Aku Yang Lama
Tadi sore, aku menemukan kertas dalam lemari tuaku, tempat buku-buku sekolah ku meneduhkan lelahnya, setelah bekerja seharian. Menahan perihnya tinta pulpen murah, yang kadang-kadang berulah, bertingkah serta harus ditiup disetiap menitnya.
Aku menemukan tulisan lama tentang cinta, iya. tentang wanita itu.
Wanita yang pernah datang dan tanpa memberi tujuan dimana letak akhir perjalanan kami, lama-lama kata cinta akan berada di tempat sampah, yang kemudian dikutip kembali, karna patah hati adalah potensi kata pidibaiq, dan itu iya, Isi kertas usang itu begini.
"Kau jangan menjadi alasan kepada pagiku agar giat ke sekolah, nanti kau akan kutagih dihari selanjutnya, aku takut kau lelah, menyerah.
Lalu bagaimana aku harus menjawab hatiku sendiri, jika ia patah, Jangan buat aku rindu jika kau tak punya temu."
Aku yang lama memang seperti itu, dan iya aku sering begitu sendiri.
Bahkan, teman dekatku selalu bilang aku ini terlalu kesepian, dan benar, terlalu benar.
Aku butuh kesepian untuk maju, untuk berkembang dalam duniaku.
Aku tidak ada masalah dengan sepiku, karna aku mau ia tumbuh menjadi kekayaan,
Kekayaan hayal,sungguh.
Menurutku, setiap tulisan lahir dari sebuah kesepian, sepertinya iya.
Yuknga:75
Bumi Ayu, 22 juli 2018