Pernah suatu ketika dalam salah-satu forum training kepemimpinan. Sang fasilitator menanyakan pada peserta training. “Siapa penting antara pemimpin dengan yang dipimpin (rakyat)?”.
Secara spontan peserta pun merespons pertanyaan tersebut dengan berbagai argumentasinya. Hampir semua peserta memberikan tanggapannya. Ada yang mengatakan lebih penting rakyat dengan pemimpin. Ada juga yang mengatakan lebih penting pemimpin dengan rakyat. Sepintas, tidak ada yang bisa disalahkan. Setiap tanggapan mereka di lengkapi dengan berbagai argumentasi yang kuat.
“Untuk apa pemimpin, keberadaan pemimpin tidak memberikan efek apa-apa bagi rakyat. Mereka asyik korupsi, hanya mengumbar-mengumbarkan janji saja yang penuh dengan kebohongan”. Sebut salah-satu peserta yang pro dengan pernyataan “lebih penting rakyat dengan pemimpin”. “Kalau tidak ada pemimpin akan kacau balau tatanan masyarakat, karena tidak ada yang mengatur, tidak ada yang mengarahkan, makanya penting sekali pemimpin”. Argumentasi bantahan yang tidak kalah menariknya, mewakili dari peserta training yang pro dengan pernyataan “lebih penting pemimpin dengan rakyat”.
Forum mulai tegang, suasana sudah mulai panas. Mereka saling berapologi untuk memperkuat argumentasinya masing-masing. Dengan penuh percaya diri sang fasilitator pun hanya senyam-senyum di depan peserta. Sang Fasilitator berhasil memancing peserta. Untuk menghindari perdebatan yang tidak ada titik temu, sang Fasilitator langsung mengambil alih dengan mempersilahkan pemateri untuk meluruskan hal tersebut.
“Satu hal yang perlu saya sampaikan” pemateri mengawali pembicaraannya. “kita tidak boleh terjebak dengan kondisi. Kenapa pemimpin itu terkesan tidak penting? Karena pemimpin itu tidak memposisikan dirinya sebagaimana layaknya seorang pemimpin. Kondisi yang terjadi sekarang pemimpin itu terjebak dengan berbagi persoalan, yang menjatuhkan eksistensi kepentingan keberadaan seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakat. Coba kalau seandainya pemimpin itu tidak korupsi, menepati janji-janjinya, memperhatikan kemaslahatan secara umum, tidak pilih kasih atas dasar alasan apapun. Maka saya yakin, keberadaan mereka ditengah-tengah masyarakat akan dipentingkan kembali".
Once upon a time in one of the leadership training forums. The facilitator asks the trainee. "Who is important between the leader and the led (the people)?".
Spontaneously the participants responded to the question with various arguments. Almost all participants responded. Some say more important people with leaders. There are also those who say more important leaders with the people. At first glance, there is nothing to blame. Each of their responses is complemented by strong arguments.
"For what leader, the existence of a leader does not give any effect to the people.
They are engrossed in corruption, just spit-spit promises are filled with lies ". Call one pro participant with the statement "more important people with leaders". "If there is no leader will mess up the order of society, because there is no governing, there is no directing, so it is very important leader". The argument of argument is no less interesting, representing the pro-training participants with the statement "more important leaders with the people".
The forum began to tense, the atmosphere was getting hot. They each berapologi to strengthen their respective arguments. Confidently the facilitator was only smiling in front of the participants. The facilitator managed to lure the participants. To avoid an argument that has no common ground, the Facilitator takes over immediately by allowing the presenters to straighten it out.
"One thing I need to say" the speaker started his conversation. "We should not be stuck with the conditions. Why does the leader seem unimportant? Because the leader does not position himself as a leader. Conditions that occur now the leader is trapped by sharing the problem, which drop the existence of the interests of the existence of a leader in the midst of society.
Try if if the leader is not corrupt, keep his promises, pay attention to the benefit in general, no favoritism for any reason. So I am sure, their existence in the midst of society will be re-emphasized ".
Mohon tanggapannya @nasrullahilyas
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit