![2636116198.jpg](https://steemitimages.com/640x0/https://cdn.steemitimages.com/DQmQJb5WJZpCRUjaG3o3rN1AZDSYxEt1WTGoLrnirfmjbDQ/2636116198.jpg)
Orang tidak lagi memandang waktu cuma milenium, abad, dekade, tahun, bulan, minggu, hari, jam ataupun menit ataupun detik, namun waktu mulai dilihat selaku peluang.
Kejadian tertentu terjalin cuma satu kali, yang dalam konsep orang Yunani Kuno diucap kairos. Maksudnya, waktu merupakan peluang. Peluang yang terjalin dalam waktu yang kronos cuma terjalin sekali. Dengan kata lain, tidak bisa jadi suatu peristiwa terjalin 2 kali.
Pemikiran waktu tipe kairos ini pengaruhi seluruh hal- mulai dari pengharapan, penderitaan apalagi pekerjaan. Untuk Kalangan Puritan misalnya, apa yang dicoba dalam hidup ini wajib dipertanggung jawabkan nanti.
Tidak terdapat benak, perkataan ataupun aksi yang hendak lepas dari pertanggungjawaban. Jadi, pemikiran terhadap waktu untuk orang yang hidup pada abad 16 sungguh- sungguh.
Perilaku buat tidak membuang waktu kian dominan. Orang tidak lagi bermalas- malasan. Orang pada era itu tidak lagi sembarangan bekerja. Mereka memikirkan pekerjaan yang cocok dengan bakat serta talenta mereka tiap- tiap.
Oleh sebab waktu merupakan terbatas serta peluang pula bisa jadi sekali, orang- orang pada era itu menciptakan etos kerja yang sangat kokoh.
Kerajinan serta kekayaan ialah akibat dari falsafah ini. Kala waktu dihargai serta digabungkan dengan kerajinan, kekayaan modul ikut dan mendampingi kehidupan mereka.
Lelet laun mereka jadi makmur. Waktu kian lama kian diidentikkan dengan duit.
Sangat disayangkan Benjamin Frankin" Ingat, waktu merupakan duit; kejujuran berguna dalam bisnis." Ini pemikiran yang tidak seluruhnya benar.
Waktu memanglah dapat dikonversikan dengan duit. Duit ataupun kekayaan dapat jadi hasil dari falsafah waktu yang sangat ketat.