana. Jujur, sangat jarang aku meninggalkan gubuk, bahkan selama bulan puasa ini aku baru tiga kali keluar, itu pun hanya untuk mencari makanan untuk berbuka puasa saja.
Sesaat lepas ashar aku sudah bangun dan bergegas ke kamar mandi. Sedangkan istriku sudah lebih dulu. Rencananya kami akan keluar untuk keperluan yang tidak terlalu penting. Namun sepertinya cuaca belum sepenuhnya berpihak. Saat kami sedang menyiapkan motor untuk berangkat, hujan pun turun lumayan deras. Terpaksa aku urungkan niat, dan memilih berteduh saja.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.04 WIB. Akhirnya istriku memutuskan untuk keluar sendiri saja. Walau hujan ia akan memakai mantel hujan. Ini ia lakukan karena ia sudah berjanji. Lagi pula urusannya tidak membutuhkan waktu lama, paling 20 menit saja.
Sebenarnya aku sendiri belum terlalu baik berkendara karena tangan kananku belum sembuh benar setelah digigit ular beberapa pekan lalu. Sehingga istriku pun menyarankan biar ia berangkat sendiri saja. Sepulangnya nanti ia juga akan membeli es campur, kurma dan gorengan untuk menu berbuka sore ini. Sementara ia berangkat, aku dan Mang Colen menunggu saja sembari menikmati hujan yang sudah agak reda.
Setengah jam berlalu, istriku sudah tampak kembali dengan segenap belanjaan. Dan Alhamdulillah hujan pun sudah reda sehingga mantel hujan juga sudah tidak lagi membalut tubuhnya. Sekitar dua puluh meter sebelum sampai ke saung, motor aku ambil alih untuk aku parkir. Alasannya jalan lumayan menurun dan agak licin, apalagi lepas hujan begini.
Tidak sampai lima menit aku sudah kembali duduk dengan Mang Colen.
Rupanya, ia juga sudah menyiapkan beberapa menu yang akan menjadi makanan berbuka. Semua ia sajikan diatas meja kayu. Tak jauh berbeda dengan istriku, belanjaan yang barusan ia bawa pun segera ia keluarkan dari bungkusan belanjaan dan kemudian ia tata di atas meja kayu. Kulirik jam di gawai, waktu berbuka hanya kurang dari sepuluh menit saja. Sepertinya rasa dahagaku semakin menjadi.
Langit semakin gelap karena mendung, bahkan jingga senja pun tidak nampak. Namun hari sudah gelap dan adzan magrib akan segera menggema dari mesjid seberang. Alhamdulillah, kami pun berbuka puasa di hari ini.***
Wassalamu'alaikum...
@pieasant