Hai rekan-rekan steemian. Apa kabar. Semoga sehat ya. Oh iya, oretan sederhana ini, hanya secuil kisah nyata yang biasa saja. Tak menggemparkan dunia. Hanya bermujahadah mengirimkan niat pahala buat ibunda tercinta yang baru saja meninggal dunia (10/11/2024) dan juga untuk Ayahanda tercinta nun telah lama mendahului pergi menghadap-Nya (4/8/1995). Jauhkan dari niat riya dan semoga menjadi nilai dakwah juga. Begini kisahnya:
Siang itu (Selasa,12/11/2024), Aku salat dhuhur di Masjid Istiqamah Kota Lamlo. Suara azan jika dikumandangkan akan terdengar dikampungku Gampon Juròng Pantè alias Leupum. Ya, hanya samar-samar. Jika naik motor sekitar lima menit dengan santai akan tiba. Kebetulan tak ada motor maka Aku nebeng atau ikut bareng ke masjid dengan Bang Is.
*Masjid Istiqamah Kota Lamlo, Pidie)
Azan sudah dikumandangkan dengan syahdu. Para warga yang dari rumah berdatangan, para penjual tak ketinggalan dan anak-anak sekolah Tsanawiah dekat masjid juga meramaikan. Sambil menunggu iqamah ada yang salat sunat qabliyah dhuhur. Aku melihat hampir semua siswa tak salat sunat. Ya, hukumnya sunat, salat boleh dan tak salat boleh juga. Namun alangkah baiknya salat, karena salat ini dapat menambah amal ibadah. Sunat Mu'akadah. Maka Aku inisiatif mengajak para siswa salat. Walau dengan berat hati dan keheranan siswa-siswa ini berdiri salat. Ada juga yang ngak mau kerjakan. Hana masalah (tidak masalah), Aku hanya mengajak dan menghimbau.
Salat pun tegak setelah iqamah selesai di alunkan. Usai salat Aku tak pulang dulu. Bang Is yang sudah menunggu dihalaman masjid, Aku persilahkan pulang duluan. Aku harus mengaji sesaat dengan niatkan pahalanya buat almarhum Ibunda tercinta. Nah, selesai semua, karena perut terasa lapar. Aku putuskan makan siang di pasar.
Warung Nasi Mila Rasa
Aku mampir disalah satu Warung Nasi (Warnas) Mila Rasa yang berlokasi di jln. Beureunuen -Tangse, Lamlo, Kota Bakti, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Aku mampir dan secara prasmanan Aku ambil sendiri. Pelengkap makan maka pesan minuman Teh obeng. Teh obeng bukan Teh dibuat pakai obeng.Hehe. Teh obeng biasa disebut Teh manis dingin.
Saat Aku menikmati makanan dengan lauk variasi, yaitu telur dadar, pergedel dan Bòh itèk jeruk (telor asin) serta plus kuah plik U, mataku memandang seorang tua asyik makan didepanku pada kursi yang lain. Aku amati dengan seksama walau sambil mencuri tatapan. Aku hampir menyelesaikan makan, juga pak tua tersebut.
"Bang, nanti nasi Pak Tua itu biar Aku bayar," pesanku sama penjual nasi. "Ok Pak," jawab anak muda ini singkat.
Aku cepat beraksi menyelesaikan biaya nasiku dan pak tua tersebut. Aku tak kenal beliau. Beliau pun tak kenal Aku. Saat beliau berdiri dan menuju kearah penjual untuk bayar, tiba-tiba beliau dihadiri oleh seorang pemuda berkulit hitam dan berkaos putih. Aku tak tahu apa yang dibicarakan. Tepat beliau disampin kananku.
Pak tua itu terperanjak mengetahui nasinya sudah dibayar. Beliau tidak tahu siapa yang bayar. Setelah diberi tahu oleh pemuda penjual nasi, maka barulah kami saling menegur. Beliau spontan memukul bahu kananku dengan penuh keakraban seraya berterima masih. Aku melihat diraut wajahnya tak kenal dengan diriku. Namun beliau bahagia. Aku pun bahagia. Damai sekali jiwa ini.
Warnas Mila Rasa tampak dari luar
Setelah beliau keluar dan pemuda berkaos putih itu tak ada di warung nasi, maka Aku bertanya dengan penjual."Bang, bicarakan apa kakek tua tadi dengan pemuda tadi," tanyaku santai. "Anak muda itu ingin membayar nasi pak tua tadi," jawabnya dengan senyum. Alhamdulillah, karena niatku lebih duluan maka terlambat anak muda tersebut ingin beramal. Nah, jika terlambat dalam berlomba-lomba buat kebaikan maka diserobot oleh orang lain. Ini buktinya. Aku niatkan pahalanya untuk dialirkan kepada almarhumah Ibuku yang baru saja meninggal dunia pada hari Pahlawan, 10 November 2024, pukul 07.30 WIB di Lamlo. Juga tentunya buat ayahku serta mertua priaku. Aku keluar meninggalkan Warnas Mila Rasa dan pulang kerumah menggunakan ojek atau RBT.
Buat ibunda, Lahul Al-fatihah. Allahummaqfirlaha war hamha wa'afiha wa'fu'anha. IBUKU, PAHLAWANKU. Berlombalah berbuat kebajikan selama masih hidup.