Tak lama selepas mengajar aku beristirahat sebentar karena perutku masih cukup terasa sedikit keram karena perihal bulanan wanita. Kurang lebih jam setengah sembilan aku bergegas untuk bersiap-siap pergi berbelanja. Saat itu ialah malam Kamis, tapi orang Indonesia, khususnya di daerahku biasanya menyebutnya tetap malam Jum’at. Entahlah... Ahaha...
Pawana cukup menusuk remuk tulang di gulita itu. Sayangnya aku lupa memakai jaketku karena agak terburu-buru. Yeah, aku takut tempat perbelanjaan sehari-hari di Kota Madiun, Jawa Timur itu akan tutup sebentar lagi. Tujuanku tidak lain tidak bukan ialah pergi membeli cemilan sehatku, buah. Yep, aku terlampau jatuh hati pada mereka, buah-buahan. Aku juga ingin membeli buah semangka besar karena ZIN atau guru Zumbaku berulang tahun kemarin & Alhamdulillah kami para membernya ingin memberikan sedikit kejutan padanya
Tak ayal tempat yang pertama kali kusinggahi pastilah area buah-buahan di swalayan Kota Madiun. Cukup ramai customer saat itu. Sewaktu aku sedang memilih buah-buahan, salah satu staff di area buah-buahan tersebut menghampiriku.
Staff tersebut cukup terlihat ramah karena jujur ini adalah kali keduanya aku bersua temu dengannya di sini dalam bulan ini, di swalayan Kota Madiun tersebut.
Tentu saja terlihat bahwa dia adalah salah satu pegawai baru di sini karena sebelumnya, lebih tepatnya selama setahun lima bulan aku di sini, aku belum pernah melihatnya sekalipun. Ditambah lagi dia sedang memakai baju hitam putih pertanda bahwa dia adalah anak magang atau anak baru yang baru bergabung di perusahaan retail tersebut.
Lamun jujur aku bukan lebih berfokus pada pelayanan yang sangat supel yang dia berikan kepadaku. Walakin bagaimana cara dia melayaniku dengan sangat baik di atas sepatu yang terlihat sudah agak tak layak atas pada kaki indahnya. Yeah, tak sengaja aku melihat sepatu (hitam)nya. Sedikit menganga, ma’af, kucel dan terlihat seperti kesempitan.
Tentu saja aku tidak menunjukkan pandanganku tersebut kepadanya karena aku rasa aku cukup lihai dalam mengalihkan pandangan seseorang atas sesuatu yang bisa membuat orang tersebut tidak nyaman nantinya. Aku teridam suka belajar banyak hal atas apa yang terjadi di sekitarku.
(Image source by : pixabay.com)
Kilas balik saat beberapa kali tak sengaja ketika aku sedang berjalan-jalan pinggir jalan raya sepanjang bangku besi kayu indah panjang dengan kerlap-kerlip lampu hias cahaya malam di tengah gemerlapnya Kota Purabaya, banyak becak-becak serta pedagang mainan anak bersepada yang benar-benar sudah sepuh tua renta. Menyebutnya saja aku tak tega karena mereka benar-benar setua renta itu yang bahkan mungkin menghela napas atau bergerak saja suah susah.
Mereka sering tertidur di atas roda tiganya seraya menunggu penumpang yang entah kapan (tak) datangnya. Wajahnya mereka ketika tertidur pulas terlihat guratan yang menanda kabarkan bahwa betapa lelahnya mereka dengan dunia mereka namun tetap berusaha gigih tak menyerah demi keluarga dan sesuap nasi untuk hari ini.
”Ngapunten nggeh, Pak. Ma’af mengganggu. Iki ada sedikit rezeki, jus alpukat susu coklat dingin. Di minum nggeh, Pak”, Ujarku kepada seorang bapak pengayuh roda tiga yang sudah sangat tua renta yang tak sengaja terbangun ketika aku meletakkan cup jus alpukat di atas becaknya. Tentu saja aku tidak bermaksud membangunkannya karena aku tahu betapa letihnya ia dengan (hidup) kerjanya.
Terlalu besar malu rasanya menyampaikan ini. Tapi tentu saja cerita ini butuh ibrah atau iktibar yang perlu dipetik dari sebuah tulisan yang bernawaitu mengajak para pembaca berusaha membuka pikiran atas bagaimana sesungguhnya beberapa kehidupan di luaran yang terkadang jauh dari apa yang kita bayangkan dan pula jauh dari apa yang mereka harapkan.
”Matur suwon, terima kasih sangat, Ndok. Semoga Yaa Rahim membalas kebaikanmu. Kebetulan Bapak lagi haus. Bapak sangat menghargainya”, Ujarnya seorang pengayuh becak tua renta kepadaku di pekat dingin gelita itu.
Aku lanjutkan dengan memberi beberapa pengayuh becak tua renta lainnya, pedagang asongan yang juga sudah sepuh yang terduduk di pinggir jalan dengan sepeda ontel tuanya beserta dagangan mainannya. Selebihnya aku berikan kepada tukang parkir.
Sujud syukur tak dapat dipungkiri ada kepuasan & ketenangan bathin tersendiri setelah berbagi dengan orang-orang di sekitar kita apalagi dengan mereka yang benar-benar membutuhkan. Bagiku ini bukan soal seberapa besar yang engkau beri, namun seberapa ikhlas kau dalam berbagi. Siapa yang tahu akan lusa, besok atau hari ini...? Tentu saja ini semua bukan tentang memberi atau berbagi. Ini semua tentang jenjam damai setelah pergi dari sini. |
---|
With my pleasure invite my stunning ladies @jimiaera02 @tripple-e @ukpono @ninaa04 @purpleidy23 @yahnel @ulfatulrahmah
@inudi @aminasafdar @dipi2024 @ifatniza @tammanna @safridafatih @dederanggayoni @zhafirah @sriiza @megaaulia @sailawana @dewirusli join this adorable contest
Special thank you to my gorgeous lady, @ruthjoe who makes this fascinating contest 🥰
Big thank you to my stunning ladies @aviral123 @shiftitamanna @vishwara @ninapenda & @m-fdo for the supports 💖🥰.
Warm regards,
Intropluv
Greetings @asiahaiss, Thank you for being part of the community, participating in our community and sharing your quality content with us.
Vote @pennsif.witness for growth across the Steemit platform through robust communication at all levels and targeted high yield developments with the resources available. Vote here
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit